Comeback Stronger, Ikhwan Zhafran!




IJL.Com- Keputusan pelatih Maesa Cijantung U-11, Warya Sunarya menggeser posisi Ikhwan Zhafran ke area jantung pertahanan ternyata betul-betul jitu. Meski pada akhirnya jatuh cedera, tidak terbersit pikiran patah arang.

Maesa tampil extraordinary dalam lanjutan laga pekan kelima Indonesia Junior League U-11, Minggu (29/11). Tim asuhan Warya Sunarya tersebut mampu mengantongi enam poin usai menahan imbang Alba FC (0-0) dan unggul atas Akademi Persib Bogor (2-0).

Catatan yang cukup ciamik tentunya bagi Maesa saat membuat Alba yang notabene adalah pemuncak klasemen Grup B Sensation gigit jari. Kecerdikan sang pelatih, Warya Sunarya menerapkan rotasi benar-benar berbuah manis.

"Saya serta tim pelatih Maesa lainnya memang sudah punya cara tersendiri untuk melecut semangat anak-anak. Rotasi jelas jadi kunci untuk menjaga keseimbangan tim serta kestabilan performa pemain," ujar Arya.



"Saya percaya dengan kualitas semua anak-anak termasuk mental bertanding mereka yang alhamdulilah begitu baik dan tidak menemui kendala," tambah Arya.



Mental itu terpancar dari gaya permainan Ikhwan Zhafran. Di laga pekan kelima kemarin, pemain bernomor punggung sembilan ini menjadi bahan eksperimen Arya.

Zhafran ditempatkan sebagai jenderal lini belakang Maesa demi melayani agresivitas serangan Alba yang dipelopori Wahyu Sulthon. Penampilan yang terbilang militan membuat ia menjadi aktor protagonis di balik kesuksesan Maesa.

Pasalnya, bukan hal yang mudah untuk meredam sepak terjang seorang Wahyu yang dikenal sebagai striker mematikan baik dari segi akselerasi sampai insting gol. Namun Zhafran mampu membuktikan kelasnya sebagai tembok tebal Maesa.

"Memang kunci dari laga melawan Alba ada pada Zhafran. Kembalinya Zhafran dibantu dua gelandang agresif kami yakni Faiz dan Prima untuk memarking Wahyu," ungkap Arya.

"Bisa dibilang Zhafran jadi aktor utamanya. Disamping Agung yang masih beristirahat, saya masih memiliki Zhafran yang comeback dengan permainan militan dan kolektif sebagai tembok terakhir. Namun sayang di laga kedua melawan Akademi Persib Bogor, ia harus kembali menepi karena cedera," ujar Arya.



Zhafran memang harus dipapah ke luar lapangan hingga dibebat dengan perban saat Maesa jumpa Akademi Persib Bogor. Saat itu ia mengalami dislokasi di pergelangan tangan akibat salah jatuh saat mengejar si kulit bundar di area sisi lapangan.

Pengorbanan Zhafran sebagai tembok militan Maesa praktis harus dibayar mahal. Meski demikian, Arya meyakini anak asuhnya itu tidak pernah kenal kata trauma.

Yap, comeback stronger. Totalitas Zhafran bisa jadi obat mujarab Maesa yang tengah berjuang menembus fase 16 Besar Champions.

"Alhamdulillah, sudah lebih baik. Mohon doanya yang terbaik untuk kesembuhan Zhafran agar bisa kembali cepat tampil di IJL lagi," ujar Arya.



"Saya sudah sampaikan secara pribadi supaya jangan patah semangat. Sebaliknya, Zhafran juga menyambutnya dengan rasa penuh semangat, ia berjanji untuk bisa cepat sembuh. Trauma? Saya rasa Zhafran tidak ada rasa takut sedikitpun untuk bertanding lagi," pungkas Arya.




  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa