Bryan Muharram: Gembleng CISS Bermodal Like Father Like Son




IJL.Com- Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, ungkapan tersebut rasanya layak disematkan untuk pelatih CISS U-11, Bryan Muharram. "Warisan" sang ayah ibarat jarum kompas agar tak hilang arah.

CISS U-11 mulai menemukan bentuk permainan terbaiknya. Perlahan tapi pasti, tim yang bermarkas di Lebak Bulus, Jakarta Selatan tersebut bergerak tegap meramaikan zona papan atas Indonesia Junior League (IJL) U-11 Grup B Sensation.

Namun sayang Akhtar Ghaisan Gumay dan kawan-kawan harus mengurungkan niatnya untuk cepat-cepat tancap gas. Seperti diketahui, mereka harus terpaksa menepi dikarenakan tertundanya jadwal roda kompetisi IJL U-11 berkenaan dengan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga kendala faktor alam berupa cuaca ekstrem.

Meski demikian hal tersebut tidak membuat sang pelatih, Bryan Muharram Setiawan Anwar ambil pusing. Dua bulan urung berkompetisi bukan jadi alasan gagal fokus.

"Kami tetap latihan seperti biasa, seminggu dua kali. Fokus saya untuk tim masih sama, memperbaiki kualitas individu masing-masing pemain. Ada sedikit pemahaman taktikal juga yang mulai saya terapkan ke anak-anak," ujar Bryan.



"Saya selalu berfikir positif saja, dengan adanya penundaan berarti kami punya waktu panjang untuk persiapan," sambung Bryan seraya tersenyum.



Ya, meski CISS tengah diselimuti periode positif, Bryan enggan larut tenggelam dalam euforia. Ia sadar betul panasnya atmosfer kompetisi IJL bukan kaleng-kaleng.

Bak seorang pandai besi, mengasah kekompakan tim hingga berbuah kolektivitas yang runcing jadi PR terbesar Bryan. Ia sendiri mengakui materi pemainnya bukan masuk dalam level bintang tujuh.

"Kalau progres paling terasa saya melihatnya lebih pada kekompakan tim dan peningkatan anak-anak soal pemahaman taktikal. Jujur, bicara materi pemain kami masih banyak kalah kualitas individu dengan tim-tim lain. Ada memang beberapa tapi tidak merata," ujar Bryan.



"Selebihnya, balutan motivasi agar selalu siap kerja keras saya tanamkan ke semua pemain," sambung pelatih berusia 28 tahun tersebut.





Di usia yang masih terbilang muda, Bryan bisa dibilang memang sudah lama melek ilmu sepak bola. Bukan tanpa sebab mengingat dirinya tumbuh dari lingkup keluarga penggiat dunia si kulit bundar.

Semua tak lepas dari campur tangan sang ayah, Iwan Setiawan. Figur pelatih yang dikenal sudah banyak makan asam-garam kancah persepak bolaan Indonesia saat membesut Persija Jakarta, Persebaya Surabaya, Borneo FC. Juru taktik yang doyan mengorbitkan "daun muda", sebut saja Hasyim Kipuw, Ramdani Lestaluhu sampai Irfan Jaya.

Tak pelak, banyak ilmu dari Iwan yang diserap oleh Bryan. Termasuk soal gaya permainan CISS saat ini yang ia sebut adalah warisan dari sang ayah.

Ya, like father like son. Di atas rumput hijau, gaya permainan pun seperti buah yang jatuh tak jauh dari pohonnya.

"Selalu sharing dengan ayah mengenai tim sehabis pertandingan. Termasuk soal gaya permainan defense counter yang saya terapkan di CISS," ungkap fans berat Andrea Pirlo itu.



"Saya meniru apa yang ayah lakukan saat menangani sebuah tim. Ia bilang gaya permainan harus menyesuaikan materi pemain yang ada. Kalau ada modal bagus bisa terapkan possesion play, sedangkan CISS saat ini lebih cocok ke defense counter," tandas Bryan.





  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa