IJL.Com- Terpeleset di tikungan terakhir fase penyisihan grup jadi pelajaran paling berharga untuk Remci guna menyongsong babak Plate Indonesia Junior League U-9. Merajut sinyal komunikasi jadi syarat mutlak jika ingin berbicara lebih banyak.
Anak-anak Remci sudah begitu pede menyongsong babak Plate IJL U-9 yang akan mulai digelar pada Minggu (27/6). Pahitnya kegagalan menembus fase Champions gegara terpeleset di tikungan terakhir sudah dilupakan untuk dipetik menjadi pelajaran berharga.
Pelatih Remci, Isra Apriadi memang sudah menegaskan akan menggunakan babak Plate sebagai wadah pelampiasan. Sebisa mungkin, tim yang bermarkas di Curug, Kabupaten Tangerang tersebut ingin menutup gelaran kompetisi dengan senyuman semringah dan kepala tegak.
"Insya Allah anak-anak sudah siap dan akan memberikan yang terbaik. Untuk kendala saya pikir tidak ada karena kami sudah sangat siap menyambut babak Plate ini," tegas Yadi.
"Persiapan bisa dibilang sudah sejak jauh-jauh hari," sambung Yadi begitu optimis.
Meski demikian, Yadi mengatakan optimisme tinggi saja tentu belum cukup. Ada catatan evaluasi selama babak penyisihan grup ia kantongi sebagai modal berbenah.
Merajut sinyal antar lini jadi PR terbesar Remci. Menurut Yadi, tim besutannya tidak bisa berharap pada agresivitas satu atau dua pemain saja di atas lapangan.
"Antisipasi perihal adanya kekurangan pasti saya lakukan agar anak-anak bisa berbicara lebih banyak di babak Plate. Tim lawan pun pasti juga melakukan persiapan matang, tapi kami memang sudah bertekad memberikan performa terbaik. Insya Allah," ujar Yadi.
"Kekurangan kami ada di masalah komunikasi antar pemain, adanya catatan tersebut tentu sudah kami perbaiki. Saya ingin Remci tampil memaksimalkan kerja sama tim daripada menonjolkan individu pemain," seru Yadi.
Saat ditanya soal sosok pemain besutannya yang diramal bisa jadi sosok pembeda di babak Plate mendatang, Yadi sebenarnya enggan "tebang pilih". Namun ibarat drama telenovela, sepak bola pun butuh aktor protagonis.
"Semua anak sama di mata saya, tidak ada yang dibedakan. Namun saya yakin sekali Muhammad Alkhwarizmi bisa jadi pembeda karena melihat semangatnya berlatih sangat luar biasa," tandas Yadi.
