IJL.Com- Meminjam peribahasa 'Bagai Elang Menyongsong Angin' yang bermakna tidak gentar menghadapi musuh, begitulah kira-kira gambaran persona barisan gerbong pemain terbaik pekan kedelapan Indonesia Junior League U-11. Tak ada hampa terasa jika mau terus berusaha jadi pembeda.

Kiper: 

Thufail Syaukhi (Young Warrior FA)

Bukan hanya membendung badai serangan lawan namun juga menjadi poros permainan Young Warrior FA, visi serta misi Fail di bawah mistar gawang ada di atas rata-rata pemain seusianya, begitu flamboyan lepas keluar dari ancaman serta membalikkan tekanan. Kiper dengan akurasi tendangan ciamik, terbukti ada satu gol semata wayang diluncurkan saat jumpa Pelita Jaya Soccer.



Bek: 

Erlangga Fajryawan (Putera Utama Tambun)

Jenderal lini belakang dengan kemampuan reading the game kelas wahid, cepat tepat lugas melepaskan sapuan bola bersih sehingga jarang sekali meleset, bek yang bisa ikut ambil bagian mengatur sirkulasi dan tempo serangan Putera Utama Tambun. Insting pemecah deadlock Erlangga pun cukup mumpuni, bukti sahih ada satu gol penentu diceploskan ke gawang FU15FA.



Abi Fajar Saputra (Java Soccer Academy)

Pemain serbabisa bertenaga kuda yang tidak tergantikan di skuat Java Soccer Academy, bak menyelam sambil minum air begitu cara Fajar menjaga kedalaman lini tengah sekaligus belakang, sangat rajin menambal kebocoran di tiap jengkal lapangan. Berperan vital pula sebagai pemantik serangan dari sektor lini belakang, akurasi umpan lambung jarak jauh punya potensi lebih.



Kinza Jibran (Laskar Pelangi Soccer)

Taktis dan dinamis menangkal radiasi serangan sporadis SSJ Kota Bogor dan Indonesia Muda Utara, ketenangan Kinza turut menimbulkan rasa aman untuk rekan-rekan setimnya di sektor pertahanan, ada banyak ragam intersep dilepaskan di momen-momen genting. Tidak hanya sekadar terpaku bertahan, ikut ambil bagian mencuri ruang guna menambah daya dobrak Laskar Pelangi.



Gelandang: 

Rizki Eka Saputra (FIFA Farmel)

Daya olah bola Rizki adalah yang terbaik di kelasnya, visi sebagai sutradara serangan tim semakin menambah kontribusi sebagai sosok sentral di lini tengah FIFA Farmel, pergerkannya ibarat "besi berani" hingga menyedot perhatian dua sampai tiga pemain lawan. Total ada tiga gol dipersembahkan ke gawang GRT dan D'Joe, kesemuanya berujung 'killing the game'.



Beel Jacksem (Alba FC)

Tanpa mandi keringat bukan Beel namanya, pemain serbabisa sekaligus bertalenta luar biasa membuat tiga jengkal lini Alba begitu bertenaga saat dalam keadaan bertahan ataupun menyerang, rajin melepaskan intersep sehingga banyak momentum tim lawan kerap terputus di kakinya. Tidak sungkan berburu gol, tercatat satu kali jala gawang CISS ia robek.



Alexander Danuarta (Salfas Soccer)

Begitu gigih menjaga dominasi lini tengah Salfas Soccer, Alex tak ubahnya jembatan permainan tim dengan operan-operan kunci yang membuat rekan-rekan setimnya lebih leluasa mencari ruang, perannya tak tergantikan saat menangkal arus serangan balik tim lawan. Pandai pula mencium peluang emas, terbukti ada satu gol disumbangkan ke gawang Surya Bakti Cilegon.



Penyerang: 

M Revan Adliansyah (Putra Sejati Inssa)

Berperan vital sebagai seorang "kontributor" lini tengah sekaligus depan guna menjaga stabilitas serangan Putra Sejati Inssa, karakter Revan yang begitu stylish saat menyisir sayap lapangan menjadi warna tersendiri, kemampuan melepaskan manuver diiringi sentuhan satu-dua layak diberi acungan jempol. Tidak mencetak gol namun dua assist berkelas ia suguhkan saat laga kontra Brazilian Soccer School PIK.



M Fairuz Al Jamail (Akademi Persib Bogor)

Tak kenal lelah menghantui pertahanan lawan, Fairuz tak ubahnya 'Si Kancil' yang begitu gesit nan cerdik menguber dan menggeber peluang, manuver tajam disokong kemampuan giring bola menawan membuat namanya jadi buah bibir komentator pertandingan. Kontribusi sahih sebagai pemilik nomor punggung sembilan, ada satu gol krusial tercipta saat jumpa CISS.



M Rasya Febrian (Maesa Cijantung)

Pionir serangan Maesa yang "merajai" sisi sayap lapangan, sayatan eksplosif merobek sendi demi sendi pertahanan lawan menjadi ciri khas tak terpinggirkan, kerapkali dilanggar tidak membuat Rasya jadi ciut nyali malah justru makin menjadi. Tak cukup hanya jadi pembeda namun juga penentu, terbukti ada satu gol diceploskan saat jumpa Tunas Asa ditambah brace ke gawang Tajimalela. 



Greyfaldi Abdulmanan (All Star Galapuri)

Pemain berkaraktersitik winger dengan kemampuan "tipu daya" terbilang mumpuni untuk merusak konsentrasi pertahanan lawan, roda-roda serangan All Star Galapuri praktis selalu berawal dari kreativitas Grey mengembangkan alur permainan, butuh dua pemain untuk meredamnya. Gol semata wayang dilesakkan ke gawang BMIFA, sumbang dua assist saat jumpa ASIOP.



Pelatih:

Yusep Sopian (Salfas Soccer)

Berhasil membawa Salfas Soccer menemukan pakem permainan terbaiknya di pekan kesembilan dengan konsistensi tingkat tinggi, disiplin dan cepat ambil keputusan lewat sistem rotasi menjadi bentuk keberanian Yusep untuk menggali potensi tersembunyi dari barisan anak-anak asuhnya, terbukti ada nama-nama seperti Bagus Satrio dan Ilham Ludi pelan-pelan mengorbit guna menyusul Juan Muhammad Nasri dan Alexander Danuarta. Secara keseluruhan, tiga sektor lini Salfas bermain sangat kolektif saat membungkam Surya Bakti Cilegon dan Giras Soccer School, percaya dengan kemampuan anak asuh tentu adalah marwah pembinaan yang sesungguhnya.



Cadangan:

Kiper: Rifqi Fauzi (Tunas Asa) 

Bek: Prabu Bintang Utara (Giras Soccer School), Ifni Faiq (Akademi Persib Bogor), Prayudha Dwi Ramadhan (Cipondoh Putra), Gregory Lie (FIFA Farmel)

Gelandang: Arya Andhika (Indonesia Muda Utara), Fahri Marzuki (Indonesia Rising Star), Demas Haryo Damarino (ASIOP), Fahri Akbar (Serang City Soccer School), M Rizqi Sofian (Serpong Jaya)

Penyerang: Raffy Fathurrahman (Laskar Pelangi Soccer), Vashya Dianmar (Putra Sejati Inssa), Wahyu Shulton (Alba FC), Sayyid Salman (B24HABS), Bagus Satrio (Salfas Soccer), Fikri Ahmad (All Star Galapuri)