Sistem Radar Canggih




IJL.Com- Membaca peta kekuatan tim lawan jadi salah satu kunci munculnya wajah segar dalam rilisan pemain terbaik pekan ke-21 IJL U-13 Grup Phenomenon. Formula tiga bek dengan sistem radar canggih on-fire, dua penyerang haus gol curi momentum.



Kiper: 


Aidil Akbar (Laskar Pelangi Soccer)

Tidak muda menjadi seorang Aidil Akbar, serangan frontal Villa 2000 membuat dirinya terpaksa harus lebih banyak jatuh-bangun. Penempatan posisi jadi salah satu kunci Aidil mengamankan gawangnya dari kebobolan, peluang tim lawan lewat skema-skema bola mati kerap kali ia mentahkan. Rajin melakukan komunikasi, lihai mengatur pagar hidup jadi nilai tambah untuk pemain bernomor punggung 32 tersebut.




Bek: 


Sofwan Nasharudin (Garec's)

Bek bertenaga kuda milik Garec's, bisa dibilang Sofwan bermain tanpa celah saat laga kontra M'Private Soccer School, betul-betul gigih. Tak kenal kompromi, body balance yang kokoh membuat Sofwan tampil powerfull, jangan heran Bagas Prayoga ia buat tak berkutik. Tenang dalam mengambil keputusan, pintar menangkap instruksi pelatih jadi salah satu kunci sukses Sofwan.




M Ferdi (Garec's)

Reading the game Ferdi semakin meningkat dari pekan ke pekan, badai besar serangan M'Private Soccer School mampu ia tepis dengan cara yang militan. Cerdik menjaga tempo permainan jadi nilai tambah untuk bek bernomor punggung dua tersebut, ia benar-benar paham panasnya atmosfer di atas lapangan. Satu lagi, Garec's beruntung punya kapten tim sekelas Ferdi, sang penyambung lidah pelatih.




Yoga Aji (Tajimalela FA)

Kembalinya Yoga benar-benar jadi garansi aman untuk Tajimalela FA, cepat dalam melakukan intersep dan minim melakukan pelanggaran, cara Yoga menghentikan lawan terbilang cukup elegan. Fisik prima juga jadi penunjang Yoga tampil gres di atas lapangan, winger Garuda Junior, Ervin Suardani ia buat mati langkah. Fighting spirit Yoga jadi kekuatan Panser Bekasi pulang tanpa hasil minor.




Gelandang:


Fava Sheva (Indonesia Rising Star)

Aktor utama kemenangan Indonesia Rising Star atas Pelita Jaya Soccer School, keberanian Sheva mengambil sepakan tendangan bebas di momen krusial jadi bukti mentalitas pemain bernomor punggung 39 tersebut. Motor penggerak serangan IRS, visi Sheva benar-benar jadi pembeda, tenang saat berada dalam tekanan pemain lawan. Tiap jengkal lapangan tengah dilaui Sheva dengan apik, benar-benar elegan.



Markus Narko (Garec's)

Kecil-kecil cabe rawit, sundulan kepala Markus Narko ke gawang M'Private Soccer School membuat Lapangan Nirwana Park Sawangan bergetar, betul-betul sangat mengejutkan. Selebihnya, penampilan Markus sepanjang laga jadi bukti betapa sentralnya peran Semut Atom, fisiknya begitu prima meredam irama permainan tim lawan. Cepat menangkap instruksi pelatih jadi salah satu nilai penting untuk pemain berdarah Batak tersebut, rap-rap milenial.




Ubaydillah (Garuda Junior)

Label gelandang "perusak" rasanya memang cocok disematkan untuk Ubaydillah, tidak hanya mengandalkan otot namun juga otak, etos kerja Ubay adalah titik keseimbangan Garuda Junior. Sebagai gelandang bertahan, Ubay jeli soal reading the game, ia begitu sabar menangkap pergerakan pemain lawan, tidak sembarang grasak-grusuk. Sentuhan pertama Ubay bersama si kulit bundar jadi kunci awal dominasi lini tengah Garuda Junior atas Tajimalela FA.




Irgi Fahrezi (Satria Muda FA)

Sejak peluit pertama dibunyikan, Irgi sudah berhasil menjadi sorotan, baru satu menit laga berjalan, ia sukses mencatatkan namanya di papan skor. Manuver Irgi memang membuat pertahanan Serpong Jaya pontang-panting, caranya melakukan akselerasi punya nilai tinggi, tidak heran sampai menyedot dua pemain lawan. Taktis dalam menyusun serangan, berani dalam memainkan bola dari kaki ke kaki, Irgi layak dapat acungan jempol.




M Zulfan (Villa 2000)

Skill-teknik dan visi bermain Zulfan bisa dibilang cukup langka di kompetisi IJL U-13, kaki kidal kelas wahid, menyimpan potensi besar. Tidak cukup dua pemain Laskar Pelangi Soccer menghentikan pergerakan Zulfan, sekali lagi ia punya visi di atas rata-rata pemain seusianya, utamanya soal ketenangan menahan bola dan melihat ruang gerak rekan setim. Satu sepakan penalti berkelas jadi bukti sahih kualitas pemain bernomor punggung 10 tersebut, playmaker berkepala dingin.




Penyerang: 


Zaidan Zuhayr (Pro: Direct Academy)

Melesat tajam di lini pertahanan Ragunan Soccer School, total teror Zaidan tebarkan tanpa henti. Cetak dua gol, beri jalan untuk rekan setimnya Asancaya Wisnu mencatatkan nama di papan skor jadi bukti kualitas Zaidan di atas lapangan. Salah satu striker jempolan di Grup Phenomenon, caranya lepas dari kawalan ketat pemain lawan benar-benar jadi pembeda.




Randi Ilham (Serpong Jaya)

Naluri gol Randi semakin tajam ketika timnya tengah berada dalam posisi tertinggal, begitu jeli Randi mencari ruang tembak, alhasil dua gol ia catatkan. Penyerang visioner juga jadi identitas Randi, tidak hanya juru gedor namun pemantul bola yang baik untuk rekan-rekan setimnya. Salah satu tipe "pembunuh berdarah dingin", predator di dalam kotak penalti lawan. 



Pelatih:


Fakhri Rasyid

Fakhri mampu menjaga ritme permainan anak asuhnya di laga ketat kontra M'Private Soccer School, begitu handal membaca peta kekuatan tim lawan. Taktis dan simpel dalam menjalankan strategi membuat anak asuhnya bisa dengan mudah menangkap instruksi Fakhri. Terbukti ada wajah segara dalam diri Markus Narko dan Sofwan Nasharudin yang ia "dorong" untuk lebih berani unjuk gigi.




Cadangan:


Kiper: Rahmatito Hijrah Harjana (Villa 2000)


Bek: M Zaki Saputra (Indonesia Muda Utara), M Rafi (M'Private Soccer School), Evan Belvadra (Indonesia Rising Star)


Gelandang: M Fadhil Fakhruddin (Serpong Jaya), Hafizh Naufal (Indonesia Rising Star), Haidar Adel Farisi (Abstrax FA), Dzuhri Rayyan (Garec's), Hifdi Al Gifari (Pro: Direct Academy)


Penyerang: M Irham (Pelita Jaya Soccer School), Lionel Vikki (Abstrax FA)


  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa