Steve Davis; Punya Hutang Budi dengan Maesa Cijantung




IJL.Com- Kembali ke Maesa Cijantung bagi Steve Davis adalah sebuah panggilan jiwa. Momen pahit yang belum bisa ia lupakan jadi pelecut semangat mengantar mimpi anak-anak asuhnya.

Bergelut di level sepak bola usia dini bukan hal yang baru untuk pelatih Maesa Cijantung U-9, Steve Davis. Terhitung sudah delapan tahun lamanya ia akrab dengan kaki-kaki para pesepak bola cilik yang terus berusaha mengejar mimpi tanpa henti.

Bagi Steve, melatih sepak bola anak-anak bukan hanya sekadar pekerjaan semata . Tidak heran saat sudah berada di atas lapangan ia lebih banyak melempar senyum daripada berkeluh kesah.

"Saya sudah delapan tahun terjun di dunia sepak bola usia dini. Awal mula karir melatih di SSB Jagakarsa, dan baru tiga tahun belakangan ini bersama Maesa Cijantung," ujar Steve.



"Pada dasarnya saya memang suka dengan dunia anak-anak. Mereka itu otak dan pikirannya masih fresh, mudah dibentuk dan gampang diberi pengertian," tambahnya lagi.



Meski baru tiga tahun menjadi juru taktik Ale Putra Fathir dan kawan-kawan, ikatan emosional Steve dengan Maesa nyatanya sudah terjalin sangat lama. Kembali ke Cijantung ia sebut sebagai panggilan jiwa.

"Bukan soal tawaran saat memutuskan untuk kembali ke Maesa. Saya ingin membalas budi, disana saya belajar sepak bola dulu saat masih jadi pemain kira-kira era 2000-an," ungkapnya.





Bisa dibilang proses tersebut tidak selamanya berjalan manis. Steve bahkan mengaku sudah banyak momen pahit ia lalui bersama anak-anak asuhannya.

Ya siapa sangka jauh sebelum terjun di kompetisi IJL Mayapada 2008, tim asuhannya kerap jadi lumbung gol tim-tim lawan. Bahkan beberapa pemain binaannya sempat putus asa sampai alergi dengan si kulit bundar.

"Sejauh ini pasti ada momen-momen pahit yang belum bisa saya lupakan. Dulu saat membentuk tim mulai dari U-8, materi dan kemampuan anak-anak masih nol. Setiap bertanding kekalahan selalu kami bawa pulang, paling sedikit kebobolan lima gol. Lebih sedih lagi, tidak sedikit pemain yang sempat enggan berlatih kembali," kenang Steve.

"Tapi saya sadari itu proses membentuk karakter anak-anak. Tugas pelatih ya tidak boleh menyerah, harus terus memupuk kepercayaan diri pemain asuhannya," tegas pria yang mengidolakan Indra Sjafri dan Sofyan Hadi tersebut.





Di IJL Mayapada 2018, buah kesabaran Steve perlahan memang membuahkan hasil manis. Seperti diketahui, Beel Jacksem Selly dan kawan-kawan baru saja memastikan langkah menembus babak semifinal.

"Prestasi yang dihasilkan Maesa bukan peran saya saja, ada dukungan penuh dan doa dari orangtua anak didik dan keluarga besar Maesa Cijantung," ujar Steve.


"Maesa ini kan bagian dari tim internal klub sebesar Persija. Saya termotivasi memberikan sumbangsih untuk sepak bola ibu kota hingga Timnas Indonesia, ya apalagi kalau bukan menyumbangkan pemain," tandas pelatih berusia 32 itu seraya tersenyum.





  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa