Gisela Gwen Michelle Titip Rindu untuk IJL




IJL.Com- Jatuh bangun mencicipi kerasnya kompetisi Indonesia Junior League U-13 benar-benar jadi pengalaman berharga untuk Gisela Gwen Michelle. Malarindu sang srikandi.

Gisela Gwen Michelle memang sudah mendapat tempat tersendiri di hati publik Indonesia Junior League. Satu-satunya pemain wanita yang berlaga pada level kompetisi U-13, tidak ada sama sekali wajah takut bersaing dengan kaum adam.

Sudah jelas, Gwen bukan "anak bawang". Berduel dengan nama-nama sekaliber M Rafly Ikram Selang (Cipta Cendikia FA) sampai Daffa Daud (ASTAM) tidak membuat dirinya ambil pusing. Pantang bagi siswi SMP Saint Peter High School itu kibarkan bendera putih sampai peluit panjang benar-benar dibunyikan.

Beberapa pekan terakhir, wajah Gwen memang jarang hadir lagi di lapangan membela tim kebanggaannya, Brazilian Soccer School. Bukannya tanpa alasan yang kuat mengingat sejak Januari 2019 namanya masuk dalam proses seleksi tim sepak bola putri DKI Jakarta untuk ajang PON 2020 Papua.

Kabar baiknya, Gwen lolos seleksi. Belum lama ini ia juga membela nama Ibu Kota lewat ajang turnamen Piala Pertiwi yang digelar di Sawangan.

"Gwen jadi pemain paling muda di Piala Pertiwi kemarin," ungkap sang ibu, Andriana.



"Pertandingan tiap pertandingan di IJL memberikan pengalaman berharga bagi Gwen. Sekali lagi, terima kasih karena sudah memberikan kesempatan bagi anak putri kami," tambahnya seraya tersenyum bangga.

06012019-brazilian-soccer-vs-astam



Gwen sendiri terakhir kali mencicipi atmosfer IJL pada 6 Januari lalu tepatnya saat laga kontra ASTAM. Praktis dirinya kini dilanda rindu berat.

"Beberapa kali lihat foto Gwen bersama anak-anak Brazilian yang diupload di Instagram IJL, senang sekali rasanya," ujar Andriana.

06012019-special-shot-b

"Memang sekarang sedang padat jadwal latihan di PON DKI, lima kali dalam seminggu. Gwen sebenarnya juga sangat rindu untuk main di IJL," tambah ibu dua anak itu kembali mengumbar senyum.



Komitmen Gwen memang sudah membuat Andriana dan suaminya, Handy Hidayat Kinantan luluh. Di luar lapangan ia tumbuh menjadi srikandi yang lebih tahan banting semenjak bergelut di IJL, bicara urusan bangku sekolah, nilai raportnya selalu di atas rata-rata layaknya bintang kelas.

Garuda Pertiwi memang harus berani terbang lebih tinggi, mungkin itu yang selalu jadi pegangan Gwen. Ketakutan yang sempat menghantui kedua orangtuanya ia ubah menjadi rasa bangga berlipat ganda.

"Gwen buktikan ke kami bahwa dengan hobby bolanya dia tetap bisa tanggung jawab untuk tugas akademiknya walau prosesnya berat saat ujian dan tugas menumpuk. Awalnya khawatir tapi Gwen akhirnya bisa buat kami kagum dengan pilihannya," ujar Andriana.


"Syukurnya di sekolah yang raport terakhir masih juara umum, pulang latihan belajar sampai malam. Tiap Rabu juga ada jadwal latihan taekwondo," tambah Adriana.

"Main bola kemudian ikut kompetisi IJL membuat Gwen yang sekarang jauh lebih tahan banting tidak hanya fisik tetapi juga mental," sambung Andriana.





Gwen sendiri berharap nantinya dari kompetisi IJL dapat lahir generasi penerus untuk Timnas sepak bola putri Indonesia. Kebetulan musim 2019 ini ada banyak pemain wanita unjuk kebolehan seperti di level U-11 muncul Kimiko Sadiya Mcraymond (M'Private Soccer School), Adelia Rahadany (Pro: Direct Academy) Lovely Cherryl (GRT Sitanala) dan Mayzura Alifa (ASTAM). Sedangkan untuk U-9 terselip Adinda Raihana (M'Private Soccer School).

Pesan khusus pun dilayangkan cece Gwen untuk adik-adiknya tersebut. Satu yang pasti, jangan ragu untuk menari di atas rumput hijau.

"Semangat terus latihannya, jangan takut walau lawannya cowok karena sepak bola itu genderless. Terus berusaha untuk berkembang dan enjoy the game," tegas pemain Timnas Putri Indonesia U-16 asuhan Rully Nere itu.

u13-04112018-all-star-galapuri-vs-brazilian-soccer


  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa