Daya Tarik IJL Elite Sihir Pemain Legendaris Timnas Australia


IJL.Com- Skuat IJL Elite tidak hanya sekadar membawa pulang trofi Borneo Football Cup U-14, lebih daripada itu gaya permainan Muhammad Rafly Ikram Selang dan kawan-kawan terbilang berhasil membius mata penonton. Jangan heran eks pemain sekaligus legenda hidup Timnas Australia, Alan Edward Davidson sampai dibuat angkat topi.

Sepak terjang IJL Elite di gelaran Borneo Football Cup U-14 meninggalkan banyak cerita manis. Selain berhasil membawa trofi bergengsi ke Tanah Air, tim asuhan Mulyadi Madrizal tersebut tercatat sebagai tim paling produktif menggedor jala gawang lawan. Tercatat ada 22 gol dibukukan.

Rekor kemenangan paling besar terjadi saat IJL Elite mencukur wakil Australia, Northern Inland Football Club dengan catatan 11 gol tanpa balas. Alvin Alfareza tampil menggila lewat manuver tujuh golnya dalam satu pertandingan.

Cukup sampai disitu? Nyatanya tidak. Di Negeri Jiran, IJL Elite berhasil membius mata penonton yang hadir memadati stadion. Bahkan banyak warga lokal Kota Kinabalu yang sudah hafal nama-nama pemain IJL Elite.


Faktanya memang setiap kali IJL Elite tampil, arena stadion selalu jauh dari kata hening. Pekik suara pakcik dan makcik jadi pemantik api semangat Rafly Ikram Selang dan kawan-kawan.

Tahniah (selamat) Indonesia, begitu bunyi suara yang menggelar di Stadion Likas begitu wasit meniupkan bunyi peluit panjang usai laga final kontra Makati Football Club berakhir. Gol dramatis Bagas Prayoga Budiman jadi hiburan tak terlupakan untuk saudara serumpun.


Belum habis pujian dari "pemain ke-12", satu sosok penting tengah menunggu IJL Elite di podium kehormatan. Adalah Alan Edward Davidson yang dimaksud, pemain legendaris Timnas Australia era 80 dan 90-an.

Begitu semringah wajah Davidson saat memberi trofi Borneo Football Cup untuk barisan pemain IJL Elite. Dari sorot matanya terpancar nada kekaguman yang tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.

"Tim kalian bermain sangat baik. Nomor punggung tujuh yaitu Saubyhaky Putra bermain layaknya Bebeto," ujar pria berusia 59 tahun tersebut.

"Saya sudah membayangkan betapa menakutkannya tim ini di masa mendatang. IJL Elite punya karakteristik kecepatan luar biasa, kalau saja ada satu goal-getter lagi di lini depan akan terasa lebih sangat mudah menekuk tim lawan," tambah Davidson yang punya darah keturunan Australia-Jepang tersebut.

Terasa lantang memang Davidson mengulas gaya permainan lini gempur IJL Elite. Seperti diketahui, semasa aktif bermain dirinya lebih banyak berperan sebagai seorang bek kanan sehingga ia sudah sangat hafal dan banyak makan asam-garam dengan karakteristik barisan juru gedor yang pernah membuat bulu kuduknya berdiri.

Davidson sendiri mengaku belum puas melihat IJL Elite. Bagi dirinya tiga hari menatap sepak terjang Putra dan kawan-kawan memang masih terasa kurang.

"Saya akan ingat nama-nama seperti Rafly (Selang), Fava (Sheva), Dzaky (Fawwaz) dan pencetak gol emas Bagas (Prayoga). Mereka punya talenta cemerlang dari segi kecepatan," ujarnya.

"Minimal jika ada 10 provinsi di Indonesia bisa membentuk kesatuan tim seperti IJL Elite, saya yakin pelan-pelan negara kalian bisa merangsek lima besar Asia," tutur Davidson.

"Bisa saya lihat lagi kekuatan IJL Elite ini musim depan," tandasnya seraya bertanya dengan penuh nada kekaguman.

Dilansir dari Transfermarkt, Davidson mengawali karirnya bersama Altona City SC pada 1976. South Melbourne jadi klub yang paling lama dibela (1978-1984). Selain itu ia juga tercatat pernah berseragam tim legendaris Inggris, Nothingham Forest.

Sebelum gantung sepatu pada 1998, ia juga pernah mencicipi karir sepak bola di Malaysia bersama Pahang FA dari musim 1992-1996 dengan catatan rekor 110 laga dilakoni, begitu harum pula persona Davidson di Negeri Jiran. Selama 11 tahun berseragam Timnas senior Australia, total 79 pertandingan pernah dibukukan, 32 diantaranya dengan label ban kapten di lengan.

Di kalangan pecinta sepak bola Negeri Kanguru, nama Davidson memang tidak kalah beken dengan pesohor lain seperti Harry Kewell (eks Liverpool), Tim Cahill (Everton), Mark Schwarzer (Middlesbrough) ataupun Mark Viduka (Leeds United). 12 Juli 2012 Davidson terpilih menjadi Australia's Best 11 ever "Socceroo Team" of all time hingga masuk dalam jajaran Football Hall of Fame.


  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa