Andhika Bahtera: Buka Rekening Bermodal Dada




IJL.Com- Andhika Bahtera akhirnya bisa merasakan betapa nikmatnya melukiskan nama di papan skor. Mencocor si kulit bundar dengan dada, rekening gol terbuka juga. 

Misi Sparta untuk mengantongi tiket semi-final Indonesia Junior League U-13 berjalan mulus. Jumpa Pelita Jaya Soccer School, tim yang bermarkas di Limo, Kota Depok itu unggul dengan skor telak 4-0.

Hasil tersebut sekaligus menggenapkan kampanye 'sweet revenge' Sparta. Seperti diketahui, di fase penyisihan grup, mereka harus rela takluk dari Pelita dengan skor tipis 0-1.

Keran gol kemenangan Sparta mengalir dari aksi Andhika Bahtera di menit ketujuh. Bukan menggunakan sepakan kaki atau tandukan kepala namun lewat sebidang dada yang membuat si kulit bundar bersarang di gawang Pelita. 

"Umpannya sangat manis dan matang, saya hanya tinggal meneruskan saja. Kebetulan gawang juga sudah kosong," ujar Dika seraya merendah. 

"Jujur kaget sekali bisa bikin gol, ini untuk pertama kalinya di IJL. Lega juga karena posisi saya kan penyerang," sambung Dika. 



Dibanding rekan-rekan setimnya di sektor lini depan Sparta seperti Fairuz Farhan, M Erhan Abu Fathir sampai Fawaz Fauzan, Dika memang terbilang "telat" melukiskan nama pada papan skor. Namun rezeki tidak akan pernah tertukar, rekening pun terbuka seiring semakin sengitnya arus kompetisi. 

Memang di atas lapangan, Dika bukan tipe striker dengan daya jelajah eksplosif seperti ketiga rekannya tersebut. Namun kecerdikannya mencari ruang jelas tak bisa dipandang sebelah mata. 

"Oh iya itu pastinya membuat saya lebih terpacu untuk semakin giat berlatih. Istilahnya tidak mau terlalu lama ketinggalan," ujar Dika seraya tersenyum. 

"Gol ini saya persembahkan untuk keluarga dan juga rekan-rekan setim. Dukungan orangtua sangat luar biasa, semisal sederhana saja seperti membelikan saya sepatu bola," tambah fans berat striker Timnas Polandia dan Bayern Muenchen, Robert Lewandowski tersebut. 



Bersyukur dengan hal-hal kecil membuat mata Dika menjadi jauh lebih terbuka. Meski sepatu bola adalah benda mati, ia meyakini ada doa-doa tersirat orangtua dari balik seperangkat senjata tempur. 

"Kalau meminta sesuatu ke orangtua, saya selalu dibiasakan supaya berjuang dahulu. Sepatu bola misalnya, ga boleh sembarangan minta ganti kecuali kalau benar-benar sudah sempit. Tunjukkan dulu semangat berlatih dan bertanding," tutur Dika. 

"Satu lagi, jangan pernah cepat puas. Selalu yakin bisa main lebih bagus lagi," seru Dika. 



Di babak semifinal, Sparta akan berjumpa GRT. Pada babak penyisihan grup, keduanya sudah pernah saling bentrok dimana Dika dan kawan-kawan unggul cukup meyakinkan lewat skor 3-1.

"Coach Husen sudah meminta kami untuk tampil all-out dibanding laga-laga sebelumya. Mulai hari ini, semua pertandingan adalah final," tegas Dika. 



"Kami sudah pernah merasakan yang namanya kekalahan. Jadi coach Husen selalu mengingatkan jangan ulangi lagi menggangap remeh lawan," tandas Dika. 



  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa