Rudi Firmansyah: Jatuh Bangun Menelan Asam Garam





IJL.Com- Gelombang serangan bertubi-tubi yang datang silih berganti tidak membuat penjaga gawang Metro Kukusan U-11, Rudi Firmansyah lari tunggang-langgang. Si murah senyum yang mulai belajar arti menelan asam garam. 

Metro Kukusan meraih hasil cukup memuaskan dalam lanjutan laga pekan ke-10 Indonesia Junior League U-11 sebagai etape terakhir babak penyisihan grup pada Minggu (30/5). Dari tiga laga, ada catatan satu menang, satu imbang dan satu kalah dikantongi tim asal Depok tersebut sebagai modal tempur di ajang Plate.

Meski harus rela dipermak Akademi Persib Bogor di laga kedua dengan skor 0-4, sejatinya daya juang anak-anak Metro Kukusan sukses mengundang decak kagum. Simbol itu tergambar lewat performa heroik sang penjaga gawang, Rudi Firmansyah. 

Beberapa kali penyelamatan fenomenal dibukukan oleh Rudi sebagai nyawa terakhir Metro Kukusan. Penyerang Serpong Jaya dan Serang City Soccer School dibuatnya geleng-geleng kepala, peluru lini depan Akademi Persib Bogor ia paksa banyak menahan nafsu. 

Refleks pemilik nomor punggung 99 tersebut pantas mencuri panggung. Wajar saja Rudi diberi predikat aktor protagonis. 

"Awalnya saya gabung di Metro Kukusan itu posisinya sebagai bek. Kemudian dipindah ke penjaga gawang. Sempat takut sedikit, takut kena gebok bola," ujar Rudi tak kuasa menahan tawa. 

"Saya jadi banyak belajar sih saat jadi kiper. Terutama bagaimana melatih refleks, apalagi badan saya kan gemuk jadi harus lebih pintar jaga pola makan," sambung Rudi yang mengaku sangat mengidolakan kiper Persija Jakarta, Andritany Ardhiyasa. 



Bicara soal makanan, Rudi sendiri mengaku sangat hobi menyantap martabak manis. Lidahnya tak bisa berhenti bergoyang tiap kali kudapan favorit sudah tersaji di depan mata. 

Semanis itu pula Rudi berdiri tegap menahan gelombang serangan bertubi-tubi lawan. Dihadapi dengan secercah senyuman, tepis jauh rasa penyesalan. 

"Asik, semakin banyak digempur semakin asik. Tambah seru, saya nikmati. Tidak apa-apa kebobolan namanya kiper pasti kan pernah kebobolan," ujar Rudi dengan senyuman polosnya. 





Sang ayah, Jayadi yang begitu setia mendampingi pun sepakat dengan ucapan Rudi. Ia meyakini putranya tersebut tengah menelan proses berbalut asam garam. 

"Kiper yang kebobolan ibarat sedang menelan asam garam. Namanya hidup kan juga penuh asam garam," tutur Jayadi seraya melempar tawa. 

"Rudi ini sebelum bulan puasa kemarin beratnya itu 78 kg, sekarang turun jadi 65 kg. Betul memang anak ini kalau sudah ketemu martabak manis lahapnya luar biasa, sekarang pelan-pelan saya batasi. Ia harus belajar mandiri juga soal jaga pola makan," seru Jayadi. 



Tiap sebelum bertanding, Jayadi sendiri selalu mengingatkan Rudi agar tidak lupa membawa aura percaya diri. Berani melangkah, pantang mundur satu jengkal pun jika ingin menjemput mimpi. 

"Saya selalu bilang ke Rudi agar ambil banyak pelajaran meski itu pahit atau manis. Jangan pernah menyesal walaupun jadi kiper resikonya harus banyak kebobolan. Selalu percaya diri, hari ini kalah atau menang belum tentu besok pun sama, yang penting tetap berusaha," tandas Jayadi. 






Berikut Bagan Babak Plate IJL U-11:



  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa