Titik Penalti Masih Jadi Pekerjaan Rumah untuk CISS Soccer Skill




IJL.Com- Sudah menginjakkan satu kakinya di babak play off 12 Besar, CISS Soccer Skill tidak mau besar kepala. Mereka sadar masih banyak kekurangan, catatan di pekan keenam yang lalu bisa jadi ukuran.

Sapu bersih. CISS benar-benar tampil on fire di kompetisi IJL Mayapada 2018 (U-9). Dari enam laga berjalan, kemenangan beruntun mampu mereka torehkan. Catatan 25 gol tanpa sekalipun kebobolan jadi alasan kuat anak-anak Lebak Bulus itu bisa bertengger di posisi puncak klasemen sementara Grup B Sensation.

Bicara soal peluang ke babak play off 12 Besar, CISS memang bisa dibilang sudah menginjakkan satu kakinya. Satu kemenangan saja dari empat laga sisa sudah bisa memastikan langkah Muhammad Javier Emeraldy dan kawan-kawan.

Namun CISS tak mau gegabah. Mereka sadar kini jadi bidikan tim-tim kontestan lain. Jelas, empat laga tersisa tak akan mereka buang percuma begitu saja. Konsistensi jadi alasan paling utama.

"Kami terus tingkatkan skill anak-anak masing masing individu. Alhamdulillah, tiket 12 besar sudah di depan mata tapi bukan berarti harus besar kepala karena tiap pekan lawan yang dihadapi berbeda dan pasti punya motivasi berlebih pula," terang Agus Tri Laksono.





"Namun yang pasti anak-anak CISS juga terus termotivasi pertahankan rekor kemenangan dan tidak lupa jaga gawang agar tidak kebobolan," tambah Tri seraya tersenyum.





CISS sendiri bukannya tanpa celah. Di pekan keenam kemarin contohnya, tiga kali mendapat penalti dalam dua laga saat bersua Indonesia Rising Star dan Hizbul Wathan Soccer Club, namun hasilnya tak mampu dikonversikan menjadi sebuah gol.

Hal itu pula yang disadari oleh Tri. Berkaca dari hal itu, ia justru mengaku ada banyak sisi positif dipetik anak-anak asuhannya.

"Kegagalan penalti kemarin bisa jadi pelajaran berharga buat anak-anak CISS. Kita semua tahu tidak mudah mengambil tugas tersebut, butuh mental dan skill yang kuat. Kami banyak ambil sisi positif dari kegagalan tersebut," tegas Tri.



"Sisi positif apa yang bisa diambil? Anak-anak bisa kian menikmati atmosfer pertandingan. Ketiga pemain yang kemarin gagal bisa merasakannya dan itu menurut saya cukup bagus," sambung Tri.





Jelang pekan ketujuh, Tri pun mengaku sudah melakukan evaluasi terkait kegagalan penalti tersebut. Pendekatan psikologis jadi salah cara yang ditempuh. Bahkan beberapa candaan dilemparkan agar mental pemain kembali terangkat.

"Sebelum bertanding sebenarnya kami sudah mempersiapkan nama-nama eksekutor tersebut tapi terkadang situasi di lapangan bisa mengubah semuanya," beber sang pelatih.



"Semua pemain sepak bola bisa gagal mengeksekusi penalti bahkan yang kelas dunia pun. Itulah tugas pelatih saat ini apalagi mereka masih anak-anak, butuh pendekatan personal agar bisa bangkit. Biasanya di CISS dibuat sebagai bahan candaan saja, ya tetap have fun with soccer," tandas Tri.






  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa