Teror Bola Mati Serpong Jaya




IJL.Com- Dua gol lewat skema bola mati atas Maesa Cijantung jadi kunci lolosnya Serpong Jaya ke babak perempatfinal IJL U-13. Namun kemenangan Black Panther bukannya tanpa celah.

Serpong Jaya sukses melangkah ke babak perempatfinal IJL U-13 lewat perjuangan susah-payah. Sempat ditekan Maesa pada 15 menit babak pertama, anak asuh Tedi Supriyatna mampu keluar dari tekanan dan langsung mencuri keunggulan lewat gol Randi Ilham.

Gol yang ditorehkan Randi sendiri terjadi melalui skema bola mati. Memanfaatkan kelengahan pemain Maesa, sundulan penyerang bertubuh jangkung itu membuat anak-anak Cijantung diam membisu.

Randi benar-benar hadir jadi sosok pembeda di tubuh skuat Black Panther, pergerakannya begitu efektif sebagai seorang poacher (pemantul bola). Tidak heran, dirinya selalu menjadi bahan incaran pemain lawan.

"Saya rasa wajar Randi kerap dijatuhkan karena memang dia punya peran sebagai striker tunggal di laga kemarin, praktis bola selalu mengarah ke dirinya," ujar Tedi.





Teror bola mati kembali melahirkan tuah untuk Serpong Jaya. Gol kedua, giliran game-maker mungil, Rifky Pohan yang memanfaatkan skema sepak pojok hingga tandukannya berbuah jala gawang Maesa terkoyak.

"Sebelum laga, saya memang tekankan ke anak-anak untuk dapat memanfaatkan peluang sekecil apapun. Secara keseluruhan, saya sudah puas bagaimana cara anak-anak memahami instruksi pelatih, lini belakang juga tampil disiplin sekali tanpa kompromi," ujar Tedi.



"Mungkin hanya segi fisik yang jadi catatan kami karena di akhir laga sempat agak sedikit kedodoran," sambung Tedi.



Pertandingan yang berjalan cukup keras hingga mengeluarkan tujuh kartu kuning tersebut tak ayal sempat membuat Tedi cemas. Faktor fisik ditengarai sang pelatih memang jadi penyebab anak-anak asuhnya lepas kendali.

Jumpa ASTAM di babak perempatfinal, Tedi enggan anak asuhnya larut dalam emosi berlebihan. Ya, Black Panther tak boleh gegabah.

"Ya betul itu juga jadi catatan. Sepanas apapun atmosfer di atas lapangan jangan sampai tersulut emosi, hadapi dengan kepala dingin. Jangan pula terlalu banyak melakukan protes ke wasit, fokus saja ke instruksi pelatih," ujar Tedi.



"Di babak perempatfinal nanti anak-anak harus lebih fokus, minimalisir pelanggaran yang tidak perlu apalagi di area berbahaya. Saya harap juga tidak ada kartu keluar dari kantong wasit," tandas Tedi seraya tersenyum lebar.



  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa