Dwi Prasetyo Utomo: Tertambat Nomor Punggung 4




IJL.Com- Simbol solidnya benteng pertahanan FU15FA U-9 layak disematkan untuk Dwi Prasetyo Utomo. Berani habis-habisan, ikon nomor punggung 4.

Dua partai super duper melelahkan baru saja dijalani anak-anak FU15FA dalam lanjutan laga pekan keenam Indonesia Junior League U-9, Minggu (28/2). Bagaimana tidak, di atas lapangan mereka harus melayani dua tim papan atas Grup A Phenomenon yaitu D'Joe United dan FIFA Farmel.

D'Joe United berhasil dilangkahi dengan skor tipis 1-0. Sayang di laga kontra Farmel, FU15FA terpaksa menyerah lewat gol tunggal di menit-menit akhir pertandingan.

Namun sejatinya anak-anak FU15FA tidak perlu pulang dengan kepala tertunduk. Pasalnya, Farmel yang dikenal begitu sadis dalam urusan berburu gol benar-benar dibuat hampir gigit jari.

Aktor utama solidnya benteng pertahanan FU15FA tidak lain adalah Dwi Prasetyo Utomo. Palang pintu berpostur besar yang tak kenal kompromi bin ogah neko-neko.

Terbukti mesin gol Farmel, Firdaus Nur Putra dipaksa Dwi absen mencatatkan nama di papan skor. Garansi aman disuguhkan bek bernomor punggung 4 tersebut.

"Sedih sih harus kebobolan di menit akhir, tapi semoga nanti bisa jadi tambah lebih semangat buat pertandingan selanjutnya," ujar Dwi saat ditemui seusai pertandingan.

"Tapi saya di lini belakang kan juga tidak sendirian, saya ditemani Naefan. Badannya memang kecil tapi dia pemberani. Jadi lebih pede juga," sambung Dwi seraya merendah.



Dwi sendiri saat ini mengaku sangat menikmati perannya sebagai palang pintu pertahanan FU15FA. Kode lewat nomor punggung ia tiupkan.

Ya, Dwi nampaknya sudah tertambat dengan nomor punggung empat. Angka yang identik dengan penghuni lini belakang.

"Suka saja jadi orang terakhir di lini belakang, saya pilih nomor punggung 4 karena punya pemain idola yaitu Ryuji Utomo dan Sergio Ramos," ujar Dwi.



"Ryuji dan Ramos menurut saya bek yang sangat kuat apalagi pas duel bola udara. Jadi inspirasi saya juga tiap bermain," tegas Dwi.





Dwi pun tak sungkan berharap FU15FA bisa lolos ke fase Champions 16 Besar seperti musim lalu. Nampak ada keyakinan dalam wajahnya kalau pengalaman adalah guru terbaik.

"Kalau musim lalu di IJL usia saya masih delapan tahun, ya pengen sih masuk babak Champions 16 Besar lagi. Senang dapat jam terbang banyak dan bisa ketemu penyerang-penyerang hebat," tandas Dwi.




  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa