Warsidi Ardi: Sensasi Peras Otak




IJL.Com- Ada sensasi berbeda dirasakan Warsidi Ardi saat mengarsiteki Olympia FA di kancah Indonesia Junior League U-9. Ruang kompetisi memang yang paling dicari.

Dua pekan Indonesia Junior League U-9 musim 2020 berjalan, tim-tim berlabel "kuda hitam" sudah mulai menunjukkan batang hidungnya. Salah satunya yakni kontestan debutan asal Kota Depok, Olympia FA.

Menariknya, meski berstatus tim debutan, Olympia dibesut pelatih yang sudah punya nama harum di kancah IJL. Tidak lain tidak bukan dia adalah Warsidi Ardi.

Musim 2019 lalu, Warsidi sukses mengantarkan tim asuhannya, D'Joe United ke babak partai final IJL U-11. Ganjaran pelatih IJL All Stars pun mendarat tepat ke pelukannya.

2020 ini Warsidi mengaku ada sensasi berbeda ia rasakan. Selain masih membesut D'Joe United U-11, ia juga rela memeras otak bersama Olympia FA U-9.

"Beda, jelas sangat beda sekali tantangan yang saya dapat daripada musim lalu," buka Warsidi.



"Olympia ini seluruh materi pemainnya bisa dibilang mulai dari nol. Maklum banyak yang masih "anak mama" jadi butuh penanganan lebih tidak hanya di dalam tapi juga luar lapangan," sambung Warsidi.

"Ya hasilnya saya harus lebih peras otak, benar-benar peras otak, kadang sampai pusing tujuh keliling," tambah Warsidi seraya mencoba tersenyum.



Namun bukan Warsidi tentunya jika lari dari tantangan. Menurutnya, kompetisi IJL sudah tepat jadi wahana untuk anak-anak Olympia guna menempa diri.

"Saya selalu beranggapan, yang dibutuhkan anak-anak di usia seperti ini bukan sebuah turnamen padat dimana dalam satu hari bisa empat sampai lima laga kemudian habis," tegas Warsidi.

"Ya jelas, yang dibutuhkan adalah kompetisi. Bukan hanya pemain yang bisa belajar banyak, saya sebagai pelatih juga. Evaluasi dan koreksi tiap pekannya itu penting untuk perkembangan ke depan," tambah mantan pemain Persija Jakarta dan Arema tersebut.


Pelan-pelan, Warsidi terus berusaha memetik buah manis hasil dari ketatnya atmosfer kompetisi yang digelar IJL. Bicara pemain, ada Muhammad Zakyudin membetot perhatian.

"Zaky punya kekuatan di kaki kidalnya, tipe penyerang yang unik. Ada lima pemain lainnya punya kekuatan masing-masing untuk bisa jadi pembeda. Ya ikuti saja proses kompetisinya," tandas penghuni lini belakang Timnas Indonesia era 2000-an tersebut.


  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa