R Soccer Menyerap Jargon Indonesia Junior League

 


IJL.Com- Jargon Indonesia Junior League yang berbunyi 'Bersama Kita Bangkit, Mimpi Kalian Semangat Kami' benar-benar diresapi sangat mendalam oleh skuat R Soccer U-11. Antar kota antar provinsi bukan berarti tak ada chemistry. 

Kiprah R Soccer di kancah IJL U-11 musim 2022 berakhir manis. Gelar juara berhasil disegel usai mengalahkan Young Warrior di partai Grand-Final Champions yang digelar pada Minggu (17/) di Lapangan Sawindu, Yon Mekanis 203, Kota Tangerang, lewat skor akhir 1-0.

Gol semata wayang Pradipta Arya Zidano jadi bukti keperkasaan R Soccer. Karena Zidano pula R Soccer lolos dari partai semifinal setelah beberapa jam sebelumnya menekuk Alba (2-0). 

Senyum cerah tak bisa disembunyikan dari wajah allenatore R Soccer, Ramdan Ahmad. Terlihat jelas ia sangat bangga dengan etos kerja anak-anak asuhnya selama lima bulan ditempa derasnya arus kompetisi IJL. 

"Proses untuk membentuk tim ini sebenarnya sangat panjang. Apalagi materi pemain kami berasal dari banyak daerah. Ya bisa dibilang R Soccer ini skuat bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) lah," ujar Ramdan seraya tersenyum lebar. 



"Tapi ada semangat luar biasa dari orangtua pemain dan menular ke anak-anak sehingga saya sebagai pelatih ikut merasakan auranya. Kami menyerap jargon dari IJL," seru Ramdan. 




Ya, jargon IJL yang berbunyi 'Bersama Kita Bangkit, Mimpi Kalian Semangat Kami' ternyata menjadi senjata utama armada R Soccer. Antar kota antar provinsi jelas bukan tanpa chemistry. 

Hasilnya pun terbukti di atas lapangan, R Soccer dari awal kompetisi menjadi satu-satunya tim yang belum terkalahkan sampai mahkota juara jatuh dalam pelukan. Suporter yang sangat kompak tak kalah membuat Ramdan bangga. 

"Termasuk rekor ya berarti dengan catatan tidak terkalahkan itu. Tapi saya tak bisa pungkiri, itu semua berkat kehadiran media dari IJL baik dari sisi pemberitaan maupun video rekaman pertandingan. Saya sangat terbantu," tegas Ramdan. 



"Saya jadi lebih banyak belajar berkat kehadiran dari media IJL. Pola pikir anak-anak juga berubah, organisasi permainan otomatis harus terus ditingkatkan karena semakin banyak kompetitor di IJL musim ini yang bisa dibilang kekuatannya sangat sulit ditebak," sambung pelatih kelahiran Subang, Jawa Barat itu. 



Seperti diketahui, Ramdan memang bukan orang baru di kompetisi IJL. Sejak dari musim 2017, panasnya atmosfer kompetisi sudah ia rasakan. Pahit dan manis ikut ditelan. 

Memang di musim-musim sebelumnya ia terlihat lebih banyak membesut tim di luar R Soccer seperti contohnya Bhayangkara Tigaraksa, Remci, Laskar Pelangi Soccer. Namun rezeki memang tak pernah lari kemana. 

"Pengalaman musim-musim sebelumnya jelas sangat berpengaruh, seperti yang saya bilang tadi, saya banyak belajar dari kompetisi IJL. Dari mulai atmosfernya sampai regulasinya dan tentu banyak ambil ilmu dari rekan-rekan pelatih yang saya temui," tutur Ramdan. 



"Ternyata memang rezekinya begitu saya membawa tim dengan bendera sendiri ya," sambung Ramdan seraya tersenyum.



Namun Ramdan mengakui masih ada sedikit perasaan yang mengganjal di hati. Ya, ia langsung teringat sosok almarhum pendiri IJL, Rezza Mahaputra Lubis. 

"Saya merasa pak Rezza masih ada. Kalau boleh jujur, saya ingin sekali pak Rezza bisa melihat kesuksesan saya hari ini," terang Ramdan. 

"Ingin sekali menjaga amanat dari pak Rezza yang dimana beliau sangat percaya kalau saya bisa ikut ambil kontribusi dari IJL bersama R Soccer, tim binaan saya sendiri. Dan musim ini saya bisa membuktikannya pak," tandas Ramdan dengan nada lirih. 





  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa