Bima Aidil; Bukan Sembarang Anak Mami




IJL.Com- Di balik rentetan aksi heroik Bima Aidil, ada cerita dari balik layar yang baru terungkap. Spiderman itu ternyata anak mami.

Kalau bukan karena aksi Bima yang mampu menahan tiga tendangan 12 pas tiga algojo Garec's, trofi IJL U-13 akan begitu terasa jauh dari pelukan skuat M'Private Soccer School. Tidak heran seusai pertandingan, kiper jebolan IJL Elite 2017 itu diarak bak pahlawan pulang dari medan perang.

Bagi Bima, ini untuk kedua kalinya di gelaran IJL ia membawa M'Private lolos dari lubang jarum pusaran drama adu penalti. Sebelumnya, aksi heroik ia pertontonkan di laga kontra Cipta Cendikia FA pada babak perempatfinal.

Di pertandingan versus Cipta Cendikia, saat itu Bima bahkan tampil sebagai eksekutor penalti sebagai penentu tiket M'Private untuk lolos ke partai semifinal. Namun memang jumpa Garec's kemarin levelnya begitu jauh lebih monumental.

"Jujur ya, kalau sudah ada adu tendangan penalti, saya ga berani melihat, mata saya tutup. Ini perasaan campur aduk, jantung dag-dig-dig-dug, kadang kapok juga kalau sudah ada yang namanya adu penalti," ujar ayah Bima, Sardi.



Akhir pekan kemarin, Bima memang seperti ketiban durian runtuh. Selain berhasil membawa M'Private meraih gelar kampiun IJL U-13, bocah asal Cileungsi, Kabupaten Bogor itu juga menggondol gelar kiper terbaik.

Gelar tersebut faktanya semakin mengukuhkan Bima sebagai kiper jempolan yang lahir dari sengitnya persaingan IJL dari musim ke musim. Seperti diketahui, 2017 lalu saat masih berseragam M'Private U-11, trofi kiper terbaik juga pernah ia bawa pulang.

"Surprise pastinya, karena saya mengira banyak kiper-kiper yang tak kalah bagusnya. Kompetisi IJL U-13 yang semakin ketat dari babak penyisihan grup sampai sistem gugur membuat Bima jadi lebih siap untuk banyak belajar," ujar Sardi.



"Ini untuk kedua kalinya Bima mencium trofi kiper terbaik, saya dan ibunya selaku orangtua kembali dibuat bangga. Trofi 2017 disimpan rapi di kamarnya, rajin sekali dibersihkan. Mungkin nanti saya mau buat lemari khusus karena kedatangan yang baru lagi. Paling penting Bima selalu saya ingatkan agar tetap rendah hati, tidak boleh sombong," tambah Sardi seraya tersenyum lepas.






Pantas memang Bima membuat kedua orangtuanya tersenyum bangga. Si bontot yang begitu manja di rumah namun ketika sudah menginjak rumput hijau, auranya langsung berubah drastis 180 derajat.

Siapa sangka di balik rentetan aksi heroiknya, Bima punya sebuah rahasia unik yang diungkapkan oleh sang ibu. Ya, Bima adalah anak mami, tapi bukan sembarang anak mami.

"Maklum anak bontot, kedua kakaknya juga sudah menikah. Jadi manjanya sama saya luar biasa, sampai sekarang tidur saja minta dikelonin, bahasanya ya anak ini kolokan lah. Kalau Bima ga di rumah terkadang justru itu yang bikin kangen," ujar sang ibu, Yani Setiadi tak kuasa menahan tawa.



"Tapi uniknya ya itu pas sudah sampai di lapangan urusannya sudah sepak bola, berubah drastis Bima, manjanya langsung hilang, ga kelihatan sama sekali. Itu sebenarnya yang buat saya sebagai ibunya tambah bangga," tambah Yani.



Bima sendiri sebelumnya pernah berharap dirinya bisa kembali berdiri di bawah mistar gawang IJL Elite sama seperti 2017 lalu. Setidaknya, gelar kiper terbaik yang baru ia rengkuh adalah modal kalau ia memang sudah kadung pantas.

"Oh itu pasti, ga bakal mikir-mikir apalagi ditolak, bagi saya membela IJL Elite 2017 lalu adalah bagian dari pengalaman paling sulit dilupakan. Saya banyak ambil pelajaran dari kompetisi IJL," tutur Bima.



  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa