Respect, Armen Bakir Tak Ragu Angkat Topi untuk Sparta




IJL.Com- Absennya Ade Rifatul Aqmal dan M Nur Royyan ditengarai menjadi penyebab kekalahan Pelita Jaya Soccer School dari Sparta di babak perempatfinal Indonesia Junior League U-13. Rela berlapang dada, angkat topi untuk teman bertanding. 

Kiprah Pelita di kancah IJL U-13 musim ini harus terhenti di tangan Sparta. Bentrok di babak perempatfinal pada Sabtu (26/6), tim besutan Armen Bakir tersebut terpaksa menelan kekalahan dengan skor telak 0-4.

Pelita bisa disebut datang dalam keadaan pincang ke atas lapangan. Seperti diketahui, 'The Young Guns' bermain tanpa dua amunisi pilarnya yakni Ade Rifatul Aqmal dan M Nur Royyan. 

Seperti diketahui, peran Aqmal begitu terasa vital sebagai dinamo permainan Pelita. Sementara Royyan adalah orang pertama yang melakukan screening serangan tim lawan sekaligus menjaga kedalaman lini tengah. 

"Gol cepat yang diciptakan Sparta membuat mental pemain saya agak down," ungkap Armen. 



"Absennya Aqmal dan Royyan jelas sangat berpengaruh sekali. Tapi jujur, saya juga ingin mengakui penampilan Sparta jauh lebih baik. Permainan anak asuh coach Husen sangat berbeda, baru kali ini saya melihatnya. Terima kasih atas ilmu yang sudah diberikan, sukses di laga selanjutnya. Saya memprediksi Sparta bakal berjumpa FIFA Farmel di partai final," ujar Armen seraya tersenyum. 



Namun daya juang Pelita sejatinya patut diberi apresiasi tinggi. Meski harus mengejar defisit gol begitu jauh, gaya permainan terbuka dan menyerang tetap mereka letupkan sampai peluit panjang dibunyikan. Ya, Handaru Hanugra dan kawan-kawan nampak tak kenal kalimat patah arang. 

Di babak kedua khususnya, segala daya upaya dikerahkan sudah dikerahkan Pelita sehingga membuat Sparta bermain agak lebih berhati-hati, jauh berbeda saat interval pertama. DNA 'The Young Guns' berkibar sampai bulir keringat terakhir.

"Saya selalu berpesan kepada semua pemain jangan berhenti berlari sekalipun dalam keadaan tertinggal skor dan sebelum peluit panjang berbunyi dari pengadil lapangan. Alhamdulillah, di laga kemarin mereka telah menunjukkannya," tegas Armen. 

"Dan saya sering sampaikan juga. Menang buat kalian, kekalahan biar saya yang tanggung," tambah Armen seraya mencoba melempar senyum. 





Menurut Armen, tak ada yang patut disesali dari pahitnya sebuah kekalahan. Kerasnya arus kompetisi ibarat keniscayaan yang harus dijejali anak-anak Pelita. 

Lolos ke fase perempatfinal saja sudah menjadi kebanggaan tersendiri bagi Armen dan pasukannya. Meski dengan langkah terseok-seok, Pelita pantas angkat koper dengan kepala tegak. 

"Pengalaman bermain di IJL sangat besar sekali nilainya baik untuk semua pemain dan saya pribadi. Lolos dari fase penyisihan grup saja sudah cukup luar biasa karena ini bagian dari proses anak-anak belajar mengerti komposisi 7v7 ke 11v11 yang saya akui bukan hal mudah," ujar Armen. 



"Saya bersyukur atas semuanya. Dari kacamata pelatih, penampilan dan performa anak-anak dari awal musim sampai hari terakhir sangat luar biasa. Perhatian yang hebat dari orangtua benar-benar turut berperan besar," tandas Armen. 



  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa