Nasri Nur Azhima: Setegar Batu Karang




IJL.Com- Indonesia Muda Utara U-13 beruntung punya penjaga gawang setegar Nasri Nur Azhima. Berdiri seorang diri, tangkapan lengket berujung naik daun. 

Indonesia Muda Utara (IMUT) harus puas berbagi angka dengan Tunas Asa Soccer School dengan skor 1-1 dalam lanjutan laga pekan kesembilan Indonesia Junior League (IJL) U-13, Sabtu (21/5). Sempat unggul terlebih dahulu, namun sayang tim asuhan Mario Agustinus Lalumedja tersebut tak kuasa mempertahankan keunggulan. 

Dari balik hasil imbang tersebut, performa penjaga gawang IMUT, Nasri Nur Azhima layak diberi acungan jempol. Kontribusinya terasa sangat mahal membendung serangan-serangan sporadis Tunas Asa. 

Meski untuk ukuran penjaga gawang postur Nasri terbilang mini, faktanya tidak mudah melucutinya meski lewat serangan udara sekalipun. Tangkapan kiper kelahiran 11 Juli 2008 tersebut terasa sangat lengket, seperti ada magnet yang membuat si kulit bundar jinak mendekat. 

Usut punya usut, sebelum peluit kick-off dibunyikan, ada rasa galau menyelimuti Nasri. Pasalnya, ia harus berdiri seorang diri di bawah mistar gawang karena IMUT tak membawa kiper cadangan. 

"Jujur sempat takut sih awalnya. Saya khawatir kalau jatuh cedera, nanti siapa yang jaga gawang," ungkap Nasri. 


"Tapi pelatih sudah meyakinkan saya bisa kasih performa terbaik. Tidak lupa berdoa sebelum bertanding biar tambah yakin," tambah Nasri seraya melempar senyum. 



Dorongan motivasi dari jajaran pelatih dan rekan setim otomatis membuat Nasri tegar seperti batu karang. Jangan heran sepanjang 2x25 menit ia tampil sangat pede sebagai garda terakhir IMUT. 

"Tetap tenang dan sabar amati jalannya pertandingan itu yang membuat saya tampil lebih percaya diri. Terimakasih juga karena pelatih selalu memberikan semangat," tegas Nasri. 

"Rasanya bersyukur bisa amankan poin meski tidak bisa mempertahankan keunggulan. Ya mungkin kami harus lebih rajin berlatih lagi kalau mau pulang bawa kemenangan. Masih harus banyak belajar," sambung Nasri. 



Sejatinya, atmosfer kompetisi IJL tidaklah asing bagi Nasri. Musim 2019 ia sudah terlebih dahulu ditempa saat berseragam IMUT U-11. 

Apalagi Nasri sudah begitu ketagihan berdiri di bawah mistar gawang. Menurutnya, ada tantangan lebih begitu ancaman demi ancaman sudah datang. 

"Dari kecil memang sudah memilih untuk jadi seorang kiper karena saya lihat penjaga gawang kelas dunia itu ya hebat sekali bisa jatuh bangun memberikan penyelamatan. Tantangannya lebih besar," ujar Nasri. 



"Kiper yang paling diuji itu kan juga titik fokusnya dan harus paham dengan kondisi lapangan mau itu dalam keadaan normal ataupun diguyur hujan. Jadi ya memang lebih banyak tantangannya menurut saya," tandas Nasri. 



Peluang IMUT untuk lolos ke fase knockout 16 Besar masih cukup terbuka meskipun harus ekstra kerja keras di dua pertandingan sisa babak penyisihan Grup A. Enam poin dari empat laga sejauh ini bisa terus dimaksimalkan sebagai modal meramaikan peta persaingan. 


  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa