Peran Srikandi Penjaga Biduk Rumah Tangga Tunas Asa




IJL.Com- Faktor gender tidak menghalangi Fitri untuk menyelamatkan biduk rumah tangga Tunas Asa. Ditempa kerasnya badai kompetisi Indonesia Junior League, menggali talenta berbakat memang tak kenal kata kapok.

Dasar kadung cinta dengan dunia sepak bola membuat Fitri rela mencurahkan sebagian hidupnya untuk Tunas Asa. Terhitung sudah dua tahun lebih berjalan, wanita berusia 40 tahun tersebut memegang peranan strategis sebagai orang nomor satu di SSB asal Setu, Cipayung, Jakarta Timur itu.

Ya, faktor gender bukan jadi penghalang bagi Fitri untuk menuangkan pemikiran dan idenya demi keberlangsungan biduk rumah tangga Tunas Asa. Ada rajutan wanita hebat dari balik simpul keluarga yang kuat. Srikandi di dunia sepak bola jelas bukan mitos belaka.

"Saya jadi Ketua Umum Tunas Asa sejak Juli 2018. Saat itu kondisi tim sedang down, ya namanya SSB pasti ada dinamika. Tidak tahu juga kenapa hati saya tiba-tiba ikut tergerak terjun ke dunia sepak bola, mungkin panggilan alam ya atau sudah garis Tuhan karena memang sejak kecil saya cinta dunia si kulit bundar dan terdidik berorganisasi juga," ungkap Fitri.



"Kebetulan saya ngefans sekali dengan Manchester United. Ya jelas sejak zamannya David Beckham," ujar Fitri seraya tersenyum lebar.



Fitri sebenarnya sadar, menahkodai tim yang meski levelnya baru "akar rumput" juga butuh mental baja hingga bahkan tak jarang sampai banting tulang. Namun benar kata orang, terkadang cinta mengalahkan logika karena kasih ibu tak terhingga sepanjang masa.

"Dari awal 2008 sebenarnya saya punya usaha toko baju muslim. Pas memutuskan untuk mengurus Tunas Asa, bisnis itu sengaja saya tinggalkan karena memang benar-benar mau fokus urus tim demi merapikan sistem. Bersyukur sekarang manajemennya sudah jauh lebih solid dengan jajaran pelatih yang lebih bertanggung jawab sampai koordinator tim tiap usia terbentuk jadi saya bisa nyambi lagi usaha yang saya rintis sejak puluhan tahun," terang Fitri seraya melempar senyum.



"Sepak bola menurut saya adalah olahraga yang paling seru. Kalau sudah cinta, pasti tak kenal kata kapok. Mengelola SSB butuh perjuangan juga pengorbanan baik mental serta fisik, paling utama kudu kuat. Semua anak-anak Tunas Asa yang menjadi sumber semangat dan kekuatan saya ditambah teman-teman di bagian manajemen, staf pelatih dan tentunya jangan lupakan kekompakan orangtua murid," sambung wanita kelahiran Kediri namun besar di Lampung tersebut.



Fitri sendiri tidak menyesali keputusan untuk menerjunkan anak-anak Tunas Asa di kancah Indonesia Junior League U-11 musim ini. Meski konsekuensinya, hukum 'tabur-tuai' harus diterima seiring derasnya badai ombak kompetisi.

Bak kapal di lautan lepas, itulah gambaran kiprah Tunas Asa dalam gelaran kompetisi IJL U-11. Agak terhuyung-huyung namun jelas semangat ulung yang dikobarkan Fitri membuat Ahmad Gilang Ramadhan dan kawan-kawan pantang berujung karam.

Terbukti, beberapa pemain Tunas Asa pernah menembus gerbong pemain terbaik IJL U-11 yang selalu dirilis tiap pekannya. Ya sebut saja diantaranya seperti Mochamad Zlatan Ibrahimovik (penyerang), Ardian Bagaskoro (bek) sampai Rifqi Fauzi (kiper). Tercatat pula nama Muhammad Romzah Ananda lewat aksi gol terbaiknya di pekan kelima.

"Awalnya kami tidak membayangkan kompetisinya bakal seketat ini, maklum memang rata-rata pemain Tunas Asa baru pertama kali mencicipi ajang yang namanya kompetisi karena semua siswa anyar," jelas Fitri.



"Namun imbasnya orangtua murid juga ikut merasakan atmosfer kompetisi yang kami nilai memang high class. Mereka juga jadi ikut belajar bagaimana bersikap saat melihat anak-anak kebanggaannya sedang bertanding, gemuruh sesungguhnya dari atas lapangan bisa dirasakan. Sayang memang musim ini kami hanya menerjunkan U-11 seharusnya ada U-9 namun terganjal karena efek pandemi," tambah Fitri.




Di tabel klasemen sementara Grup B Sensation, Tunas Asa masih terjebak di dasar klasemen. Dari 17 laga, baru ada 25 poin dikantongi.

Meski demikian, Fitri kembali menegaskan Tunas Asa yang sekarang tidak kenal cepat-cepat lempar handuk atau bahkan sampai "gulung tikar". Dari balik pahitnya hasil papan skor, ada agenda curi ilmu sedang diramu Gilang Cs.

"Walaupun sempat terkendala lapangan dan harus pindah-pindah tempat latihan ditambah beberapa kali pergantian pelatih syukur alhamdulilah ada barisan orangtua yang sangat luar biasa mendukung begitu setia. Mereka seperti tidak kenal kata lelah," tutur Fitri.





"Tidak dipungkiri, meraih posisi tabel klasemen papan atas adalah tujuan setiap tim peserta namun itu semua kan tidak ujug-ujug. Anak-anak harus semakin rajin berlatih, menyerap ilmu dari pelatihnya, menjaga kekompakan tim karena itu semua saya yakin adalah rangkaian dari yang namanya proses. Apalagi di IJL, anak-anak punya kesempatan untuk bertemu dengan lawan-lawan tangguh sehingga membuat Tunas Asa menjadi lebih banyak belajar guna mencuri ilmu karena kami akan mempersiapkan tim di jenjang IJL U-13," tandas Fitri dengan nada penuh semangat berapi-api.






  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa