Muhammad Arfan Petik Hasil Panen


IJL.Com- Setiap kali melihat Pelita Jaya Soccer School U-9 berlaga kurang afdol rasanya tidak menyebut nama Muhammad Arfan Herdiansyah. Comeback stronger bukan sekadar slogan.

Persona Arfan di bawah mistar gawang Pelita Jaya tidak pernah kehabisan sorot kilau lampu kamera. Kiper yang nyentrik, penuh aksi heroik dengan penyelamatan-penyelamatan fenomenalnya.

Sudah bukan cerita baru tentunya mendengar betapa powerfulnya Arfan mati-matian menjaga kesucian benteng pertahanan Pelita Jaya. Berani keluar dari sarangnya guna menantang musuhnya duel satu lawan satu. Trengginas!

Ya, Arfan memang tidak hanya berperan sebagai seorang penjaga gawang untuk Pelita. Dalam sepersekian detik, ia mampu menyulap dirinya sendiri sebagai sweeper kelas kakap.


Aksi berkelas Arfan faktanya kerap membuat sang ibu, Royanih "gusar". Cemas bin deg-degan semua campur jadi satu.

Melihat Arfan di atas lapangan tanpa ada teriakan lantang mungkin ibarat sayur tanpa garam bagi Royanih. Wajar, naluri ibu berbicara.

Namun tidak dengan Rahmat, ayah dari Arfan. Kalem, tenang, begitu percaya dengan tindak tanduk sang buah hati.

"Yang lebih banyak deg-degan sampai ga bisa diem itu justru istri saya. Saya pilih tersenyum saja, meski mulut masih agak sedikit komat-kamit," ujar Rahmat tak kuasa menahan tawa.

"Saya hanya bilang ke istri saya agar sedikit lebih tenang, toh Arfan sudah hitung-hitungan saat ambil keputusan, percaya saja," sambung Rahmat.

Berlaga di IJL U-9 musim 2019, Arfan hanya dua kali memungut bola dari gawangnya selama 20 laga. Puncaknya, Pelita Jaya ia bawa terbang ke podium tertinggi, label jawara didapat The Young Guns usai menekuk FIFA Farmel di partai final dengan skor akhir 1-0.

Senyum Arfan makin semringah saat gelar kiper terbaik IJL U-9 jatuh ke pelukannya. Pantas memang, seng ada lawan!

Rahmat pun sampai kehabisan kata-kata saat mendengar nama Arfan disebut. Dari balik panggung matanya nampak berkaca-kaca melihat putra kebanggannya tersebut berjalan selangkah demi selangkah memetik hasil panen.

"Terharu dan bangga saat melihat Arfan berjalan untuk naik podium," ujar Rahmat.


"Ini buah dari kerja keras Arfan mengikuti sengitnya kompetisi IJL dari musim 2018 lalu. Selain itu berkat andil coach Asdi (Pelatih Kiper Pelita Jaya) pula yang membuat Arfan semakin jauh lebih matang. Beliau sosok yang tulus dan punya dedikasi tinggi. Dari tangan dingin coach Asdi pula Arfan yang tadinya penyerang kini berdiri dengan gagah di bawah mistar gawang," sambung ayah dari tiga anak tersebut.

Meski demikian, Rahmat meminta Arfan tidak lupa daratan. Terbentur, terbentur dan jauh lebih terbentuk. Bahwasannya, merendah untuk meroket adalah kunci.

"Saya hanya bilang ke Arfan kalau IJL itu persaingannya jauh luar biasa ketatnya, mempertahankan lebih sulit daripada mendapatkan," terang Rahmat.

"Trofi yang Arfan impikan sudah didapat. Jangan terlena, bangga boleh tapi jangan terlalu berlebihan apalagi sampai besar kepala," tandas Rahmat.



  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa