Rehan van Basten: Semir Sepatu Dibumbui Piala Eropa 1988




IJL.Com- Gestur semir sepatu yang dilakukan pelatih Young Warrior FA U-13 Javier Roca untuk Rehan van Basten mengandung sarat makna. Gol monumental pemain legendaris Timnas Belanda ke gawang Uni Soviet semakin mempertegas tekad.

Gerak-gerik pelatih Young Warrior FA U-13, Javier Roca memang selalu menarik untuk diikuti. Jangan heran kalau entrenador berdarah Cile itu tidak bisa duduk manis.

Seperti yang terjadi saat laga Young Warrior kontra KMJR Cilegon beberapa pekan lalu. Sebelum peluit kick-off dibunyikan, Roca tertangkap mata kamera tengah menyemir sepatu salah satu anak asuhnya, Rehan van Basten.

Alasan gestur yang dilakukan Roca akhirnya terkuak. Basten mengungkap fakta tersembunyi di dalamnya.

"Itu bukan ritual, semacam transfer energi positif supaya bisa lahir gol dari kaki saya karena sudah lama saya tidak mencetak gol," ujar Basten.

"Bukan pertama kalinya coach Roca melakukan itu, jujur awalnya kaget tapi lama kelamaan rasa percaya diri saya semakin terbentuk," ujar Basten lagi.



Basten memang tidak mencatatkan namanya di papan skor saat laga kontra KMJR. Namun lewat aksinya saat membelah benteng pertahanan lawan, sang kolega yakni Abgan Ferdinand tinggal menceploskan bola ke gawang yang kosong melompong hingga berbuah gol kedua untuk Young Warrior.

Sepanjang IJL U-13 bergulir, Basten baru menyumbang satu gol untuk Young Warrior. Itu pun lewat titik penalti saat bermain imbang kontra Surya Bakti Cilegon.

Basten juga mengakui Roca termasuk pelatih yang pandai menyelami daya tempur anak-anak asuhnya. Tidak heran begitu sampai di atas lapangan, seluruh pemain rela bertempur laksana gladiator.

"Coach Roca bisa mengajak anak asuhnya untuk berani bermain dengan rasa percaya diri tinggi. Hasilnya sebagai sebuah tim kami bisa lebih kompak penuh rasa semangat," tegas Basten.



Menurut Basten, sudah jadi tugas utamanya sebagai seorang juru gedor untuk mencetak gol. Nama besar yang tersemat membuat ia semakin bergairah menebar pembuktian.

Ya, sudah bisa diketahui, nama Basten ia dapat karena sang ayah tergila-gila dengan eks penyerang Timnas Belanda dan AC Milan era 80-an, Marco van Basten. Kehebatan masa-masa kejayaan 'Angsa dari Utrecht' tak pelak sudah terdoktrin hebat dalam benak bocah kelahiran Tangerang, 2 Januari 2007 tersebut.

"Ayah penggemar berat AC Milan. Ia selalu cerita AC Milan musim 1988 adalah "The Dream Team" dimana Marco van Basten ada di dalamnya," tambah Basten yang mengaku justru mengidolakan salah satu rival 'I Rossoneri' yakni Juventus.

"Tidak ada habisnya ayah selalu cerita soal kehebatan Marco van Basten," tambah Basten.



Beruntung memang di era teknologi yang makin pesat, Basten bisa dengan mudah mencari rekam jejak 'Si Angsa dari Utrecht'. Termasuk gol ikonik Marco van Basten ke gawang Uni Soviet saat membela Timnas Belanda dalam ajang partai Final Piala Eropa 1988.

Di menit ke-54, diawali umpan silang Arnold Muhren, dari sudut sempit sisi kanan pertahanan Uni Soviet, tendangan voli dilepaskan Marco van Basten. Gol yang membuat pelatih 'Der Oranje' kala itu Rinus Michels hanya bisa geleng-geleng kepala. Di akhir laga, Belanda pun resmi dinobatkan sebagai Raja Eropa.

"Itu gol yang spektakuler. Saya suka sekali melihatnya," ujar Basten.



"Rekaman gol spektakuler dari Marco van Basten itu juga salah satunya yang membuat saya tak pernah kehilangan motivasi untuk bikin gol," tandas Basten.





  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa