Zee Syabany Ibrahim; Sayap Senyap Burung Hantu




IJL.Com- Wajahnya yang terbilang "baby face" berbanding terbalik dengan aksinya di atas lapangan, begitu militan namun tak sampai mengeluarkan suara bising. Jadi, jangan ragukan sepak terjang Zee Syabany Ibrahim.

Ole Gunnar Solskjaer, bagi fans berat Manchester United namanya tentu sudah punya tempat tersendiri. Berseragam The Red Devils dari 1996-2007, julukan The Baby-face Asassin melekat untuk pria berdarah Norwegia tersebut.

Bukannya tanpa sebab julukan itu melekat dalam diri Solskjaer. Wajahnya yang terbilang imut laksana bayi tanpa dosa berbanding terbalik dengan terornya di depan gawang lawan, tercatat ada 91 gol dari 235 laga bersama The Red Devils. Paling diingat tentunya adalah aksi monumentalnya saat bersua Bayern Muenchen pada final Liga Champions 1999.





Tidak mau kalah, Maesa Cijantung pun punya sosok pemain baby-face dalam diri Zee Syabany Ibrahim. Bedanya dengan Solskjaer, Zee terbiasa beroperasi di sektor belakang.

"Baru sekitar dua tahun Zee gabung di Maesa. Saya dengar dari orangtuanya kalau posisi anak ini sebelumnya adalah seorang striker atau lebih tepatnya penyerang sayap," buka sang pelatih, Warya Sunarya.



Mengawal lini belakang Maesa, dua kali berturut-turut Zee masuk dalam rilisan susunan pemain terbaik IJL Mayapada tiap pekannya. Konsistensi sekaligus gaya permainannya di atas lapangan memang kerap jadi pembeda untuk skuat Si Burung Hantu, julukan anak-anak Cijantung.

Faktanya, semua itu berawal dari perjudian Arya. Kelangkaan pemain dengan karakteristik bertahan di Maesa Cijantung membuat dirinya "terpaksa" menggeser posisi Zee.

Hasilnya justru berimbas positif. Zee semakin menjadi-jadi dengan tugasnya sebagai seorang bek sayap modern sejauh ini.



Tidak jarang Zee melakukan overlap, nalurinya yang pernah mengisi pos penyerang sayap bisa jadi salah satu penyebabnya. Transisi dari menyerang ke bertahan pun patut diacungi jempol, terbilang sangat telaten mengimbangi efektivitas pergerakan sang kolega, Saubyhaky Putra Pratama. 

Ibarat kepakan sayap seekor burung hantu, Zee bergerak tanpa suara kala meluncur menerkam mangsanya. Begitu senyap bak operasi intelijen.

"Kebetulan waktu sedang latihan di posisi bek kanan Maesa masih sedikit ada kelemahan karena pemain inti kami keluar, jadi saat itu saya coba Zee untuk mengisi tugas tersebut," terang Arya.



"Alhamdulillah karakter Zee cocok dengan pilihan yang saya mau, ia rajin bantu overlap untuk menyerang layaknya seorang bek modern. Sampai saat ini Zee pun nyaman di posisinya, terkadang saya juga coba dia main di sektor kiri," ujar Arya lagi.



Arya memang mengaku beruntung memiliki pemain seperti Zee. Persona sang anak asuh yang terbilang supel cukup memudahkan tugasnya meracik formula di atas lapangan.

"Tidak sulit, karena Zee tipikal pemain yg selalu mau belajar jadi dimanapun ia diberi kepercayaan maka akan dengan senang hati menerima keputusan pelatih," ujar Arya.





"Zee termasuk pemain yang mudah bergaul juga berbaur dengan rekan-rekan setimnya, begitu juga ketika ada pemain baru, Zee pintar beradaptasi," tandas Arya.



Gerak-gerik Zee akan kembali diuji akhir pekan nanti kontra Java Soccer Academy. Terbilang menarik karena ia akan berhadapan dengan winger berpostur besar di tim lawan dalam diri M Izzat Zufry ataupun Rajendra Alvipradana.




  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa