Serangan Udara Java Soccer Academy




IJL.Com- Kalau ada tim dengan predikat skuat paling gemuk di kompetisi IJL Mayapada U-13 maka Java Soccer Academy adalah jawabannya. Bukan hanya bicara soal jumlah pemain, ada bobot lebih besar hingga sebutan tim "raksasa" pantas disematkan. Serangan udara bisa jadi senjata paling menakutkan.

Berdiri sejak 2007, Java Soccer Academy (JSA) ingin terus menancapkan eksistensinya di kancah persepak bolaan Tanah Air. Musim 2018/2019, panggung besar sudah mereka dapatkan, kompetisi bertajuk IJL Mayapada U-13 jadi arena unjuk kebolehan.

Dari proses screening pemain, tim yang bermarkas di Stadion Labda Prakasa Nirwikara, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur itu mengirimkan 22 nama anak didiknya. Terbilang cukup ideal kalau sudah berkaca dari persiapan selama beberapa bulan terakhir.

"Kami sudah memasuki tahap pra-kompetisi yang artinya anak-anak disiapkan betul dari segi meningkatkan intensitas permainan sampai evaluasi teknik saat pertandingan berjalan. Sudah capai 90 persen, semoga bisa membantu agar sampai ke puncak performa," ujar pelatih JSA, Muhammad Armidi.



"Tim ini sudah terbentuk sejak awal 2018 jadi soal chemistry di dalam dan luar lapangan tidak ada lagi masalah. Tapi harus diakui masih ada evaluasi dari segi komunikasi soal penempatan posisi juga transisi. Dalam hal ini saya selalu ingatkan agar anak-anak lebih disiplin dan tetap jaga kebersamaan," tambahnya lagi.





Uniknya, dari deretan pemain yang siap naik pentas nanti, JSA jadi tim dengan berat timbangan paling besar di gelaran IJL Mayapada U-13. Sebagai contoh saja misalnya, di lini belakang mereka punya barisan bek dengan tinggi rata-rata sekitar 170 cm. 

Alih-alih jadi sebuah kelemahan, skuat "raksasa" yang dimiliki nyatanya jadi keuntungan untuk sang pelatih. Bicara soal taktik di atas lapangan, postur para pemain JSA tak ubahnya seperti Tembok Besar China. 

Hebatnya, tidak hanya kekuatan dari bermodal fisik yang menjadi andalan. Bicara kecepatan, jangan sesekali pandang mereka dengan sebelah mata.

"Semua pemain bisa dimaksimalkan apalagi saat bermain di satu lapangan penuh. Tapi bicara soal postur tinggi besar, tentu itu jadi keuntungan. Di JSA ada dari mereka yang terbiasa bermain di sektor lini belakang utamanya wing back termasuk si kembar yaitu Sadak dan Mesak," ujar Armidi.

"Biasanya saya pakai formasi empat pemain di lini belakang. Meski punya postur tinggi mereka juga dibekali kecepatan akselerasi dengan bola jadi saya tempatkan di posisi wing-back. Finishing juga cukup bagus jadi bisa jadi andalan menjebol gawang lawan," tutur pria yang sudah dua tahun membesut JSA tersebut.



Hal itu pula yang membuat Armidi masih sibuk mencari formula mutakhir untuk tim asuhannya di atas lapangan nanti. Yang jelas ia tidak ingin anak didiknya terpatok bermain hanya pada satu posisi.

Apalagi soal deretan Big Man penghuni skuat JSA, dalam beberapa latihan terakhir ada porsi khusus untuk mereka. Karena itu pula kejelian pelatih akan lebih diuji tiap pekannya.

"Kami terus memanfaatkan kelebihan tersebut. Sampai sekarang masih terus diberi latihan khusus agar mereka tidak berpatok di satu posisi saja. Saya rasa pemain dengan postur tinggi tidak kalah penting bisa beri kontribusi lebih jika diberi kesempatan mengisi lini depan," terangnya.



Disinilah pakem andalan JSA mulai terkuak perlahan-lahan. Skema 4-4-2 jadi pilihan utama, namun tidak menutup kemungkinan untuk bermain dengan striker tunggal di lini depan. Lagi-lagi, peran pemain dengan label Big Man akan dapat diuji ketangguhannya.

"4-4-2 saya rasa akan lebih banyak digunakan di atas lapangan nanti, ini skema paling optimal untuk anak-anak terutama dengan adanya empat pemain belakang yang fokus menjaga transisi permainan saat tim sedang dalam keadaan menyerang," ungkap Armidi.

"Ada juga punya opsi 5-4-1, JSA punya banyak gelandang yang lihai dalam memutus serangan lawan hingga secepatnya kami bisa alirkan bola ke pos winger untuk curi serangan. Dibekali pemain dengan postur tinggi juga jadi alasan memilih formasi tersebut, barisan sektor belakang dan satu penyerang di lini depan bisa jadi andalan saat duel bola-bola udara," tandas Armidi.




Tidak hanya lewat bola jalan, skema set-piece selayaknya bisa jadi andalan JSA memaksimalkan kelebihan para pemainnya. Jelas, patut ditunggu seberapa besar daya ledak serangan udara anak-anak Halim Perdanakusuma.


  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa