Zenith Kenzy; Pelipur Lara, Penjaga Asa




IJL.Com- Zenith Kenzy Daffa Andicasnoto buka soal performa gemilangnya di laga kontra CISS Soccer Skill. Pelipur lara sekaligus penjaga asa Java Soccer Academy.

Jika bukan karena Zenith Kenzy Daffa Andicasnoto bisa jadi CISS Soccer Skill akan pulang dengan lebih dari dua gol kala jumpa Java Soccer Academy. Bicara fakta di atas lapangan, penampilan kiper bernomor punggung 21 itu memang sudah terlanjur banyak mengundang decak kagum sejak peluit pertama dibunyikan.

Ya, ada banyak save fenomenal dibukukan Kenzy. Bisa dibilang, babak pertama pemain CISS ia buat begitu diliputi rasa frustrasi.

"Sebenarnya saya puas dengan performa di laga kemarin tapi tidak sampai 100 persen. Seharusnya bisa lebih baik yaitu clean-sheet," ujar Kenzy.



"Tapi ya hasil kan sudah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa," sambung Kenzy seraya tersenyum.



Meski ada banyak pujian mengalir, Kenzy sendiri ogah cepat besar kepala. Menurutnya, ia tidak akan bisa bermain apik tanpa kerja keras rekan-rekan setimnya.

Utamanya peran sahabatnya sendiri yaitu Izzat Zufry. Di laga kemarin, Izzat yang notabene adalah seorang winger haus gol sampai harus turun jauh ke belakang demi melindungi pertahanan JSA dari badai serangan CISS.

"Saya tidak akan bisa bermain bagus seperti kemarin kalau bukan karena support pelatih dan kapten tim sekaligus teman sekolah saya yaitu Izzat Zufry," tegas Kenzy.



Bicara posisinya di Java Soccer Academy, Kenzy memang sudah terlanjur jatuh cinta dengan perannya sebagai seorang kiper. Bayangkan, dari sejak usia tiga tahun ia sudah akrab dengan mistar gawang.

Meski demikian, bukan hanya sekadar gaya-gayaan Kenzy jatuh bangun mengawal gawangnya dari kebobolan. Di balik derasnya arus serangan lawan ia belajar arti sebuah nilai kehidupan.

"Dari kenal sepak bola memang sudah mulai suka menjadi kiper, baru di usia tujuh tahun mulai fokus," ujar pemain yang gabung di Java Soccer Academy sejak 2017 itu.



"Sebenarnya tujuan saya menjadi kiper hanyalah untuk menyiapkan fisik dan mental agar ke depannya saya punya refleks yang bagus dan itu bisa berguna untuk melindungi teman, keluarga dan orang-orang yang saya cintai," ungkap Kenzy. 



Sebagai seorang penjaga gawang, Kenzy memang punya modal bagus terutama dari sisi postur tubuh. Walaupun demikian, ia tidak ingin ada anggapan "gede badan doang".

"Saya bangga mempunyai postur badan setinggi 177 sentimeter namun refleks dan kekuatan mental sebagai kiper juga menetukan hasil," tegas Kenzy.

"Memang lebih mudah untuk menepis bola atas dengan postur yang tinggi namun saat ada serangan bawah hanya kecepatan kaki yang saya bisa andalkan," terang fans berat kiper Barcelona, Marc Andre Ter Stegen itu.



Kekalahan dari CISS praktis membuat Java harus rela menutup tiga laga berturut-turut dengan hasil minor. Harus diakui pasca kemenangan atas Stoni Indonesia di pekan perdana, tim asal Halimperdanakusuma itu seperti kehabisan bensin.

Namun tidak ada kata terlambat dalam kamus Kenzy. Ia sendiri yakin Java tetap bisa jadi tim underdog yang tidak henti mencuri perhatian.

"Kualitas pemain lawan yang saya hadapi makin sangat kuat dan juga bagus. Skill individu maupun tim mereka juga sangat luar biasa tetapi itu bukan halangan untuk saya. Latihan, latihan dan latihan karena doa ditambah usaha, kerja keras dan semangat akan berujung hasil memuaskan," tutur Kenzy.

"Walaupun JSA terbilang tim debutan yang baru, kami tidak akan menyerah," tutupnya.






  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa