Ayala Bonamy; Si Mungil yang Jadi Buah Bibir




IJL.Com- Wajah rupawan berbanding lurus dengan performa apik di atas lapangan. Pantas rasanya, Ayala Bonamy jadi buah bibir sepanjang pertandingan.

Serangan udara Java Soccer Academy (JSA) berbuah manis. Bom waktu Stoni Indonesia mampu mereka jinakkan di saat yang tepat.

JSA sendiri sempat tertinggal terlebih dahulu dari Stoni lewat aksi berkelas pemain bernomor punggung 10, Septhialdi Riyanto di menit ke-26. Namun mental anak-anak Halimperdanakusuma tidak jadi ciut. Overlapping dilakukan, dua gol dibukukan lewat skema counter-attack.

Perjuangan tanpa lelah anak-anak JSA membuat sang pelatih, Muhammad Armidi langsung angkat topi. Ia meyakini anak asuhnya memang pantas pulang dengan poin sempurna.

"Ini benar-benar buah kerja keras pemain, mereka selalu mengikuti instruksi pelatih terutama saat kami sedang dalam keadaan tertinggal," jelas Armidi.




"Sebenarnya ada sedikit perubahan strategi juga dimana Sadrakh Humprey yang notabene adalah bek sentral saya majukan agak sedikit ke depan. Bicara taktikal, kami memang sangat memerlukan peran gelandang bertahan mengingat karakter Stoni yang sangat agresif," sambungnya lagi.



Menyebut satu nama tanpa mengesampingkan pemain lain ada penggawa JSA yang terus dapat sorotan saat laga kontra Stoni yakni Ayala Bonamy. Pemain bernomor punggung 33 dengan rambut gondrong dikuncir bak rocker kenamaan membuat dirinya paling sering disebut oleh komentator pertandingan. Ia seperti magnet, tak henti menarik perhatian.

Ditunjang wajah rupawan, aksi heroik Ayala memang kian menjadi-jadi di atas lapangan. Satu gol penentu mampu dilesakkan. Tak hanya itu, ia melakukan penyelamatan fantastis saat membuang bola tendangan pemain Stoni tepat di depan garis gawang JSA. 




Jadi pemain mungil diantara deretan "raksasa" skuat JSA tidak membuat Ayala tenggelam. Mentalitasnya mengolah si kulit bundar memang terbentuk dari proses latihan tim.

Tidak heran, pujian mengalir dari Armidi untuk Ayala. Bahkan sang pelatih tidak ragu memberi nilai tinggi untuk anak asuhnya tersebut. Lengkap sudah.

"Ayala ini sebenarnya sempat terancam absen karena baru sembuh dari sakit makanya performanya lebih terlihat di babak kedua. Gol penentu dan penyelamatan super krusial, saya beri nilai sembilan untuk dia," jelas Armidi.



"Secara skill, dia memang sangat mumpuni. Karena itu posisi gelandang tengah atau playmaker JSA jadi jatahnya di atas lapangan. Pemain dengan postur paling kecil diantara rekan-rekan setimnya, tapi lewat proses latihan ia dapat belajar membangun mental bermain," sambung Armidi.



Namun sebagai seorang pelatih, Armidi tidak mau anak asuhnya jadi besar kepala. Ya, nilai sembilan masih meninggalkan catatan untuk seorang Ayala.

"Tapi saya tidak ingin dia cepat puas. Soal gaya permainan, Ayala ini sering lambat panas mirip-mirip mesin diesel. Artinya kalau bisa perbaiki hal tersebut, mungkin performanya akan lebih baik lagi," tutup Armidi seraya tersenyum.






  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa