Fernanda Dwi Sutrisna; Bertekad Tebus Rasa Penasaran




IJL.Com- Pemain terbaik kompetisi IJL U-11 musim 2018 jadi predikat yang masih tidak bisa dilepaskan dari seorang Fernanda Dwi Sutrisna. Sudah saatnya naik kelas, ogah dihantui rasa penasaran.

Elegan. Kata itu yang rasanya begitu tepat untuk menggambarkan etos kerja penggawa ASTAM, Fernanda Dwi Sutrisna. Gaya permainan visioner seorang playmaker yang begitu diidam-idamkan oleh banyak pelatih.

Juru gedor lini depan kerap dimanjakan assist briliannya. Tak hanya sekadar jadi pembeda namun juga punya kapasitas layaknya penentu, ya dialah Fernanda.

Persona Zifer, begitu sapaan akrabnya memang sudah akrab di mata tim komite pemain IJL. Faktanya, bocah kelahiran Tangerang, 8 Januari 2007 itu sudah cukup banyak menorehkan catatan mentereng.

Tercatat, dua musim beruntun Zifer sukses mengantarkan ASTAM ke babak grand final kompetisi IJL U-11. Namun apa daya, misinya mengangkat trofi tinggi-tinggi harus pupus. Tim asuhan Robin Meilast kala itu harus mengakui keunggulan FU15FA (2017) dan Putra Sejati (2018).

Puncak penampilan Zifer bisa dibilang ada di gelaran IJL musim 2018. Meski gagal mengantarkan ASTAM meraih gelar juara, dirinya mampu tersenyum manis kala membawa pulang gelar pemain terbaik.

Meski demikian, sekilas masih terbersit raut penasaran dalam wajah Zifer. Bayang-bayang pahit partai final masih sering melintas dalam benaknya. 

Karena itu pula, Zifer punya tekad menebus rasa penasaran. Momentum sudah ada di depan mata, kompetisi IJL U-13 musim 2020 sudah menunggu dirinya. 

Bersama panji kebesaran ASTAM U-13, Zifer meyakini dirinya tak sabar naik kelas. Meski demikian ia sadar peribahasa yang berbunyi semakin tinggi pohon maka akan semakin kencang angin menerpa.

"Kalau penasaran itu pasti, kadang-kadang masih ada sedikit rasa kesal juga, masa dua kali berturut-turut masuk final gagal terus," ujar Zifer tak kuasa menahan tawa.



"Ya siapa tahu 2020 ini bisa masuk final juga, tapi kalau sampai gagal lagi ya ga tau kenapa bisa sial terus, apa ya yang masih salah? Itu sih yang bikin penasaran," tambah Zifer seraya kembali tertawa.





Tidak hanya itu, Zifer juga blak-blakan ingin mencicipi seragam IJL Elite, suatu kesempatan manis yang 2018 lalu sempat tertunda. Ya, inilah dia saatnya!

"Agak nyesel juga 2018 kemarin batal gabung IJL Elite ya tapi memang ada bentrok jadwal juga saat itu. Saya janji 2020 ini kalau dapat panggilan itu lagi ga mau pikir dua kali. Langsung saya iyakan," ungkap Zifer.



"Saya juga dengar cerita musim kompetisi IJL U-13 kemarin ASTAM jadi tim yang paling banyak kirim pemain ke IJL Elite. Jadi tambah termotivasi," tegas Zifer.



  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa