Young Warrior Rasa Timnas Belanda, Raja Tanpa Mahkota


IJL.Com- Tidak ada yang perlu disesali di balik kegagalan Young Warrior meraih tiket semifinal IJL U-9. Hapus air mata, tegakkan kepala!

Derap langkah tegap pasukan Young Warrior U-9 yang begitu gagah di babak penyisihan grup harus terhenti saat fase champions 16 Besar. Tergabung di Grup D dengan total raihan 10 poin dari tiga laga, torehan tersebut belum cukup untuk mengantarkan anak asuh Javier Roca melenggang ke fase semifinal.

Hitung-hitungan tabel klasemen akhir, Young Warrior memang punya perolehan poin sama dengan FIFA Farmel yang lolos ke semifinal. Namun soal produktivitas gol, Alvino David Felicio dan kawan-kawan harus rela mengakui keunggulan seteru terdekatnya tersebut.

Meski demikian, tidak ada yang perlu disesali sebenarnya di balik kegagalan anak-anak gladiator melaju ke babak semifinal. Tak pernah ada kata percuma, Young Warrior sudah membuktikan kapasitasnya sebagai tim jempolan bukan hanya sekadar kuda hitam.

Pasalnya, selama kompetisi IJL U-9 bergulir, Young Warrior jadi satu-satunya tim yang belum terkalahkan. Sampai akhir musim pun, rekor tersebut tidak akan pernah terhapus oleh tim lain.

Satu lagi, mereka hanya kebobolan satu gol. Praktis, ada dua rekor yang sesungguhnya sudah pantas membuat Young Warrior pulang dengan kepala tegak.

Juara di hati, raja tanpa mahkota merujuk pada sebutan untuk Timnas Belanda era 80-an, ya begitulah Young Warrior. Gladiator sudah bertarung sampai titik keringat penghabisan, hapus air mata tegakkan kepala setinggi-tingginya.

Tidak berlebihan memang rasanya menyebut Young Warrior sebagai tim juara tanpa mahkota. Lebih dari sekadar cium trofi di atas podium tertinggi, Javier Roca terbilang sudah mampu menerapkan marwah sepak bola usia dini yang sebenarnya yakni memberi jam terbang dan rotasi untuk menempa mental dan kualitas anak didik.

Di bawah mistar gawang misalnya, Young Warrior punya Arya Dwi Pratama yang bermain super heroik membendung serangan tim lawan. Jatuh bangun Arya menyelamatkan gawangnya, meski pada akhirnya ia harus takluk lewat gol apik penggawa FIFA Farmel, Rifqi Al Habsy namun tak ada yang bisa melupakan aksi ciamik Arya dengan gaya penyelamatan khasnya sambil terbang menjatuhkan badan.

Young Warrior juga punya Agra Pradipta Nugroho. Bukan ban serep, selalu siap sedia kapanpun. Teman sejati Arya meraih rekor catatan clean-sheet selama 18 pertandingan. Fantastis!

Pun jika bicara sektor lini belakang, tidak ada habisnya mengupas kinerja barisan bek flamboyan milik Young Warrior. Mulai dari Gahan Adriel Rompies, Chicho Medieta Ginting sampai Rayvano Harya yang beberapa pekan terakhir terus meroket. Sejatinya tiap kali berlaga di atas rumput hijau selalu saja ada warna baru mereka suguhkan.

Stabil, ya benteng pertahanan Young Warrior begitu stabil saat tengah dalam menekan ataupun tertekan. Soal transisi permainan, harus diakui Gahan dan kawan-kawan jadi yang terbaik di kelasnya.

Di sektor lini tengah tidak afdol rasanya jika tidak menyebut kinerja gelandang kelas pekerja Abdullah Husain. Nafas kuda Husain sudah menyihir tiap jengkal Lapangan Nirwana Park Sawangan. Mental gladiator benar-benar mengalir deras dalam darahnya.

Husain tidak sendirian, ada Raja Antam dan Rasendriya Nataazka yang kerap kali mencuri momentum dari lini kedua memanfaatkan ruang dari sisi lini sayap. Jangan heran memang nama-nama pencetak gol Young Warrior makin sulit ditebak.

Ada juga Abo, salah satu pemain serba bisa yang rajin melepaskan intersep guna memutus rantai serangan tim lawan. Begitu berani ambil keputusan, di babak fase champions 16 Besar IJL U-9 kemarin, banyak tackle krusial dibukukan.

Urusan mencetak gol jelas ada Alvino David Felicio yang jadi poros utama. Seorang pembeda sekaligus penentu, pemain dengan karakteristik "nomor punggung 10".

Terakhir, the one and only, The Princess Warrior dalam wajah ayu Claudia Scheunemann. Total tiga gol disarangkan Claudia selama berkompetisi di IJL U-9, lebih daripada sekadar mencatatkan namanya di papan skor, Claudia bisa membuktikan visinya tidak kalah dengan pemain barisan kaum adam.

Lihat dan cermati bagaimana cara Claudia memberi assist untuk rekan-rekan setimnya. Matang, berkelas dan penuh tingkat intelegensi tinggi. Jauh dari kata egois, begitulah etos kerja The Princess Warrior.

Rangkuman di atas tentu sekali lagi tidak bisa lepas dari keberanian Roca menerapkan rotasi. Jelas, anggapan Young Warrior tidak punya pemain level "bintang tujuh" yang pernah keluar dari mulutnya bukan sekadar ucapan pemanis semata.


  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa