Abstrax FA Diminta Bermain dengan Kepala Dingin




IJL.Com- Bermain dengan kepala dingin, begitu pesan pelatih Abstrax FA, Teje Junaedi Arfah untuk anak-anak asuhnya. Melanjutkan mimpi buruk Laskar Pelangi jadi bidikan Irsan Nur Azzis dan kawan-kawan.

Jelang laga pekan ke-17 IJL Mayapada U-13 Grup Phenomenon bergulir pada Sabtu (23/2), Abstrax FA terus melakukan persiapan matang. Hasil imbang kontra Pelita Jaya di pekan sebelumnya jadi pelajaran amat berharga untuk tim asuhan Teje Junaedi Arfah.

Absennya Achmad Malik pada laga akhir pekan nanti diyakini Teje tidak akan menjadi persoalan besar. Seperti diketahui saat laga melawan Pelita Jaya, bek bernomor punggung 15 itu harus terkena hukuman kartu merah.

"Persiapan anak-anak cukup baik, kami sudah menyiapkan diri sejak dua pekan yang lalu artinya beberapa hari terakhir ini hanya perlu dimaksimalkan soal cara menyerang maupun bertahan dan mengantisipasi permainan lawan saja," ujar Teje.



"Absennya Achmad Malik tidak akan terlalu mengganggu, kekompakan tim tetap terjaga dan kami sudah mengantisipasi adanya lubang di lini belakang," sambung Teje.



Bermain dengan kepala dingin jadi pesan Teje untuk anak asuhnya. Sebagai seorang pelatih pastinya ia tidak ingin Abstrax FA tampil pincang di atas lapangan.

Selama delapan laga kompetisi IJL Mayapada U-13 berjalan, sudah dua kali Abstrax FA mengantongi kartu merah. Jika terus dibiarkan bukan tidak mungkin akan menjadi preseden buruk untuk tim yang bermarkas di Pesanggrahan, Jakarta Selatan tersebut.

"Pelajaran untuk pemain lain dari kejadian kartu merah kemarin adalah harus bisa mengontrol emosi baik sikap maupun perkataan. Apabila sanggup mengatasi situasi ini hasilnya jika main di level yang lebih tinggi akan terasa lebih baik," tegas Teje.







"Dari penjelasan ke anak-anak, saya rasa mereka cukup paham. Bermain dengan kepala dingin dan tetap fight di lapangan demi hasil yang maksimal," ujar Teje lagi.



Laga versus Laskar Pelangi jadi momentum yang tepat untuk anak-anak Abstrax menebus "dosa". Kebetulan tim lawan juga tengah dalam keadaan tergopoh-gopoh.

Sejak menginjak 2019, Laskar Pelangi belum juga kunjung kembali pada performa terbaiknya. Dari tiga laga terakhir, Aidil Akbar dan kawan-kawan hanya mampu meraih catatan satu seri dan dua kalah.

Terakhir, mereka harus puas ditahan imbang dengan skor 0-0 oleh Ragunan Soccer School. Nampak jelas terlihat dewi fortuna sedang menjauhi tim yang sempat menjadi penguasa puncak klasemen Grup Phenomenon selama dua pekan berturut-turut tersebut.

"Tentunya periode negatif Laskar Pelangi harus bisa anak-anak manfaatkan, dari hasil analisa pertandingan saya lihat beberapa titik lemah lawan yang akan kami maksimalkan untuk mencuri gol," ujar fans berat Liverpool tersebut.





"Berbicara pertandingan terakhir, kami sangat lambat panas, melawan Laskar Pelangi saya akan coba meminimalisir hal tersebut," seloroh Teje.



Berkaca dari laga versus Pelita Jaya, ada satu nama pemain yang bisa diharapkan kembali menebar wangi di atas lapangan. Adalah Tegar Wibisono yang dimaksud.

Sudah dua kali Tegar menyelamatkan muka timnya dari hasil minor. Sebelum gawang Pelita Jaya, ia sudah pernah "menghentak" publik Indonesia Junior League di laga kontra Ragunan Soccer School. Spesialis gol menit akhir.

"Dia pemain yang cepat sekali progresnya, pekerja keras dan pemain cerdas," tutup Teje.





  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa