3-5-2 Jadi Kunci IRS Redam Garec's




IJL.Com- Berhasil meredam gemuruh serangan Garec's  jadi kebanggaan tersendiri untuk anak-anak Indonesia Rising Star (IRS). 3-5-2 adalah kunci.

Ujian besar cukup sukses dilalui anak-anak IRS. Berhadapan dengan Garec's, tim yang diarsiteki Sulistyo Hartono tersebut sukses menahan pasukan Cengkareng dengan skor imbang 1-1.

Sempat tertinggal lebih dahulu lewat gol Daffa Satrio pada babak pertama tidak lantas membuat IRS panik. Memasuki interval kedua, Goesty Raka Pratama dan kawan-kawan tampil begitu on-fire.

"Interval kedua saya mencoba mengubah skema posisi, di babak pertama memakai pola 4-4-2 lalu bergeser ke 3-5-2. Menghilangkan full-back dan mendorong dua gelandang (Fava Sheva dan Fauzan Akbar) lebih maju ke depan," jelas Sulistyo.



"Pada babak pertama kami lemah dalam urusan duel perebutan bola di area lawan. Benar-benar tak ada pemain IRS di sana, gelandang tidak ikut menjaga jarak dengan penyerang alhasil ketika lini depan kehilangan bola maka Garec's begitu nyaman melakukan serangan balik," sambung pelatih yang akrab disapa dengan panggilan Komeng tersebut.



Mencuri dominasi lini tengah pada babak kedua diyakni Komeng jadi salah satu kunci IRS meredam gemuruh serangan Garec's. Ia pun begitu paham soal ketajaman juru gedor tim lawan, Daffa Satrio. 

"Cara IRS menahan serangan Garec's tak lain dengan menambah jumlah pemain pada sektor tengah, tetap memberikan tekanan di depan sekaligus tidak membiarkan tim lawan melakukan umpan direct ke daerah pertahanan kami," beber Komeng.







"Saya tahu mereka punya Daffa yang bermain layaknya Fernando Torres, predator kotak penalti. Beruntung lini pertahanan kami tidak mengulangi kesalahan gol seperti saat babak pertama," sambung Komeng.



Di babak kedua Komeng memang cukup pintar membuat anak-anak Garec's lebih menderita. Salah satu bek lawan, Muhammad Ferdi jadi salah satu korbannya. Sekali dayung dua tiga pulau terlampui, Dzuhri Rayyan sebagai sutradara lapangan armada Cengkareng cukup terkena imbasnya. 

"Di babak kedua, kami fokus dengan pemain belakang lawan agar tidak melakukan direct long pass. Saya melihat di 10 menit akhir, bek andalan mereka sudah mulai melakukan kesalahan, terus melambat," ungkap Komeng lagi.



"Salut untuk tim asuhan Fakhri Rasyid karena di babak pertama mereka sangat agresif. Kami datang dengan status underdog sebaliknya Garec's adalah pemuncak klasemen sementara, tekanan seharusnya ada di kubu mereka, semestinya IRS bermain tanpa beban artinya bisa lebih lepas tapi ternyata tidak seperti yang diharapkan," tutur Komeng.



Gol balasan IRS sendiri di babak kedua tak lepas dari aksi apik Fava Sheva, patron 3-5-2 sungguh membuat ia kembali pada performa terbaiknya. Umpan memanjakan pemain yang mengidolakan Manahati Lestusen itu dengan manis diselesaikan oleh Alief Apikri. Benar-benar elegan, penyelesaian akhir penuh karisma.

Sayangnya di sisa 10 menit jalannya laga, Alief harus ditandu ke luar lapangan. Praktis harapan stiker bernomor punggung 32 itu untuk mencetak brace (dua gol) harus tertunda.

"Karena gol penyeimbang, kami termotivasi bermain jadi lebih agresif, sayang banyak peluang set-piece tidak bisa dimanfaatkan," sesal Komeng.



"Andai pada 10 menit akhir Alief tidak mengalami cedera mungkin kami bisa membalikan kedudukan. Kalau saja sepakan Sheva tidak menipis di sisi gawang, mungkin ceritanya akan lain juga," tambah Komeng.



Meski demikian, Komeng mengaku cukup puas sekaligus bangga dengan perjuangan keras Alief dan kawan-kawan. Melengserkan Garec's dari pucuk klasemen sepertinya sudah menjadi kebahagian tersendiri untuk dirinya.

"Saya ingin mengucapkan rasa syukur atas hasil kemarin, setidaknya kami tidak kalah. Hasil imbang sangat pantas melihat permainan kedua tim. Kami puas bisa mengubah posisi Garec's di tabel klasemen," tandas Komeng seraya tersenyum lebar.



  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa