Cipta Cendikia, Jodoh Pas untuk M'Private




IJL.Com- Pertemuan kontra Cipta Cendikia FA sudah lama diidam-idamkan oleh pelatih M'Private Soccer School, Mulyadi. Adu taktik dua anak ideologis Wiel Coerver.

Kemenangan tipis M'Private Soccer School atas FU15FA Bina dengan skor 2-1 pada babak fase knock-out 16 Besar IJL U-13 diakui Mulyadi bukannya tanpa celah. Kebocoran di sektor lini tengah ditengarai jadi pekerjaan rumah terbesar sang juru taktik.

Mul sendiri juga tidak bisa menolak anggapan kalau tim asuhannya begitu menggantungkan agresivitas Bagas Prayoga untuk membongkar sekat pertahanan lawan. Terbukti memang dua gol yang diciptakan Dhiwa Zahran ke gawang FU15FA Bina Sentra adalah andil besar winger bernomor punggung 87 tersebut.

"Banyak PR, anak-anak masih terburu-buru untuk melepas bola," tegas Mul.



"Sah saja kalau ada anggapan kami terlalu bergantung pada Bagas, memang jelas terlihat anak ini selalu jadi pembeda diantara rekan-rekannya. Saya juga kasih intruksi ke gelandang kami untuk fokus arahkan bola passing ke Bagas," terang Mul.





Di babak perempatfinal Sabtu ini, M'Private akan berjumpa Cipta Cendikia yang pada babak fase knock-out sukses menghempaskan Tajimalela. Kebetulan, Mul sempat mengintip dengan mata kepalanya sendiri gaya permainan Rafly Ikram Selang dan kawan-kawan.

"10 menit babak pertama saya sempat nonton, intip-intip sedikit. Saya kagum dengan barisan gelandang mereka, hampir merata juga semua pemainnya," ujar Mul.



"Kolektifitas passingnya baik dan punya jarak dari teman selalu dekat minimal 20 meter," tambah Mul.

[U13 - 130719] ROAD TO FINAL - CIPTA CENDIKIA FA VS TAJIMALELA FA



Cipta Cendikia sendiri saat jumpa Tajimalela hanya dapat unggul tipis dengan skor 1-0 lewat gol Muthi Dzulkarnaen melalui skema sepak pojok di menit ke-43. Terlihat jelas memang saat itu Rafly dan kawan-kawan nampak begitu digdaya soal penguasaan bola namun terbilang sulit membongkar pertahanan Panser Bekasi yang sangat efektif bermain dengan tiga bek sejajar dikomandoi Yoga Aji.

Di kubu M'Private sendiri ada pemain yang punya karakteristik permainan amat mirip dengan Yoga Aji yakni Muhammad Rafi. Dapat diprediksi, Rafi akan banyak memegang kunci untuk meredam permainan kolektif Cipta Cendikia pada Sabtu nanti.

Yang membuat laga kontra Cipta Cendikia semakin menarik, dari sisi pinggir lapangan, Mul akan beradu taktik dengan seniornya, Yance Putra. Dua pelatih yang di gelaran IJL U-13 mendapat label "tua-tua keladi" alias makin tua makin jadi.

Mul bahkan mengganggap pertemuan dengan Yance ibarat upgrade ilmu anak-anak ideologis Wiel Coerver, pelatih asal Belanda yang pernah membesut Timnas Indonesia di ajang SEA Games 1979. Sedikit berbau gengsi? Ya bisa jadi.

Nama Coerver sendiri memang masih begitu harum dalam benak pelatih dunia kulit bundar Tanah Air dari masa ke masa. Warisan metode Coerver yang pernah ditancapkan Albert Einstein-nya sepak bola itu benar-benar mengubah pandangan kacamata sepak bola Indonesia ke arah yang lebih modern dan bertahan hingga sekarang, tak lekang ditelan zaman.



Metode piramida yang dikembangkan Coerver untuk melihat perkembangan pemain mulai dari ball mastery sampai berujung group attack diyakini adalah kunci sebenarnya dalam membentuk pembinaan usia muda sebagai sebuah laboratorium besar. Satu lagi yang tidak kalah penting, eks pelatih Feyenoord Rotterdam itu selalu percaya dengan kemampuan anak asuhnya berekspresi di atas lapangan walau dengan atmosfer pertandingan seketat apapun.

"Saya pribadi menaruh hormat besar buat Coach Yance, beliau senior saya. Kami sama-sama penyuka Coerver Methode, biar anak-anak bermain apa yang mereka dapat saat latihan," tutur Mul.



"Ibarat ketemu jodoh, dua tim penganut Methode Coerver berlawanan di dalam pertandingan, tapi di luar itu kami saudara," tandas Mul seraya tersenyum lebar.




  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa