Lepriyanto: Dari Tugiyo Sampai Serigala Berbulu Domba




IJL.Com- Alamat bahaya jika memandang striker Olympia FA U-9, Lepriyanto dengan sebelah mata. Postur mini bukan halangan bagi serigala berbulu domba yang hendak menerkam mangsa.

Kalau hendak mencari tim yang punya kolektivitas permainan paling merata di kancah Indonesia Junior League U-9 musim ini, nama Olympia FA layak muncul ke permukaan. Dari pekan ke pekan, sentuhan tangan dingin Warsidi Ardi sebagai juru taktik terbilang berhasil menggali potensi barisan anak didik.

Di sektor lini depan misalnya, Olympia punya Lepriyanto. Striker bertubuh mungil yang mulai naik daun, alamat bahaya jika memandangnya dengan sebelah mata.

Terbukti di pekan terakhir babak penyisihan grup, Lepriyanto tiga kali mencatatkan namanya di papan skor. Pundi-pundi gol penyerang bernomor punggung 23 itu itu diramal akan terus bertambah seiring performa impresif Olympia.

"Postur Lepri memang kecil, tapi jangan salah ia punya dua modal utama yaitu kelincahan ditunjang teknik," ujar Warsidi.



"Dari awal kompetisi, saya memang sudah meramal anak ini bakal sering bikin repot benteng pertahanan lawan karena memang sudah punya bakat. Cuma menurut saya sejauh ini ia belum bisa main agak lepas saja, kalau saja hal itu bisa diatasi, saya yakin akan lebih banyak gol lahir dari kakinya," seru Warsidi.





Sebagai seorang pelatih dengan reputasi eks palang pintu kelas wahid sepak bola Indonesia bahkan Asia, Warsidi tentu sudah banyak bertemu penyerang bertubuh mungil dengan ragam siasat saat menebar prahara. Untuk yang satu ini, ia tak ragu angkat topi untuk legenda hidup PSIS Semarang, Tugiyo.

Bagi penggemar berat sepak bola Indonesia era 90-an, nama Tugiyo memang sudah tidak asing di telinga. Diberi julukan 'Maradona dari Purwodadi', PSIS ia bawa menjadi juara Liga Indonesia musim 1999 usai menumpas perlawanan Persebaya Surabaya di partai final lewat skor 1-0.

"Saya ingin menyebut Tugiyo. Skillnya bagus, akselerasinya cepat sekali. Luar biasa performa dia waktu itu. Ketika berhadapan dengannya di atas lapangan, saya tidak pernah melihat Tugiyo dari posturnya, tidak sama sekali," ujar Warsidi.



Bak serigala berbulu domba seperti Tugiyo di era keemasannya, begitu kira-kira cara Lepri menerkam mangsa. Menurut Warsidi, Olympia beruntung punya striker yang pandai mencuri ruang dan momentum.

Panasnya fase Champions 16 Besar yang harus dijalani anak-anak Olympia selepas jeda kompetisi masa puasa bukan tidak mungkin akan memancing intuisi Lepri. Tentu menarik ditunggu juga bagaimana cara Warsidi meramu strategi agar sang anak asuh tak sungkan on-fire.

"Sekali lagi saya tekankan, jangan lihat Lepri dari posturnya. Mari kita lihat kemampuannya dari segi skill individu dan kemauan untuk kerja keras. Jujur, beruntung sekali saya punya amunisi seperti Lepri di sektor lini depan," tegas Warsidi.





"Namun seperti yang saya tambahkan tadi, sejauh ini performa Lepri saya nilai baru 70 persen. Ya saya harap di fase Champions 16 Besar nanti menjadi 100 persen," sambung Warsidi seraya tersenyum lebar.






Berikut Bagan Fase Champions 16 Besar IJL U-9:



  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa