Sayyid Muhammad: Pelan-pelan Belajar Naik Daun




IJL.Com- Peran Sayyid Muhammad di bawah mistar gawang SSB Permata Curug U-9 jelas bukan hanya sekadar pelengkap jalannya permainan. Pelan-pelan mulai berani naik daun. 

Permata Curug menjadi salah satu tim debutan yang semakin diperhitungkan di kancah Indonesia Junior League U-9 musim ini. Buktinya, tiket babak 8 Besar Champions sukses dikantongi. Bukan tidak mungkin skuat besutan Heru Alfiandy tersebut makin berlari kencang menuju podium tertinggi. 

Persona sang winger andalan, Decho Alfian selalu jadi buah bibir sepanjang pekan. Namun jika boleh menoleh ke sektor belakang, seyogyanya kita patut angkat topi begitu melihat performa impresif sang penjaga gawang, Sayyid Muhammad. 

Meski usainya baru delapan tahun, Sayyid sudah membuktikan kalau ia memang sudah pantas naik kelas. Jelas, perannya di atas lapangan bukan sekadar pelengkap jalannya permainan. 

Terbukti selama babak penyisihan grup, Permata Curug hanya kebobolan enam gol dari 16 laga. Di fase Champions 16 Besar, hanya satu bola bersarang di gawang Sayyid. 

Sengitnya arus persaingan IJL dari pekan ke pekan tanpa disadari terus menempa talenta bocah bernama lengkap Sayyid Muhammad Fudhola Alqohri tersebut. Refleks cekatan dan tak ragu keluar dari sarang untuk menjemput si kulit bundar jadi identitas di atas lapangan. 

"Seingat saya, Sayyid bergabung ke Permata Curug sejak usia lima tahun dan langsung memilih posisi kiper. Jadi ya bisa dibilang proses jatuh bangun sebagai penjaga gawang sedang ia nikmati sekarang," ujar Heru. 



"Ya bisa dibilang performa Sayyid begitu baik juga apik. Yang paling istimewa menurut saya saat laga fase Champions 16 Besar kemarin dimana kami berjumpa Tunas Gunung Putri dan bisa unggul serta pulang tanpa kebobolan," seru Heru. 



Heru juga mengatakan, usia Sayyid masih dalam tahap belajar untuk mengerti bagaimana proses belajar naik daun. Karena itu kondisi sang anak asuh yang masih sering labil menjadi hal mahfum. 

Menyelami "dunia" Sayyid tak pelak jadi salah tugas Heru. Siraman motivasi ia yakini jadi multivitamin paling berharga. 

Apalagi bagi seorang kiper, memungut bola dari gawangnya sendiri ibarat keniscayaan. Namun sekali lagi, peran Sayyid sebagai garda terakhir Permata Curug jauh dari kesan anak bawang. 

"Moodnya masih gampang berubah, tidak seperti teman-temannya yang lain. Ya tentunya itu sudah jadi tugas saya memompa rasa kepercayaan dirinya dengan memberi masukan dan motivasi bersifat positif," tutur Heru. 



"Sebagai pelatih, saya yang harus menyelami dunia Sayyid dalam arti tahu dan ikuti apa yang dia mau. Jangan pernah kehabisan memberi dukungan, berikan motivasi agar terus makin baik di pertandingan-pertandingan selanjutnya," tandas Heru. 





  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa