Reuni Warsidi dan Bernhard Schumm Kental Rasa Haru




IJL.Com- Warsidi Ardi mengaku terharu bisa melepas rindu dengan pelatihnya saat memperkuat Timnas Indonesia U-19, Bernhard Schumm. Diberi mandat membesut Young Warrior U-11 justru langsung diselipi bumbu reuni. 

Persiapan Young Warrior untuk menatap babak 16 Besar Champions Indonesia Junior League U-11, Minggu (20/6) tidak main-main. Kondisi sang pelatih, Doni Zola yang masih harus melakukan perawatan intensif pasca menjalani operasi usus membuat manajemen 'The Gladiator' langsung bergerak cepat. 

Mandat tongkat kepelatihan untuk sementara dipegang Warsidi Ardi. Nama yang sudah tidak terdengar asing tentunya di pergulatan kancah IJL. 

Reputasi dan kapasitas Warsidi memang sudah tidak usah diragukan lagi. Pasalnya, musim lalu ia berhasil mengantarkan D'Joe United U-11 ke babak grand final. Musim ini, tim debutan yakni Olympia FA U-9 ia giring sampai babak perempatfinal Champions dengan rekor tidak terkalahkan. 

Menarik tentunya menunggu sentuhan midas Warsidi untuk Young Warrior. Tidak mudah pastinya meraih tiket perempatfinal mengingat tim-tim yang akan dihadapi di fase Champions 16 Besar IJL U-11 Grup A seperti GRT, Indonesia Eagles dan Serpong Jaya punya misi agung serupa.

"Iya betul, Minggu ini diberi kepercayaan memegang Young Warrior U-11 untuk melakoni babak 16 Besar Champions. Doakan saja bisa membawa nama baik," ujar Warsidi. 



Yang unik di tengah persiapan bersama Claudia Schneumann dan kawan-kawan guna menatap deretan laga akbar, Warsidi sempat larut dalam suasana reuni. Pasalnya, agenda latihan Young Warrior pada Senin (14/6) secara khusus kedatangan Bernhard Schumm. 

Bagi pecinta sepak bola nasional, nama Schumm sejatinya tidak terdengar asing di telinga. Dari tangan dinginnya saat membesut Timnas Indonesia U-19 periode 1998 lahir sosok teras seperti Bambang Pamungkas, Ellie Aiboy, Ismed Sofyan, Gendut Dony, Ponaryo Astaman, Purwanto, Washiyatul Akmal dan tak ketinggalan tentunya Warsidi. 

Schumm tercatat pernah menyumbangkan medali perunggu SEA Games 1999 untuk Timnas Indonesia setelah mengalahkan Singapura lewat drama adu penalti sebagai obat pengantar pilu pasca dibekuk Vietnam di laga semifinal. Saat itu peran ganda sebagai Direktur Teknik PSSI pun ia lakoni. 

"Sudah 20 tahun lebih saya tidak bertemu. Senang, bahagia dan jujur saya terharu ketika beliau bilang masih ingat saya," tutur Warsidi. 



"Tidak ada yang berubah dari seorang Bernhard Schumm. Dia masih awet muda, humoris, cara tertawa dan tersenyum masih sama seperti pertama kali kenal dulu. Bahasa Indonesianya juga masih berbahak-bahak," tambah Warsidi tak kuasa melempar senyum lebar. 



Warsidi tidak memungkiri pelatih asal Jerman itu termasuk salah satu yang paling berjasa dalam karirnya. Kalau bukan karena karakter Schumm yang to the point, bisa jadi mimpi Warsidi mengenakan lambang Garuda di Dada hanya isapan jempol pengantar tidur. 

Masih terekam jelas dalam ingatan Warsidi bagaimana cara Bernhard Schumm menempa dirinya saat masih belia dulu. Tak banyak variasi, namun langsung tepat sasaran. 

Menurut Warsidi, Bernhard Schumm bukan tipe pelatih yang mudah meledak-ledak. Jarang mengumbar amarah namun begitu serius meramu formula tim baik di dalam dan luar lapangan. 

"Tidak mudah untuk merebut hatinya. Jujur saja saya sempat takut tidak dipanggil masuk skuat Timnas karena sifat Bernhard Schumm yang dikenal anak-anak didiknya sangat to the point," jelas Warsidi. 



"Saya sampai latihan sendiri di siang hari bolong. Satu hari sampai latihan tiga kali demi menarik perhatiannya. Alhamdulillah, dari hari ke hari, gaya permainan yang saya punya membuat coach Bernhard Schumm kepincut," pungkas Warsidi yang pada masa keemasannya dikenal sebagai palang pintu handal nan taktis.







Berikut Bagan & Jadwal Fase Champions 16 Besar IJL U-11:





  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa