Meraba Cahaya di Kaki Audy Laksono




IJL.Com- Secercah cahaya itu ada di kaki Audy Laksono Agung Wibowo. Kontra ASTAM, saat yang tepat untuk "bangkit dari kubur".

Stoni seperti kehabisan bensin. Pasca meraih kemenangan perdana di laga kontra All Star Galapuri, tim yang bermarkas di Bantargebang, Bekasi itu justru melambat pada dua pertandingan terakhir.

Usai dibekuk Cipta Cendikia FA, Stoni belum mampu bangkit. Jumpa Maesa Cijantung meski sempat unggul terlebih dahulu namun apa daya mereka harus mengakui keunggulan Si Burung Hantu lewat gol penalti di menit akhir.

Meski demikian selalu ada hikmah di balik tiap cobaan. Salah satu pemain Stoni yang terus memperlihatkan perkembangan signifikan tak lain adalah Audy Laksono Agung Wibowo.

Tidak jarang Audy menjadi bidikan pemain lawan. Bukannya tanpa alasan memang mengingat skill sekaligus teknik bahkan visi bermainnya ada di atas rata-rata rekan setimnya.

Butuh dua pemain untuk menghentikan laju gerak Audy di atas lapangan. Dari Raja Aybeun (Cipta Cendikia FA) sampai Zee Syabany (Maesa Cijantung) pernah merasakan kesulitan meredam Audy.

"Audy itu mulai gabung awal 2018. Saya akui dia merupakan pemain yang punya skill di atas rata-rata ditambah kekuatan fisik yang prima," jelas pelatih Stoni, Maulana Imron Dwi Putra.



"Hal itu menjadi modal untuk menunjang keterampilannya bermain sepak bola apalagi sekelas Indonesia Junior League yang bermain dengan durasi 2x25 menit," ujar Maulana lagi.





Perannya sebagai seorang penyerang sayap memang memaksa Audy harus lebih banyak bergerak. Filosofi sepak bola Indonesia (Filanesia) tengah berproses dalam dirinya.

"Sebenarnya saya tidak punya alasan khusus memberikan dia nomor punggung tujuh. Tetapi saya coba mengaplikasikan Filanesia yang di dalamnya nomor punggung sudah menjadi karakter posisi dalam bermain," ungkap Maulana.





"Dia cocok bermain di posisi penyerang sayap, kebetulan Audy sangat mengidolakan Cristiano Ronaldo," sambung Maulana seraya tersenyum.



Yang paling diingat dari Audy tentu gol spektakulernya ke gawang Galapuri. Sekilas memang mirip dengan cara CR7 menjebol jala gawang lawan.

Hal itu yang nampaknya masih dirindukan publik IJL dari aksi seorang Audy. Butuh kejelian juga dari pelatih membakar gairah sang anak asuh.

"Audy tipe pemain yang masih agak nervous dengan situasi pertandingan, harus lebih jeli beri dia motivasi," ujar Maulana.





"Buktinya ada di laga melawan All Star Galapuri, begitu berubah dari segi penampilan, dia bisa cetak gol dari jarak jauh," tambah pelatih asli Bekasi tersebut.



Dukungan lebih untuk Audy bisa jadi secercah harapan untuk Stoni yang ingin keluar dari lorong gelap. Akhir pekan nanti melawan ASTAM bisa jadi momentum terbaik. 

Ya, meski berjarak 11 poin dari ASTAM, bukan tidak mungkin Stoni membuat kejutan di papan skor. Namun Maulana tak mau anak asuhnya gegabah, ia sendiri tidak ingin Stoni terlalu Audy-sentris.

"Saya selalu ingatkan pemain agar selalu utamakan kerjasama tim. Jangan mengandalkan skill individu atau ego masing-masing karena yang dimainkan adalah sepak bola bukan catur" tutup Maulana.



Stoni sendiri saat ini masih ada di peringkat ke-12 klasemen Grup Sensation. Butuh banyak perjuangan jika mereka ingin menjaga asa zona delapan besar.



  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa