IJL.Com- Meski gagal mengantarkan Bhayangkara Tigaraksa FS (BTFS) U-11 ke babak play-off champions 12 Besar IJL Mayapada 2018, penampilan Irham Nadzhofa Al Fatih sudah terlanjur mengundang decak kagum. Alhasil, label pemain All Stars kini melekat di punggungnya. Terselip rasa haru di balik perjuangan fans berat Gianluigi Buffon tersebut.
Asa BTFS melaju ke babak play-off champions memang sudah pupus. Hanya meraih 30 poin dari 12 laga belumlah cukup untuk tim berjuluk The Police itu untuk bersaing lebih jauh.
Walaupun demikian, selalu ada titik cerah di balik setiap kegagalan. BTFS patut berbangga diri setelah salah satunya pemainnya yakni sang kiper, Irham Nadzhofa Al Farih mampu menembus skuat IJL Mayapada All Stars Sensation U-11.
Sebelum "tertunduk" saat bersua FU15FA Bina Sentra, Irham memang selalu jadi sosok pembeda di skuat BTFS. Di setiap laga penampilannya tetap konsisten. Karakteristiknya pun terbilang menarik dengan kelihaiannya bermain sebagai seorang sweeper manakala timnya diterjang serangan counter attack. Ya, ia tidak pernah takut keluar dari sarangnya.
Irham juga punya refleks menawan. Dari catatan statistik, teknik dive (terbang menghalau bola) bocah kelahiran Tangerang itu bisa dibilang paling baik diantara penjaga gawang tim kontestan IJL Mayapada 2018.
"Saya dari awal memang sudah jadi kiper. Enak jadi penjaga gawang, saya lebih suka jatuh-jatuhan, lebih menantang," ujar Irham.
"Selain itu saya jadi kiper karena sangat mengidolakan Gianluigi Buffon," sambung Irham yang dikenal sangat murah senyum tersebut.
Tidak heran, wajah semringah terpancar pula dari sang pelatih, Ahmad Noor Ramdan. Pria asal Subang, Jawa Barat tersebut mengaku bangga dengan pencapaian yang digapai anak asuhnya.
"Ini ibarat mimpi yang jadi kenyataan, sudah lama saya impikan. Nama Dova (panggilan akrab Irham) sudah tidak asing di beberapa festival juga turnamen Jabodetabek bahkan terdengar sampai ke Bandung," ujar Ramdan.
Tak hanya rasa bangga, terselip haru pula di dada Ramdan. Menurutnya, Dova bermain sepak bola tidak hanya untuk kepuasan pribadi tetapi juga untuk kebanggaan dan impian keluarga.
"Dia tumbuh dari keluarga yang sederhana. Terkadang ada beberapa faktor ekonomi yang membuat karirnya tersendat. Tapi saya terus beri dia motivasi, banyak juga yang sayang dengan anak ini," cetus Ramdan dengan rasa penuh haru.
"Secara pribadi saya juga ingin ucapkan terimakasih untuk IJL atas kesempatan yang diberikan untuk Dova," tambahnya.
Jauh sebelum kompetisi IJL Mayapada 2018 bergulir, Ramdan memang sudah menduga Irham akan curi perhatian. Namun ia meyakini proses yang dilalui Irham tidak begitu saja instan.
Bukannya kebetulan pula Ramdan mencium bakat Dova. Usut punya usut semuanya berawal dari dua palang bambu. Semakin jatuh hati pula sang pelatih pada anak asuhnya itu.
"Saya ingat awal menemukan dia waktu ada turnamen tarkaman di kampung. Saya melihat bakatnya langsung dan kemudian saya ajak gabung," ujar Ramdan.
"Dova banyak belajar menjadi seorang kiper berkat andil besar dari ayahnya sendiri, sebelum saya sentuh ia memang sudah sangat akrab dengan posisi penjaga gawang. Perlahan tapi pasti proses latihan di BTFS menempa dirinya. Ikut kompetisi IJL juga jadi barometer dia bisa terus maju," cetus pelatih berusia 37 tahun itu.
Sebelum unjuk gigi di laga perang bintang (5/8), Irham akan terlebih dahulu mendapat ujian berarti akhir pekan nanti. Seperti diketahui BTFS akan berlaga di ajang babak plate-cup IJL Mayapada 2018.
Meski hanya bertajuk level "kasta kedua" bukan berarti Irham akan dengan tenang berdiri di bawah mistar gawang BTFS. Seperti diketahui pemain Indonesia Rising Star dan Garuda Muda Soccer Academy sudah tak sabar menguji kualitas sang kiper berlabel All Stars tersebut.
"Dova adalah bagian dari tim BTFS yang musim 2017 lalu berhasil raih gelar juara plate-cup IJL U-11. Saat itu usianya belum genap 10 tahun. Semoga semakin banyak kesempatan diberikan, bakatnya semakin terasah," tutup Ramdan.
