Angkat Topi untuk Hamzah Abdul Malik




IJL.Com- Penampilan heroik kiper Brazilian Soccer School, M Hamzah Abdul Malik Karim membuat penggawa ASIOP Apacinti gigit jari. Sang pelatih tidak ragu angkat topi.

Brazilian Soccer School sudah kembali. Sempat remuk di tangan ASTAM pada pekan sebelumnya, tim yang bermarkas di Tambun, Bekasi itu perlahan mulai bangkit di pekan ke-12 IJL Mayapada U-13 Grup Sensation.

Tim pemuncak klasemen, ASIOP Apacinti mereka paksa bermain imbang dengan skor 1-1. Makin manis manakala anak asuh Tycho Timmerman sukses memutus rekor clean-sheet Mutiara dari Senayan yang sempat bertahan selama lima laga.

Kesuksesan Brazilian mencuri poin dari ASIOP tak lepas dari aksi-aksi heroik sang penjaga gawang, Hamzah Abdul Malik. Lebih dari empat super-saves dibukukan kiper bernomor punggung 01 tersebut salah satunya dengan posisi menjatuhkan diri tepat di depan bibir gawang saat laga memasuki menit ke-50. 

Urusan duel satu lawan satu, Hamzah pun terbilang ciamik. Ada dua momen ia sukses menutup ruang tembak pemain andalan ASIOP sekaligus top-skorer sementara IJL Mayapada U-13 yang juga mantan rekan setimnya, Odilo Pinutusta. Betul-betul dramatis.

Gigit jari, mungkin itu yang dirasakan anak-anak ASIOP kala melihat banyaknya peluang emas yang mentah di tangan Hamzah. Tidak heran seusai pertandingan, aplaus didapatkan oleh Hamzah dari penonton yang memadati Stadion Mini Cisauk.

"Saya harus angkat topi melihat penampilan Hamzah di laga kali ini," tegas pelatih Brazilian, Tycho Timmerman.



"Dia benar-benar tampil beda tidak hanya sebagai seorang kiper namun juga libero modern. Kebetulan Hamzah dan Pinu dulu pernah satu tim di Brazilian sama-sama sejak usia sembilan tahun, jadi ya Hamzah sudah paham betul cara bermain rekannya itu," sambung Tycho.





Tycho memang sudah paham betul dengan kualitas anak asuhnya tersebut. Proses Hamzah menimba ilmu terekam jelas dalam memori sang pelatih.

"Hamzah itu hasil binaan rekan saya juga yaitu Khusnul Riyadi (eks Persib Bandung era 90-an) dari umur enam tahun," jelas Tycho.





"Khusnul Riyadi sudah tiada sejak dua tahun yang lalu, mudah-mudahan saya bisa meneruskan perjuangannya untuk Hamzah," harap pelatih berlisensi C AFC itu.





Di luar lapangan, Tycho sendiri mengakui Hamzah termasuk anak yang manja. Hal itu nampak berlawanan dengan karakteristik Tycho yang terbilang sangat keras.

Namun Tycho meyakini anak asuhnya bukan tipe pemain dengan mental "tempe". Kalau sudah menginjakkan kaki di atas rumput hijau maka tidak ada pilihan selain mengemban tugas sebagai seorang prajurit di medan tempur.

"Hamzah ini anak bontot  jadi kalau ada orangtuanyanya suka manja tapi dia tipe anak yang mau belajar," jelas Tycho.


"Semua anak-anak di Brazilian dekat sama saya walau dalam latihan saya ini memang agak keras. Tapi mereka tahu itu semua demi kebaikan," sambung Tycho seraya tersenyum.



Hasil imbang kontra ASIOP memang jadi modal berharga Brazilian demi menjaga asa lolos ke fase knock-out. Saat ini Hamzah dan kawan-kawan ada di peringkat kedelapan dengan raihan 13 poin dari lima laga.

Meski demikian, Brazilian tidak boleh terlena. Jelas posisi mereka saat ini masih belum aman, lengah sedikit saja maka akan terasa sangat fatal akibatnya.

"Saya tahu kemampuan anak-anak, apa lagi ini IJL ini formatnya liga. Mereka akan terus menikmati proses dan progres cuma memang ada catatan sedikit waktu lawan ASTAM dimana kita kesulitan karena enam pemain harus absen khususnya di sektor lini belakang," tutup Tycho.




  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa