IJL.Com- Gelaran roda kompetisi Indonesia Junior League (IJL) musim 2020 dipastikan akan lebih kental aroma sengit, peta persaingan pun diyakini semakin sulit ditebak. Seleksi ketat dibarengi animo yang jauh lebih membludak. Musim 2019 baru saja usai, IJL sudah mulai ambil ancang-ancang untuk menjalankan roda kompetisi 2020. Gambaran pertama yang didapat tentunya peta persaingan akan jauh lebih sulit ditebak. Di kategori U-9 misalnya, total sudah ada 26 tim dari kloter pertama yang masuk taraf kriteria lolos seleksi tahap awal. Kontestan dengan "wajah lama" masih mendominasi dan tentunya lebih siap lagi untuk datang jauh lebih kuat. "Di kloter pertama, kontestan yang mendapat "golden ticket" seluruhnya adalah yang sudah berkiprah di kompetisi IJL khususnya musim 2019 lalu, sekitar 98 persen," ujar CEO IJL, Rezza Mahaputra Lubis. Satu yang spesial tentu kembalinya Serpong City Soccer School U-9. 2019 lalu, The Wolf sempat absen namun 2020 mendatang mereka sudah siap untuk kembali menancapkan eksistensinya. "Kembalinya Serpong City tentu menjadi keunikan tersendiri untuk kompetisi 2020. Musim 2019 kemarin mereka memang sempat kesulitan di segi manajemen dan kesiapan materi pemain," ungkap Rezza. "Founder Serpong City (Ricky Nelson) secara langsung sudah menghubungi pihak IJL. Intinya mereka rindu suasana kompetisi yang ketat tapi juga kondusif," tambah Rezza. Sementara itu di U-11, sudah terjaring 34 tim yang lolos seleksi gelombang pertama. Nama-nama besar kian gatal ikut meramaikan peta persaingan. Mereka tentunya tidak mau lagi disalip tim-tim kuda hitam seperti Giras Soccer School yang musim 2019 ini keluar sebagai sang jawara. Namun memang meski gelombang pertama masih didominasi wajah lama, seleksi yang ketat masih terus digalakkan berkaca dari rekam jejak tiap saat berlaga dari musim ke musim terutama 2019 lalu. Ada lima prinsip yang jadi tonggak pegangan. "Setiap SSB kontestan IJL wajib memenuhi lima syarat khusus meliputi legalitas (aspek hukum dan pengesahan di wilayahnya masing-masing), infrastruktur (sarana latihan yang layak), profesionalisme manajemen, kesehatan finansial dan satu lagi yang tidak kalah pentingnya adalah attitude di dalam dan luar lapangan, karena ini kompetisi sepak bola usia dini, orientasinya harus tetap berpegang teguh pada pembinaan," tegas Rezza. "Kami memang selalu berusaha menciptakan atmosfer kompetisi yang tidak hanya ketat namun juga sehat. Jadi semua tim berlomba-lomba bukan untuk sekadar cari menang tapi mengeluarkan kemampuan anak-anak didiknya terutama soal karakter di atas lapangan," ujar Rezza lagi. "Dalam sebuah kompetisi, harus ada sinergi yang kuat mulai dari operator, SSB, manajemen tim, pelatih, pemain dan orangtua siswa. Iklim ini yang ingin terus dijaga oleh IJL," sambung Rezza. Berikutnya dalam waktu dekat, tim komite IJL akan merilis nama-nama tim lainnya yang lolos dari seleksi gelombang kedua. Menjanjikan banyak kejutan, jatahnya kontestan debutan mencicipi sengitnya atmosfer kompetisi IJL. "Kloter kedua akan didominasi tim-tim debutan, banyak wajah baru yang berdatangan. Dari Bekasi, Bogor bahkan Sukabumi siap bikin kejutan, siap untuk bertarung," ujar Rezza. "Sengaja memang tim debutan kami masukkan di kloter kedua, supaya tambah deg-degan meraba peta persaingan. Kuota U-9 ada sampai 32 tim, sedangkan U-11 hingga 38 tim," tutur Rezza. Selain itu, bukan IJL namanya jika tidak membuat gebrakan. Musim 2020 nanti, database pemain yang tayang di website resmi Indonesia Junior.Com, akan langsung diisi oleh tim kontestan. "2020 nanti kami akan memberikan password khusus untuk tiap SSB agar bisa memasukkan sendiri nama-nama serta data lengkap para pemainnya di server website IJL. Tentunya dengan jangka dan batas waktu yang sudah ditentukan," terang Rezza. "Proses ini akan kami awasi dengan sistem ganda sebelum proses screening berjalan," ucap Rezza. Komitmen IJL menciptakan atmosfer kompetisi yang sehat namun juga ketat memang tidak hanya sekadar pemanis di bibir semata. Fasiilitas lapangan dengan kualitas memadai tiap musimnya jadi bukti paling sahih. Dari kualitas lapangan yang aduhai, IJL memang meyakini dari kompetisi berkelas akan lahir pemain berkualitas. Bahwasannya, selalu ada arena terbaik untuk calon aktor rumput hijau Tanah Air. "Bermain dimanapun, komitmen IJL tetap sama, tidak ada istilah setengah-setengah soal kualitas lapangan. Kami ingin memberikan arena terbaik agar kualitas anak-anak bisa keluar dengan baik," tegas Rezza. "Rumput hijau harus benar-benar punya aroma rumput hijau, tidak hanya pemain, mata penonton juga harus dimanjakan," tandas Rezza. Berikut Daftar Tim IJL 2020 (Gelombang Pertama): U-9: 1. Pelita Jaya Soccer School 2. ASIOP 3. M'Private Soccer School 4. FU15FA 5. CISS 6. All Star Galapuri 7. ASTAM 8. Young Warrior FA 9. Salfas Soccer 10. BMIFA 11. FIFA Farmel 12. Serpong Jaya 13. Indonesia Rising Star 14. Garuda Muda Soccer Academy 15. Putra Agung 16. SSJ Kota Bogor 17. GRT Sitanala 18. Indonesia Muda Utara 19. Pro: Direct Academy 20. Abstrax FA 21. Metro Kukusan 22. Remci 23. Sparta 24. Cipondoh Putra 25. Maesa Cijantung 26. Serpong City Soccer School -------- U-11: 1. ASIOP 2. Salfas Soccer 3. FU15FA 4. ASTAM 5. M'Private Soccer School 6. Pelita Jaya Soccer School 7. Maesa Cijantung 8. Young Warrior FA 9. Ragunan Soccer School 10. FIFA Farmel 11. Serpong Jaya 12. BMIFA 13. Metro Kukusan 14. Indonesia Rising Stars 15. Pro:Direct Academy 16. GRT Sitanala 17. CISS 18. All Star Galapuri 19. SSJ Kota Bogor 20. Tajimalela FA 21. Giras Soccer School 22. Stoni Indonesia 23. Garec's 24. Indonesia Muda Utara 25. Brazillian Soccer School 26. B24 HABS 27. Satria Muda FA 28. Cipondoh Putra 29. Garuda Muda Soccer Academy 30. Java Soccer Academy 31. Laskar Pelangi 32. Remci