Teje Junaedi Arfah: Saya Sudah Terlanjur Bangga




IJL.Com- Mimpi Abstrax FA untuk melenggang ke fase knock-out 16 Besar terpaksa pupus. Meski demikian, Teje Junaedi Arfah sudah terlanjur bangga dengan sepak terjang anak asuhnya.

Abstrax tampil dengan penuh percaya diri saat jumpa Garuda Junior pada laga terakhir babak penyisihan Grup Phenomenon, Minggu (16/6). Penampilan kolektif yang diperagakan tim asal Bintaro, Pesanggrahan itu berbuah poin penuh lewat gol tunggal yang dicetak Tegar Wibisono.

Kemenangan atas Garuda Junior memang belum bisa memenuhi misi Abstrax untuk lolos ke fase knock-out 16 Besar. Seperti diketahui pada laga sebelumnya, seteru terdekat mereka yakni Laskar Pelangi sudah memastikan satu tiket tersisa usai membungkam Pelita Jaya Soccer School.

Meski demikian, seusai peluit panjang dibunyikan, tidak ada sama sekali wajah penyesalan dari pelatih Abstrax, Teje Junaedi Arfah. Ya, sang juru taktik memang sudah terlanjur bangga dengan perjuangan anak-anak asuhnya.

"Alhamdulillah, saya pribadi sangat bersyukur anak-anak pantang menyerah dan tetap memberikan performa terbaik di atas lapangan," ujar Teje.



"Kepastian Abstrax tidak lolos itu saya tahu saat dengar kabar Pelita Jaya kalah melawan Laskar Pelangi tapi hebatnya anak-anak tidak memikirkan hasil tersebut. Kami tetap main dengan sepenuh hati dan berusaha untuk menang. Saya sudah terlanjur bangga dengan mereka," tambah Teje seraya tersenyum lepas.





Tidak ada yang perlu disesali oleh Abstrax memang. Sempat tertatih-tatih di awal kompetisi, namun pelan-pelan ada performa apik disuguhkan.

Salah satu penampilan terbaik mereka jelas ada di laga kontra Villa 2000. Momen yang paling sulit dilupakan oleh Teje manakala ia bertemu dengan gurunya, Ayadi Dogol.

Abstrax saat itu unggul dengan skor 3-1. Ganjarannya untuk Teje ia diberi label sebagai pelatih terbaik pekan ke-23.

"Jelas pertandingan melawan Villa 2000 adalah laga paling berkesan," tegasnya seraya tersenyum lebar.



Bicara soal individu pemain, Teje juga terbilang jeli meraba potensi emas anak asuh. Bukan hanya soal skill-teknik dan kematangan taktik namun juga dari sisi kacamata psikologis.

Achmad Malik misalnya, pemain yang punya energi berapi-api dan cukup tempramen kini menjadi jauh lebih tenang. Tidak salah memang Teje kekeuh memberi ban kapten untuk bek bertubuh besar tersebut.

"Malik makin hari makin dewasa dan bisa kontrol emosi. Ia sudah paham itu adalah bagian terpenting dari bermain sepak bola," jelas Teje.



"Dan satu pemain lagi yakni Tegar yang sengat pesat perkembanganya. Selalu siap meski datang dari bangku cadangan sekalipun, dia pemain pintar khususnya dalam semua situasi yang saya butuhkan sebagai solusi saat kebuntuan finishing," tutup Teje.




  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa