Ayadi Dogol; Nyaman di Belakang Layar




IJL.Com- Nama Ayadi Dogol sudah tidak asing lagi di telinga pemain jebolan Villa 2000 dari masa ke masa. 16 tahun sudah, maju terus pantang mundur.

Nama mendiang Jauhari Yusup begitu terekam betul dalam memori pelatih Villla 2000 di kompetisi IJL Mayapada U-13, Ayadi Dogol. Tanpa andil sang guru bisa jadi Dogol tak ada di keluarga besar Black Orange.

Sambil menyelam minum air, mungkin itu peribahasa yang tepat untuk menggambarkan kisah perjalanan Dogol bersama Villa 2000. Bisa dibilang sampai detik ini sebagian hidupnya hanya untuk Black Orange.

"Sejak 2003 di sini. Guru pertama saya almarhum Jauhari Yusup dan juga bang Iwan Setiawan. Melatih dan sekaligus berguru ya cuma bisa di Villa 2000," ujar Dogol.



"Saya ini memang tipe orang yang haus ilmu apalagi soal sepak bola dan kebetulan diajak almarhum Jauhari Yusup melatih di Villa 2000. Disini banyak pelatih top, sayang untuk melewatkan kesempatan tersebut," sambung Dogol seraya tersenyum.



16 tahun mengarsiteki Villa 2000, pemain datang silih-berganti dan suka-duka didapat Dogol. Bermain di belakang layar ia tidak akan pernah lupa bagaimana sosok yang kini sudah besar hingga sampai berseragam Timnas Indonesia seperti Rezaldi Hehanusa, Ryuji Utomo sampai Ambrizal Umanailo lahir dari rahim Black Orange.

Ada senyum lepas terpancar dari wajah Dogol saat mendengar nama-nama tersebut. Bagi dirinya ada sebuah kebanggaan yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata.

"Tidak dapat saya lupakan momen-momen saat diberi kesempatan melatih anak-anak jebolan Villla 2000 yang saat ini sudah menjadi pemain profesional. Setiap lihat mereka tampil di televisi terkadang ada rasa haru," ujar ayah dari Arigo Juneville Fabiano, pemain jebolan IJL All Stars selama dua musim berturut-turut itu.





"Komunikasi dengan mereka juga masih berjalan baik, terkadang anak-anak ini mampir ke Villa 2000," sambung Dogol seraya tersenyum.



Tidak hanya deretan pemain, generasi Villa 2000 kini juga tak henti melahirkan barisan juru taktik muda yang siap meramaikan kancah persepak bolaan Indonesia ke depan. Beberapa diantaranya bahkan jadi lawan Dogol di kompetisi IJL Mayapada U-13.

"Ya sama rasanya melihat mereka masih bergerak lurus di jalur sepak bola, haru campur bangga. Mereka ini masih muda-muda sudah jadi rival saya," ujar Dogol seraya tertawa.


"Diantaranya ada Sulistyo Hartono (Indonesia Rising Star) dan Teje Junaedi Arfah (Abstrax FA). Terkadang mereka masih suka juga minta pendapat tapi saya rasa ilmu pelatih-pelatih muda ini sebenarnya sudah jauh berada di atas saya," sambung Dogol tersenyum.





Nikmatnya bermain di belakang layar memang sudah membuat Dogol nyaman. Baginya generasi emas Villa 2000 tak boleh putus, maju terus pantang mundur.

"Nikmatnya ketika melihat anak yang dari tidak bisa menjadi bisa, kurang mengerti menjadi tambah mengerti. Dan tentunya ada suatu kebanggaan mereka mampu mengaplikasikan proses latihan hingga memainkan sepak bola dengan cara yang benar," tutup pelatih terbaik pekan ketujuh IJL Mayapada U-13 tersebut.






  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa