Poros Kamerun-Prancis Sumbang Tenaga untuk Prima Soccer School




IJL.Com- Persiapan Prima Soccer School guna melakoni fase knock-out 16 Besar Indonesia Junior League U-13 bisa dibilang mentereng. Dua eks pemain Sriwijaya FC sampai mantan pelatih Persib Bandung ikut terjun langsung menyumbang tenaga. 

Lolos ke fase knock-out 16 Besar IJL U-13 nampaknya tidak ingin disia-siakan begitu saja oleh anak-anak Prima Soccer School. Selepas libur lebaran usai, tim yang bermarkas di Jelupang, Serpong Utara, Tangerang Selatan tersebut langsung menggeber roda latihan diselimuti acara halal bihalal pada Rabu (26/5) dengan tema 'Bermain Cepat bukan Berlari Cepat'. 

Bukan tanpa alasan tema tersebut diapungkan, pasalnya acara itu dihadiri pula oleh pelatih asal Prancis, Daniel Darko Jankovic. Nama yang sudah tidak terdengar asing bagi pecinta dunia kulit bundar Indonesia karena pernah membesut Persib Bandung dan Pelita Bandung Raya. 

"Kami memang agendakan khusus latihan dengan coach Darko yang baru dua minggu lalu tiba dari Prancis. Pengalamannya baik di level Asia, Eropa bahkan Afrika dengan predikat pelatih berlisensi UEFA A sudah tidak diragukan lagi," ujar perwakilan manajemen Prima, Novita. 



"Untuk pemain yang berkompetisi di IJL jelas mendapat kesempatan khusus mempelajari teknik dan trik dari coach Darko sehingga memasuki babak knock-out mereka lebih siap. Aalagi setelah satu bulan berpuasa, harus pelan-pelan stamina dan tubuh mulai beradaptasi dengan kegiatan normal," tambah Novita seraya tersenyum. 





Bukan hanya Darko yang ikut menyumbang tenaga untuk armada Prima. Persiapan Biasyir Hamam dan kawan-kawan juga disokong dua pemain asal Kamerun yang sudah wara-wiri dalam kancah persepak bolaan Indonesia yakni Herman Dzumafo dan Ngon A Djam. 

Herman Dzumafo seperti diketahui merupakan salah satu bomber asing yang begitu disegani bek lawan. Memasuki usia 41 tahun, determinasi permainan tingkat tinggi masih mampu ia terapkan. Tidak heran nama-nama klub besar seperti Sriwijaya FC, Arema, Bhayangkara FC, Persib Bandung dan PSPS Riau pernah ia bela. 

Ngon A Djam pun tak kalah harum. Karakteristik striker bertubuh jangkung yang sempat menjadi idola publik Sriwijaya FC dan Persebaya Surabaya. 

"Ngon A Djam datang untuk membantu memperagakan beberapa teknik dan style dia yang fenomenal. Apalagi ia punya label mantan pemain Timnas Kamerun yang punya banyak cerita dan pengalaman menghadapi negara-negara besar di dunia sepak bola.  Herman Dzumafo datang sebagai support dan penasehat anak-anak terutama mengenai fisik, mental dan nutrisi yang cukup krusial," terang Novita.





"Keduanya berpesan untuk menyiapkan tubuh dengan nutrisi yang baik paling tidak tiga hari sebelum menjalani laga dengan intensitas tinggi seperti babak knock-out IJL U-13. Jadi mulai Rabu kemarin anak-anak sudah harus memperhatikan elemen-elemen itu semua," tutur Novita. 



Darah Kamerun sejatinya memang sangat kental dalam tubuh Prima. Di IJL U-13 misalnya, ada dua pemain keturunan 'Indomitable Lions' yaitu Djone Nathan Alexander dan Lionel De Troy. 

"Sebenarnya ada lima pemain keturunan Kamerun di Prima. Herman Dzumafo dan Ngon A Djam begitu senang mendengarnya. Yang ia tekankan tidak jauh berbeda, kalau mau hebat ya harus berani fight serta disiplin, semua kembali ke individu masing-masing," tegas Novita. 



Tidak hanya praktik di atas lapangan, sesi tanya jawab pun semakin menambah hangat alih ilmu yang diserap anak-anak Prima. Nasehat-nasehat renyah pun begitu merdu masuk ke telinga Fatih Adriano dan kawan-kawan. 

"Pertanyaan yang sifatnya umum, tapi saya lihat jawabannya begitu mengena untuk anak-anak. Seperti interaksi striker kami yakni Fatih Adriano dengan Herman Dzumafo soal betapa pentingnya seorang striker tahu apa kekurangan dan kelebihan diri sendiri, perhatikan nutrisi untuk menjaga endurance agar sebagai pesepak bola bisa awet usia. Sampai tidak hanya berani fight dan kuat mental di atas lapangan apalagi di usia 13 tahun sudah bukan waktunya pergi latihan selalu diantar orang tua," ujar Novita seraya tersenyum lebar. 



"Muhammad Fathir memberikan pertanyaan kepada coach Darko, apa yang dikembangkan setelah melihat aksinya dalam sesi latihan. Ada nasehat bagaimana bermain sepak bola di atas lapangan itu harus siap dengan atau tanpa bola, maksudnya selalu memperhatikan posisi sehingga saat si kulit bundar sampai ke kaki mereka sudah siap," ungkap Novita lagi. 





  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa