Diya Afdin; Sergio Ramos dari Rawamangun


IJL.Com- Dari sinar matanya, aura kepemimpinan tergambar jelas dari wajah kapten Atlas FC U-9, Diya Afdin Ardhana. Pupuk mimpi, punya target berseragam IJL Elite suatu saat nanti.

Tidak ada yang perlu disesali di balik kegagalan Atlas FC meraih tiket fase champions 16 Besar IJL U-9. Dari sisi kolektivitas permainan tim, skuat asal Rawamangun, Jakarta Timur itu tetap menunjukkan kelasnya sebagai pasukan pantang pulang sebelum padam alias terus berjuang sampai bunyi peluit akhir pertandingan.

Etos kerja M Althaaf Fakhri di sektor lini depan jadi yang begitu menggebu sudah pernah jadi cerita tersendiri. Bergeser ke sektor benteng pertahanan, pelan-pelan tapi pasti muncul persona Diya Afdin Ardhana.

Tidak sulit sebenarnya menemukan sosok Diya. Ban kapten yang melingkar di lengan, postur tubuh tinggi menjulang di atas rekan-rekan seusianya dan satu lagi, jiwa kepemimpinan yang tidak berhenti terpancar. Ya, itulah Diya.

Bukan tanpa alasan yang kuat memang ban kapten Atlas melingkar gagah di lengan Diya. Representasi unggul anak-anak Rawamangun yang terus berjuang tanpa henti melahap sengitnya gelaran kompetisi IJL U-9.

"Pemain asli didikan Atlas FC, dari TK sampai sekarang SD dia sekolah di Al Azhar 13 Rawamangun. Anak soleh, rajin shalat, sopan dan selalu takzim pada guru. Oh iya, setiap ada event sepak bola yang kami ikuti, Diya selalu keluar jadi pemain terbaik," ujar sang pelatih, Andi.

"Diya sangat dewasa sikapnya dan bisa mengendalikan emosi diri sendiri sekaligus temannya, itu alasan kenapa ia pantas menjadi seorang kapten. Sangat-sangat tenang dan apapun hasil sebuah pertandingan, dia tetap lalui dengan kepala dingin, tidak pernah berlebihan," tambah Andi seraya tersenyum.

Aura kepemimpinan Diya bisa jadi terinspirasi dari pemain idolanya, Sergio Ramos, bek Timnas Spanyol dan Real Madrid. Tidak heran memang nomor punggung empat melekat di jersey Diya.

Andi sendiri berharap jatuh bangunnya Diya mengawal benteng pertahanan Atlas bisa menarik perhatian tim komite pemain IJL cepat ataupun lambat. Ya, dari Rawamangun, ada secercah mimpi ingin dibawa terbang lebih tinggi.

"Ada suatu kebanggaan melihat anak didik kami mendapat apresiasi tinggi dari kompetisi sekelas IJL. Saya sangat berharap, kelak suatu saat nanti Diya bisa masuk skuat IJL Elite, terbang ke luar negeri sekaligus membawa nama baik Al Azhar 13 Rawamangun," tandas Andi seraya tersenyum lebar.


Akhir pekan nanti, Diya akan kembali berlaga di babak Plate IJL U-9 tepatnya pada Minggu (27/10). Tergabung di Grup B, Atlas FC harus rela berjibaku mandi keringat lebih deras demi satu tiket semifinal.

Seperti diketahui, Grup B diisi oleh lima tim. Praktis, ada empat laga dalam sehari sudah menunggu armada Rawamangun demi menggenapkan misi lolos ke babak semifinal.

"Persiapan kami bisa dibilang sangat intensif sekali, libur kompetisi satu bulan kemarin membuat anak-anak tambah fokus latihan. Semoga ujungnya bisa maksimal Minggu nanti," ujar Andi.

"Akan jadi Minggu yang melelahkan memang, tapi ini tantangan yang harus dijawab jika ingin melangkah ke semifinal. Grup yang gemuk praktis sebagai pelatih harus pintar-pintar jaga kondisi anak-anak supaya tidak cepat kelelahan. Tapi apapun itu kondisinya, kami tetap optimistis bisa meraih hasil terbaik," tandas Andi.


Jadwal Fase Plate IJL U-9:


Regulasi Fase Plate IJL U-9:

1. Setiap Pertandingan Berjalan 2x15 Menit

2. Pergantian Pemain Supersub Terjadi di Menit ke-10 Babak Pertama

3. Membawa Pemain 14+ untuk Mendapat Bonus 1 Poin Tetap Berlaku

4. Hanya Ada Satu Tim yang Berhak Lolos ke Fase Semifinal

  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa