Singa Afrika di Dada Stoni Indonesia




IJL.Com- Layaknya singa Afrika menerkam mangsa, begitu cara Stoni Indonesia menghabisi B24HABS. Taring Audy Laksono Agung Wibowo kembali tajam, puasa poin tiga terbayar lunas.

Hati penggawa Stoni Indonesia tengah berbunga-bunga. Poin penuh mampu kembali diraih usai menaklukkan B24HABS pada laga pekan ke-16 IJL Mayapada U-13 Grup Sensation dengan skor cukup meyakinkan, dua gol tanpa balas.

Puasa poin tiga itu akhirnya terbayar lunas juga. Seperti diketahui, terakhir kali Stoni meraih kemenangan ada di laga kontra All Star Galapuri tepatnya pada 9 Desember 2018 di pekan kedelapan. Sudah jelas, cukup lama memang.

"Hasil yang sangat pantas untuk anak-anak, mereka kerja keras di atas lapangan dan sebelumnya saat proses latihan pun juga sama. Intinya ini adalah hadiah manis untuk dibawa pulang," ujar pelatih Stoni, Rone Pataja.



"Fisik anak-anak sangat terjaga di pertandingan kali ini dan itu juga salah satu kuncinya, mungkin kalau sedikit lebih beruntung bisa lebih dari dua gol ya," ujar Rone seraya tersenyum lebar.





Selain itu, Rone mengakui kehadiran sang asisten pelatih, Christian Bekatal dari pinggir lapangan punya pengaruh sangat besar. Sepanjang jalannya laga, eks striker Persita Tangerang dan Persijara Banda Aceh berdarah Kamerun itu nampak begitu "hanyut" menikmati atmosfer pertandingan.



Tak ada istilah duduk diam pasif bagi seorang Bekatal. Dengan bahasa Indonesia yang cukup fasih, ia begitu lugas memberi instruksi untuk Septhialdi Riyanto dan kawan-kawan.

Hasilnya permainan Stoni jauh lebih menggebu-gebu. Gebrakan dimulai dari lewat gaya agresif sang kapten, Muhammad Zaidan Nuranshori saat mengawal sektor lini belakang. Septhialdi Riyanto tak mau ketinggalan, si mungil pemilik nomor punggung 10 kembali mengeluarkan daya magisnya yang sempat lama hilang. Ujungnya, Audy Laksono Agung Wibowo lebih bergairah mencatatkan namanya di papan skor.

"Pengalaman coach Christian Bekatal yang pernah menjadi pemain profesional bisa membangkitkan gairah anak-anak. Efeknya begitu besar sekali untuk skuat Stoni," ujar Rone.



"Ya seperti singa Afrika lah cara anak-anak Stoni Indonesia bermain di atas lapangan," tambah Rone seraya tersenyum.



Di satu sisi, Rone dengan tegas menepis anggapan kalau Stoni terlalu "mendewakan" Audy. Namun ia mengakui kalau taring tajam tim asuhannya memang ada di kaki pemain bernomor punggung tujuh tersebut.

"Saya kira anggapan itu tidak sepenuhnya benar, tugas utama Audy adalah menggedor jala gawang lawan jadi wajar ia yang paling kena sorotan," ujar Rone.



"Tapi memang harus diakui anak ini paling ngotot di Stoni," tambah Rone lagi.



Kemenangan atas B24HABS membuat pintu Stoni untuk masuk ke fase knock-out masih terbuka lebar. Saat ini tim yang bermarkas di Bantargebang, Bekasi itu ada di peringkat ke-11 klasemen sementara Grup Sensation dengan raihan 12 poin dari delapan laga, hanya berselisih tiga angka dari Brazillian Soccer School sebagai penghuni terakhir zona delapan besar.

Ya, barisan "Singa Afrika" itu kini siap berburu mangsa lagi. Berlari dan terus berlari tanpa henti di tengah padang gurun.

"Saya rasa sama seperti tim-tim lainnya, kami akan tetap berusaha memberikan yang terbaik. Tiap pekannya semoga kami bisa mencuri poin," ujarnya.



"Utamanya jika berhadapan dengan tim yang punya level kekuatan seimbang, pantang untuk kehilangan poin," tandas Rone.




  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa