Maesa Dihantui Kelompok Penerbang Roket




IJL.Com- Ada lubang besar di bawah mistar gawang Maesa Cijantung. Kontra Salfas Soccer, Si Burung Hantu dihantui kelompok penerbang roket.

Hasil minor saat laga kontra ASTAM jadi pelajaran berharga untuk anak-anak Maesa. Sempat unggul terlebih dahulu lewat kaki Ahmad Rafi, namun apa daya Saubyhaky Putra dan kawan-kawan harus tertunduk lesu pada akhir laga.

Lubang besar di bawah mistar gawang jadi pekerjaan rumah untuk sang pelatih, Warya Sunarya. Ia mengakui saat laga kontra ASTAM, dua penjaga gawang Maesa sedang tidak dalam performa terbaiknya.

"Penjaga gawang kami  kurang fokus, itu catatan besar yang saya bawa pasca laga kontra ASTAM," ujar Arya.

"Hasilnya bisa terlihat, dua kali berakibat fatal. Mudah-mudahan itu bisa jadi pelajaran berharga dan tidak terulang lagi," sambung Arya.



Sialnya, akhir pekan nanti giliran Salfas Soccer yang jadi lawan tanding. Status tim lawan sebagai pemuncak klasemen Grup Sensation jadi perhatian tersendiri untuk Si Burung Hantu, julukan Maesa.

Namun Arya menegaskan anak asuhnya tidak gentar. Sebelum peluit panjang dibunyikan, pantang Maesa "balik kanan".

"Saya selalu berikan instruksi kepada anak-anak, siapapun tim yang dilawan dan sebelum peluit akhir berbunyi maka peluang akan tetap ada. Jadi jangan pernah menyerah sekalipun dalam posisi tertinggal," ujar eks pemain PSJS Jakarta Selatan itu.





Meski demikian, Arya menyadari betapa ganasnya kekuatan Salfas dari lini ke lini. Dari pekan ke pekan, gaya permainan tim asal Tangerang itu memang kian memanjakan mata penonton.

Enam laga terakhir, sapu bersih berhasil dibukukan tim yang identik dengan jersey warna kuning tersebut. Catatan fantastis bertaburan termasuk kiper Salfas yang terakhir memungut bola dari gawangnya sendiri pada November 2018 lalu.

Urusan juru gedor, Salfas punya "kelompok penerbang roket" dalam diri Tedja Kusuma-Frayoga Wijaya ditopang Satrio Mega Insan. Pakem 4-3-3 membuat ketiganya tampil lebih menggila.







Determinasi kelompok penerbang roket memang punya kontribusi lebih untuk Salfas. Tedja, meskipun belum pernah mencatatkan nama di papan skor namun harus diakui dari sepak terjang si kidal itu pula energi pemain lawan paling banyak terkuras.

Satrio sendiri pada pekan sebelumnya baru saja menorehkan tiga gol ke gawang Java Soccer Academy. Praktis, pemain jebolan IJL Elite 2017 itu kini bercokol sebagai pemuncak daftar top-skorer bersaing dengan striker ASTAM, Reza Wahyu Hidayat. Sementara Frayoga, tidak salah jika nomor punggung 10 melekat untuk sang striker.

Jangan lupakan pula militansi sang kapten, Adam Restu Perdana yang tidak kenal kata mendayu-dayu saat sudah berada di atas lapangan. Pun begitu dengan kian efektifnya peran Fathan Mubinan Sugiatna pada saat-saat genting.

"Gelandang dan juga pemain sayap Salfas memiliki penguasaan bola dan kecepatan yang patut kami waspadai. Mereka memiliki organisasi permainan yang rapi baik sedang dalam keadaan menyerang atau bertahan," ujar Arya.



"Tidak ada cara lain untuk lebih memahami gaya permainan Salfas yakni dengan membongkar video rekaman pertandingan mereka," tambah Arya lagi.



Jelas, Arya tidak ingin benteng pertahanan Maesa dihujani tembakan roket ala Salfas. Lebih mawas diri jadi pesan sang pelatih untuk Lana Maulana dan kawan-kawan.

"Kami sudah siap, mungkin ada sedikit perubahan formasi untuk laga Sabtu nanti. Tanpa persiapan yang matang, mustahil dapat meraih poin penuh dari Salfas," tandas Arya.





  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa