M'Private Soccer School Melukis Sejarah




IJL.Com- Gelaran IJL U-13 edisi pertama melahirkan M'Private Soccer School sebagai sang empunya trofi juara usai menaklukkan Garec's 1978, Sabtu (24/8) di Lapangan Nirwana Park Sawangan. Melukis sejarah di atas suratan air mata.

M'Private Soccer School keluar sebagai jawara IJL U-13 musim 2018/2019 setelah di partai final menyudahi perlawanan Garec's lewat babak adu penalti dengan skor 3-2 (1-1). Bima Aidil, sang penjaga gawang jadi pahlawan kemenangan ketika berhasil menepis tiga sepakan 12 pas pemain lawan.

Sebelumnya di waktu normal, M'Private sempat unggul melalui gol Ahmad Riza tepatnya pada menit ke-13. Memanfaatkan akselerasi umpan Bagas Prayoga, pemain bernomor punggung 33 tersebut menceploskan bola dengan tenangnya, skor 1-0 bertahan hingga babak pertama usai.

Di babak kedua, M'Private balik mendapat tekanan bertubi-tubi dari Garec's. Hasilnya di menit ke-29, Bima Aidil harus rela memungut bola dari gawangnya setelah Daffa Ardias sukses memanfaatkan proses kemelut di dalam area kotak penalti.

Tambahan waktu 2x10 menit ternyata belum cukup bagi kedua tim untuk menambah pundi-pundi golnya. Alhasil pertandingan dilanjutkan lewat drama adu penalti dan berakhir dengan skor 3-2 sebagai garansi kemenangan M'Private.

"Ini laga final yang sejati, kedua tim sama-sama bermain dengan hati. Gelar juara ini kami persembahkan untuk Rizki Fadillah," ujar Mulyadi, pelatih M'Private.



"Tidak mudah membakar motivasi anak-anak di tengah suasana duka yang begitu mendalam. Tapi sekali lagi, para pemain di atas lapangan sampai yang duduk di bangku cadangan sudah bermain dengan hatinya," tambah Mulyadi.







Trofi IJL U-13 bisa dibilang bak suratan air mata untuk skuat M'Private. Pita hitam yang melingkar di lengan jadi simbol penghormatan terakhir untuk Rizki Fadillah.

Melukis sejarah di atas suratan air mata memang begitu sakral rasanya. Tidak heran, isak tangis pecah menghiasi wajah keluarga besar M'Private. Jersey Rizki Fadillah yang ikut diajak naik podium jadi saksi bisu.

"Di awal kompetisi memang sulit membayangkan rasanya kami bisa sampai ke partai final. Tapi setelah menginjak babak sistem gugur, optimisme itu memuncak, saya ingin membayar pengorbanan para pemain dan juga orangtua yang sudah susah payah berjuang selama 10 bulan bergelut di IJL," tutur Mul.





"Sampai pada akhirnya jelang partai final diterpa suasana duka, bisa dibilang ini momen paling mengharukan selama saya menjadi pelatih," sambung Mul.



Mul sendiri juga tidak lupa mengucapkan rasa terima kasihnya untuk skuat Garec's. Menurutnya, armada asal Cengkareng itu beruntung mempunyai pelatih muda sekelas Fakhri Rasyid.

"Seperti yang saya bilang sebelumnya, juara sejatinya tetap IJL yang sudah sukses menggelar kompetisi dengan level sangat ketat tapi dengan aroma kekeluargaan kuat sekali," tutur Mul.



"Saya juga ingin mengucapkan terima kasih untuk Garec's, mereka beruntung punya pelatih muda sekelas Fakhri Rasyid. Cerdas, berani eksplorasi taktikal, intuisinya luar biasa. Saya sempat bilang ke dia tadi agar tetap semangat menjaga mimpi anak-anak Garec's. Masa depan Fakhri juga masih panjang," pungkas Mul.



  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa