Dzaky M Fawwaz; Berjubah Iron Man




IJL.Com- Ada aura berbeda saat melihat sepak terjang  el capitano ASTAM, Dzaky Muhamad Fawwaz. Iron Man yang terbiasa mandi keringat.

Peran Dzaky terbilang sangat sentral di skuat ASTAM, bukannya tanpa alasan jika dirinya jadi pemain yang paling banyak mandi keringat. Diplot sebagai gelandang bertahan namun saat timnya dalam keadaan tertekan, ia berevolusi menjadi seorang libero modern laksana David Luiz, penggawa Chelsea dan Timnas Brasil.

Fisik yang prima jadi modal utama Dzaky. Tipe petarung sejati bertenaga kuda, nafasnya begitu panjang menyisir setiap jengkal lapangan.

Tangguh, tak kenal kompromi begitulah karakter Dzaky. Dengan postur tubuh yang kekar, pemain bernomor punggung empat itu seperti mengenakan jubah superhero Iron Man berbalut jersey ASTAM.

Bukan hanya soal otot, tingkat intelegensi Dzaky pun terbilang punya rapor nilai A+. Jika dianalogikan kembali dengan Iron Man, maka siapa bisa menyangkal kejeniusan tokoh Tony Stark dalam alur film adaptasi komik keluaran Marvel tersebut.

Rajin melepaskan diagonal through ball dengan akurasi tinggi membuat Dzaky kerap jadi pembeda di lini tengah ASTAM. Makanan empuk kerap ia suguhkan untuk Alvin Alfareza dan Sava Fiprian sampai Reza Wahyu Hidayat.

"Dari wing-back kiri juga kanan sampai stopper sudah pernah saya coba, ya sebisa mungkin bisa lebih dari dua posisi," ujar Dzaky.



"Memang kalau di gelandang bertahan harus lebih banyak menguras fisik, tapi itu semua sudah risiko karena teman-teman saya di posisi lain pasti merasakan hal sama. Main sepak bola kan pasti capek," tambah Dzaky yang sering meluangkan waktu dengan bermain basket tersebut.







Meski demikian, Dzaky mengaku masih belum puas dengan performa yang didapat bersama ASTAM di kompetisi IJL Mayapada U-13. Ia sadar perjalanan masih belum sampai setengah jalan, butuh banyak "angin besar" untuk menguji daya tahan anak-anak Tangerang Selatan. 

Tanpa ragu, Dzaky menyebut sudah tak sabar beradu ilmu dengan duo Salfas Soccer, Satrio Mega Insan dan Adam Restu Perdana. Rupanya diam-diam ia sudah mengamati gaya Satrio juga Adam.

"Saya ingin sekali cepat-cepat bertemu dengan Satrio dan Adam. Mereka berdua menurut saya gelandang yang bagus dan punya karakter, Satrio pintar dan Adam kuat," ujar Dzaky.





"Ya mudah-mudahan nanti bisa satu tim juga kalau terpilih di skuat IJL Elite," tambah Dzaky seraya tersenyum lepas.



Faktanya memang tidak mudah menjalani peran ganda seperti yang Dzaky lakukan. Pada satu sisi, status el capitano membuat ia harus lebih mawas diri. 

Ban kapten melingkar dengan gagahnya di lengan Dzaky M Fawwaz.  Praktis, setiap peluit kick-off dibunyikan, ia jadi orang pertama yang keluar dari lorong pemain memimpin rekan-rekan setimnya menuju medan laga.

"Sama sekali tidak ada beban, justru saya beruntung bisa belajar menjadi seorang pemimpin sejak dari usia muda," ujar Dzaky.



"Di ASTAM, seorang kapten diminta tidak hanya menjadi contoh di dalam tetapi juga luar lapangan," tandas pemain yang mengidolakan penggawa Timnas Indonesia U-19, Nurhidayat Haji Haris tersebut.

DZAKY MUHAMAD FAWWAZ


  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa