Obat Mujarab Alvaro Akhtarizky Syafandy





IJL.Com- Sarung tangan kiper lebih dari sekadar senjata tempur bagi penjaga gawang Salfas Soccer U-11, Alvaro Akhtarizky Syafandy. Dari ranjang rumah sakit sampai hamparan rumput hijau.

Di kancah sepak bola usia dini, butuh hati yang lapang untuk berdiri di bawah mistar gawang. Bukan tanpa sebab, posisi gelandang atau penyerang lebih banyak dielu-elukan. Wajar saja, semua berlomba-lomba ingin mencatatkan nama di papan skor sambil berebut sorot silau mata kamera.

Namun bagi kiper Salfas Soccer U-11, Alvaro Akhtarizky Syafandy melakoni peran sebagai penjaga gawang ibarat doa tersirat. Ya, semua justru berawal dari ranjang rumah sakit yang sudah jadi saksi bisu.

Sarung tangan kiper ternyata tak hanya sekadar senjata tempur untuk Alvaro namun juga obat mujarab. Magis sepak bola membawa dirinya seperti terlahir kembali.

"Ceritanya waktu itu Alvaro pernah dirawat di rumah sakit karena demam berdarah. Ia selalu berdoa agar cepat sembuh dan minta dibelikan sarung tangan kiper. Kebetulan sangat mengidolakan penjaga gawang Bayern Muenchen, Manuel Neuer," ungkap sang ayah, Dany Afandy.





"Saya belikan sarung tangan kiper yang bahkan langsung Alvaro pakai saat masih dirawat. Alhamdulillah, kondisinya langsung membaik semua. Setelah sembuh, baru didaftarkan untuk gabung ke Salfas sekitar 2016," tambah Dany seraya melempar senyum.





Selang satu tahun kemudian, Alvaro berhasil membawa Salfas Soccer meraih gelar juara Indonesia Junior League U-9. Dany masih ingat betul bagaimana sang putra bersama rekan-rekan setimnya menjalani drama adu penalti kontra ASTAM di partai final.

Meski saat itu usia Alvaro belum sampai genap delapan tahun, ia tak sungkan mendampingi sang kolega, Muhammad Rafly Syahid menghempaskan deru serangan tim lawan. Benar-benar seorang supersub, jelas bukan ban serep.

"Sangat tidak terlupakan, sebuah momen besar. Apalagi di final kami bisa mengalahkan SSB ternama. Semangat betul hari itu, semua atribut suporter Salfas begitu lengkap seperti nonton Piala Dunia," kenang Dany tak kuasa menahan tawa.



"Pada saat Salfas menyamakan kedudukan dan dilanjutkan ke adu penalti, tidak hanya saya namun semua pendukung Salfas saat itu tegang luar biasa," tambah Dany.



Dany memang tak bisa memungkiri, jatuh bangun Alvaro demi menjaga kesucian garda terakhir Salfas tak jarang membuat ia sampai keringat dingin. Namun rasa was-was memudar seiring performa heroik sang penjaga gawang yang kerap disebut sebagai "pahlawan tanpa tanda jasa".

Konsekuensi memungut bola dari gawangnya sendiri jelas tak akan membuat Alvaro kapok. Percaya selalu ada terang pelangi sehabis hujan badai.

Terbukti, menanjaknya tren Salfas dalam beberapa pekan terakhir di kancah IJL U-11 musim ini tidak bisa lepas dari kegigihan serta bulatnya tekad Alvaro. Betul-betul kiper tak kenal takut rongrongan ancaman lawan, tegap berdiri tak mudah dibuat tertunduk.

"Sudah pasti greget dan tegangnya luar biasa tapi ada ketenangan ketika anak bermain baik, terselip rasa bangga juga. Pertandingan itu tidak harus selalu menang, tapi tunjukan performance pada saat bertanding," ujar Dany.





"Ketika Alvaro sudah masuk ke lapangan, saya percayakan semuanya ke dia dan pelatih. Selalu percaya, pasti bisa bermain baik dan sebagai orangtua hanya berdoa dan terus memotivasi," pungkas Dany yang juga berperan sebagai manajer Salfas di IJL U-11. 






  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa