Muhammad Ferdi; Rambut Klimis, Kado Manis




IJL.Com- Akhir pekan kemarin di Nirwana Park Sawangan bisa jadi hari yang akan terasa sangat sulit dilupakan oleh kapten Garec's, Muhammad Ferdi. Tambah usia berbuah tiket final IJL U-13.

Keberhasilan Garec's lolos ke babak final IJL U-13 usai menyudahi perlawanan Indonesia Rising Star lewat drama adu penalti tidak akan bisa lepas dari peran sentral el capitano, Muhammad Ferdi di barisan lini belakang. Tidak hanya kokoh dari segi permainan, ban kapten yang melingkar di lengannya membuat pemain bernomor punggung dua itu nampak jauh lebih gagah memberikan komando untuk rekan-rekan setimnya.

Teriakan Ferdi ibarat penyambung lidah pelatih Garec's, Fakhri Rasyid di saat konsentrasi armada Garec's tengah mengendur. Faktanya, laga melawan Indonesia Rising Star kemarin tembok pertahanan kesebelasan asal Cengkareng itu benar-benar bermain tanpa celah.

"Sebagai seorang kapten pastinya sangat merasa senang bisa membawa tim saya ke partai final," ujar Ferdi.



"Kalau soal beban sudah pasti ada, apalagi waktu laga penyisihan grup kami hanya bisa bermain imbang dengan skor 1-1 melawan IRS. Tapi sebagai seorang kapten saya terus mencoba untuk memotivasi teman-teman untuk belajar dari kesalahan dan kekurangan dari pertandingan sebelumnya," tambah Ferdi.



Dibanding pertemuan saat babak penyisihan grup lalu, Garec's memang lebih bermain dengan kepala dingin saat membendung serangan balik IRS yang dipelopori Fava Sheva. Rambut klimis Ferdi ibarat simbol kesiapan dirinya menahan laju gerak striker "kelas kakap" tim lawan dalam diri Alief Apikri.

Alief memang begitu kesulitan lepas dari jeruji besi Garec's yang dibangun Ferdi sepanjang jalannya laga. Kemanapun Alief bergerak disitu ada Ferdi dengan setia membayangi.

"Rahasia saya hingga bisa menghentikan striker secepat Alief Apikri adalah bermain dengan tenang. Lagi-lagi saya banyak belajar dari pertandingan di babak penyisihan grup kemarin," tambah Ferdi.



Lolosnya Garec's ke partai final juga semakin memperlengkap hari jadi Ferdi yang genap berusia 14 tahun pada 26 Juli kemarin , satu hari sebelum laga kontra IRS digelar. Jelas, tiket laga puncak adalah sebuah kado manis tak ternilai harganya.

"Alhamdulillah tiket partai final itu menjadi kado yang paling terindah bagi saya," ujar Ferdi.





"Saya tidak pernah minta hadiah apa-apa ke orangtua, doa mereka yang selalu setia mengiringi langkah saya sudah lebih dari cukup. Garec's ke final juga berkat ridho orangtua," tandas siswa SMPN 125 Jakarta Barat itu.


  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa