Aqeela Queen Azzura: Wonder Woman Tajimalela Ketagihan Bendung Tendangan Penalti




IJL.Com- Tak mau sekadar jadi penggembira, Aqeela Queen Azzura mengambil sikap anti mainstream. Meredam amukan badai tidak jadi masalah.

Hingar bingar kompetisi IJL 2020 diramal akan semakin meriah dibanding musim-musim sebelumnya. Selain bermunculan tim-tim debutan yang siap merombak peta persaingan, pemain-pemain dengan karakter unik jadi jaminan mutu tingginya intensitas level pertandingan.

Di skuat Tajimalela FA U-11 misalnya. Tim asal Rawalumbu, Bekasi yang mampu meraih label runner-up plate musim 2019 itu bersiap mengorbitkan salah satu pemain wanita mereka yakni Aqeela Queen Azzura

Yang bikin Queen jadi beda adalah posisinya di Tajimalela sebagai seorang "juru kunci" benteng pertahanan alias penjaga gawang. Di level sepak bola usia dini, pilihan Queen bisa dibilang anti mainstream.

"Queen bergabung di Tajimalela sejak akhir 2017, kala usianya masih delapan tahun, saat itu posisinya bukan penjaga gawang. Satu tahun kemudian, ia mengaku ingin cari tantangan dan tanggung jawab yang baru, pilihannya ya menjadi kiper," ujar sang pelatih, Dede Syamsudin.

"Tidak ada yang membedakan Queen dengan kiper lainnnya, latihannya tekun sekali, kemauan dan tekadnya sangat besar," sambung Dede.



Mental bertanding. Itu pula yang membuat Dede yakin Queen bisa menunjukkan pesonanya sebagai penjaga gawang jempolan di kompetisi seketat Indonesia Junior League. Akan banyak aroma baru disuguhkan demi memanjakan mata penonton.

Salah satunya soal keahlian Queen menepis tendangan penalti.  Bukan sekali-dua kali ia dikalungi gelar pahlawan dari rekan-rekan setimnya di Tajimalela.

"Queen sangat sering menepis tendangan penalti. Itu yang membuat saya kagum. Pernah dalam satu pertandingan, semua tembakan algojo tim lawan dimentahkan.  Bisa dibilang, urusan membendung penalti, Queen adalah spesialisnya," ungkap Dede.

"Gesturnya mengacaukan konsentrasi lawan saat ada tendangan penalti pede sekali," terang Dede.



Queen sendiri mengaku memang sudah ketagihan menjalani drama adu penalti. Lagi-lagi, ia memang tipe srikandi rumput hijau yang hobi memacu adrenalin.

Kiper Timnas Indonesia U-16, Ernando Ari jadi panutan Queen. Selain itu dia juga tergila-gila dengan penjaga gawang Barcelona, Marc Andre Ter Stegen dan Hope Solo (Timnas Putri Amerika Serikat).

"Suka saja kalau sedang ada tendangan penalti. Lebih besar tantangannya dan jadi lebih seru. Ya, momen adu penalti selalu saya nantikan," ujar Queen.



"Rahasia menepis penalti? Tetap fokus satu titik tatap mata lawan," sambung Queen seraya tersenyum.



Di era sepak bola yang semakin modern, Queen juga menyadari tugas kiper bukan melulu soal berdiri di bawah mistar gawang menjaga kesucian benteng pertahanan. Sekarang, mereka terus berevolusi, dituntut untuk lebih aktif mendistribusikan bola (build-up) dari lini belakang sebagai titik episentrum skema serangan balik.

Manuel Neuer (Bayern Muenchen), Allison Backer (Liverpool), Ederson Moraes (Manchester City) adalah contoh terbaik kiper yang mampu memainkan peranan tersebut. Tendangan gawang sampai lemparan jauh seorang kiper kini ibarat sebuah ramuan mujarab, bagian dari taktik pemecah kebuntuan.

Dari beberapa foto aksi Queen di atas lapangan, tim komite pemain IJL sudah meraba potensinya soal kejelian Queen melakukan lemparan jauh. Kuda-kudanya begitu kokoh, javelin teknik yang terus diasah bisa jadi senjata mahal di kemudian hari.

"Untuk seusia Queen saat ini yang terpenting adalah bagaimana saya meyakinkan dia untuk bisa belajar tanggung jawab, jangan takut salah, habiskan jatah gagalmu, berlatih lagi di jam latihan. Pertandingan sesungguhnya nanti di level 11 v 11," tegas Dede.

"Saya melihat ini adalah proses Quenn menuju mimpi dia menjadi kiper Timnas Putri Indonesia," tandas Dede seraya tersenyum.






  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa