Rindu Tebal Javier Roca untuk Stadion Lebak Bulus




IJL.Com- Javier Roca buka suara soal kenangannya bersama Stadion Lebak Bulus. Merinding disko gara-gara The Jakmania.

Nama Javier Roca sudah terdengar akrab di telinga pecinta sepak bola Indonesia. Tercatat, klub-klub beken Tanah Air sekelas Persija Jakarta, Persis Solo, Persebaya Surabaya, PSMS Medan hingga Persitara Jakarta Utara pernah ia bela.

Pasca gantung sepatu 2013 lalu, Roca tetap tak bisa jauh-jauh dari dunia kulit bundar. Sempat membuka bisnis agensi visa di Bali sampai mencari peruntungan hingga ke New York, pada akhirnya wangi aroma rumput hijau tak kuasa ia tolak.

"Sempat ingin menetap lama di New York tapi tidak lama kemudian dapat panggilan dari FFC (Federasi Sepak Bola Cile) untuk ambil lisensi kepelatihan," buka Roca.



"Di Cile, semua pemain yang pernah membela Timnas ataupun setidaknya level profesional diberi kemudahan untuk mengambil program lisensi kepelatihan. Sudah seperti mata pendidikan, layaknya universitas ada enam semester," tambah Roca.



Sama seperti negara sepak bola modern lainnya, program pembinaan level berjenjang juga jadi pegangan Cile demi membentuk regenerasi tim nasional yang kuat. Tidak heran tiap tahunnya, nama-nama baru bercokol dari Marcelo Salas, Ivan Zamorano sampai Arturo Vidal, Alexis Sanchez.

"Semua tim level sepak bola usia dini di Cile itu tanggung jawabnya sudah ada di bawah klub-klub profesional, jenjang pemain usia delapan sampai 20 tahun," ujarnya.

"Ibaratnya setiap tim sudah punya payungnya masing-masing, semua harus ada investasi jangka panjangnya, tidak hanya pemain tetapi juga pelatihnya," tutur Roca.


Pasca mengantongi lisensi pro dan sempat menempa diri lewat kompetisi jenjang umur di Cile, Roca memilih untuk "pulang" ke Indonesia. Alih-alih langsung menangani klub profesional Tanah Air, pria yang beristrikan wanita asal Solo itu lebih suka menghitung hari-harinya bersama anak-anak Young Warrior Football Academy.

"Ada memang tawaran dari beberapa klub di Indonesia. Masih cari yang benar-benar serius terutama soal proyeksi kepelatihan saya sendiri," ungkap Roca.

"Awalnya gabung di Young Warrior setelah acara coaching clinic, ada pembicaraan bersama Mike Jantzen dan Darius Sinathrya (re:founder Young Warrior). Kebetulan punya visi-misi yang sama untuk mengembangkan pembinaan sepak bola usia muda di Indonesia terutama dari sisi profesionalisme," ujar Roca lagi.







Bagi Roca, sepak bola Indonesia memang sudah mendarah daging dalam hidupnya. Banyak jejak kenangan manis ia tinggalkan salah satunya yang paling mengena yakni di Stadion Lebak Bulus saat masih berseragam Persija.

The Jakmania, barisan suporter Persija pastinya ingat betul sepak terjang Roca saat berseragam Macan Kemayoran. Eksekusi tendangan bebas pria kelahiran 9 Agustus 1977 itu ibarat sebuah bangunan monumental yang sulit untuk dirobohkan.

"Solo, Surabaya bagi saya punya kenangan tersendiri. Tapi bicara Stadion Lebak Bulus itu ibarat bungker. Tidak ada jarak pemisah antara tribun suporter dengan lapangan," ujar Roca.

"Dulu mes Persija masih di Ragunan, jadi sepanjang perjalanan bus kami kanan dan kiri isinya rombongan The Jakmania, tiga jam sebelum bertanding atmosfernya sudah buat saya merinding," ujar pemain terbaik Piala Emas Bang Yos 2015 itu.





Namun memori manis sudah digerus waktu. Roca begitu sedih melihat Stadion Lebak Bulus kini hanya tinggal kenangan digantikan kemegahan Stasiun Mass Rapid Transit (MRT).

"Ya sedih juga setelah pulang dari Cile dan sampai ke Indonesia dengar kabar Stadion Lebak Bulus sudah digusur. Kemarin baru saja lewat dari sana, jadi Stasiun MRT ya sekarang," ujar Roca.

"Ya tapi saya yakin pemerintah Indonesia sudah menimbang keputusan tersebut, untuk kepentingan kota atau negara memang harus ada yang dikorbankan. Saya harap penggantinya benar-benar ada nanti dan Jakmania bisa menciptakan atmosfer Stadion Lebak Bulus untuk Persija," tandas Roca.




  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa