Dari Daniel Siley Sampai Andritany Buat Semangat M Miftaah Rizqullah Kian Berapi-api




IJL.Com- Perjalanannya hingga bisa berdiri di bawah mistar gawang Maesa Cijantung U-11 terbilang tidak mudah. Muhammad Miftaah Rizqullah punya cita-cita mengikuti jejak sang idola, Andritany.

Maesa Cijantung U-11 terus melaju. Pekan kedelapan kemarin, tim dengan jersey ikonik hijau loreng itu sukses menyapu bersih dua laga sekaligus dengan kemenangan. Selain All Star Galapuri, juara bertahan Indonesia Junior League musim 2017 yakni FU15FA Bina Sentra juga jadi korban keperkasaan Maesa.

Bicara soal Maesa pasti akan tertuju pada tajamnya para pemain mereka dalam urusan menggedor jala gawang lawan. Fakta itu memang terbukti sahih manakala catatan 20 gol yang mereka tebarkan. Jadi yang terbaik sementara ini di Grup B Sensation.

Tak hanya disitu saja sebenarnya, di sektor belakang pun mereka juga terbilang cukup kokoh. Pekan kedelapan jadi pembuktian dimana ada torehan nir-kebobolan dibukukan pasukan Cijantung.

Menyebut satu nama penjaga gawang ada pemain sekelas Muhammad Miftah Rizqullah yang tegap berdiri. Berpostur 145 cm dengan berat 50 kilogram itu membuat Miftah semakin nyaman dengan posisinya sebagai seorang kiper.

"Sebelumnya Miftaah berposisi sebagai bek, menjadi kiper itu sebenarnya tidak sengaja karena waktu turnamen U-8 kita tidak ada penjaga gawang. Karena dia badannya agak tinggi akhirnya dipilih jadi kiper," cerita sang ayah, Sony Setiarso.



Ya, di usianya yang akan menginjak 11 tahun pada 4 Mei 2018 nanti, awal mula Miftaah menjadi seorang kiper memang tidak mudah. Beruntung ada barisan pelatih Maesa yang selalu setia berdiri di belakangnya.

"Sejak usia tujuh tahun, Miftaah gabung di Maesa. Faktor markas Maesa yang dekat dengan rumah bisa dibilang jadi alasan utama. Sebenarnya ada banyak SSB di sekitaran tempat tinggal kami tapi ada pertimbangan dimana Maesa punya tim pelatih serta manajemen yang punya pengalaman khususnya dalam urusan sepak bola usia dini. Itu juga salah satu alasan paling kuat gabung kesana," jelas Sony.





"Saya bersyukur ternyata itu jalannya Miftaah jadi kiper karena di posisi tersebut passion anak ini mulai keliatan. Apalagi Maesa punya pelatih kiper yang jempolan, coach Juanda," tambah pria yang juga bertugas sebagai penanggung jawab tim U-11 di IJL Mayapada 2018 ini.







Dukungan penuh sang ayah memang membuat motivasi Miftaah kian berapi-api. Apalagi dirinya tahu kalau Maesa adalah bagian dari klub internal Persija, yang notabene adalah klub favoritnya. Dari Daniel Siley sampai Andritany membuat senyum penjaga gawang bernomor punggung 26 itu kian mengembang.

"Saya yang beritahu kalau Maesa dan Persija itu punya hubungan sejarah, makanya Miftaah senang sekali dan hampir tiap Macan Kemayoran main di SUGBK kami pasti nonton jika ada waktu kosong. Kebetulan mantan pemain Persija era 80-an yaitu om Daniel Siley adalah head coach di Maesa Cijantung," ujar Sony.


"Kiper idola Miftaah jelas ada Andritany dan penjaga gawang Real Madrid, Keylor Navas," sambungnya.





Namun, Sony menyadari perjalanan panjang masih harus ditempuh sang putra jika ingin meneruskan trah jebolan Maesa kembali berseragam Persija layaknya mendiang Sinyo Aliandoe juga Daniel Siley. Lewat IJL Mayapada 2018, ia berharap Miftaah dapat banyak belajar menggapai proses tersebut.

Sejauh ini kenangan tak terlupakan Sony di IJL Mayapada 2018 adalah saat melihat anaknya berjibaku jatuh bangun bersama Maesa saat kontra Villa 2000. Perlahan ada rasa bangga dirasakannya.

"Saat melawan Villa 2000 berapa kali melakukan penyelamatan dan itu jadi motivasi dia untuk latihan lebih rajin lagi. Di Maesa juga ada pelapis Miftaah yaitu Hisham jadi mereka berdua bahu membahu di bawah mistar gawang," tandas Sony.



  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa